
ro2blog.blogspot.com - seringkali kita berada diposisi menjustifikasi orang lain, tak begitu banyak yg kita tahu tentang kehidupannya, tapi dgn mudah kita menuduhnya dgn stigma yg tak pantas.ketika tetangga tak pernah ke masjid, kita beranggapan beliau orang yg jarang sholat.kita merasa diri paling sholeh karena tiap waktu sholat dimasjid.padahal.. mungkin saja tetangga kita itu jarang ada dirumah, mungkin saja tetangga kita itu memiliki penyakit sendi dimana dia tak kuat berjalan ke masjid yg letaknya memang agak jauh.
ketika kita akan meminjam uang kepada saudara, ternyata saudara tak memberi pinjaman sepeser pun, dlm hati kita berkata saudara kita bakhil, padahal... mungkin saudara yg kita anggap punya uang itu ternyata memiliki utang yg besar dan dia sedang bingung bagaimana caranya untk melunasi utang-utangnya.
ketika orang lain tak pernah datang ke pengajian rutin mingguan, kita berprasangka orang itu tak mau diajak kepada kebaikan, tak mau bergaul dgn masyarakat sekitar.padahal.. orang itu memiliki anak kecil yg rewel yg tak betah berlama-lama diam disuatu tempat.
ketika berpapasan dgn orang yg kita kenal tapi ternyata orang itu tak membalas sapaan kita, bahkan senyum pun tidak.dalam hati kita gondok, kita berprasangka orang itu sombong, padahal mungkin saja orang itu sedang bersedih / sedang mengalami masalah besar sehingga pikirannya tak fokus.

alkisah... seorang sufi bernama ibrahim bin adham bin manshur al-'ijli (ada yg mengatakan attamimi), dikenal jg dgn nama abu ishaq al-balkhi.sufi yg taat ni suatu hari pergi ke sebuah pantai, pandangannya terpaku pd seorang pemuda yg sedang bercengkrama dgn seorang perempuan, begitu akrab dan mesra, obrolan mereka begitu hangat sesekali mereka berpelukan dan saling mencium pipi.
disamping pemuda tadi terlihat botol-botol minuman, ibrahim bin adham terkesima, begitu mudahnya manusia berbuat maksiat, berduaan dgn perempuan dlm keadaan mabuk pula, didepan khalayak ramai merasa tak ada dosa berlaku seperti itu.begitu kata ibrahim bin adham dlm hati.tiba-tiba saja ditengah laut terlihat gelombang yg besar, pengunjung pantai pun berhamburan menyelamatkan diri, berusaha mencapai daratan menjauhi pantai, tapi naas ada lima orang pria yg terbawa arus, seketika pemuda mabuk tadi berlari berenang mencoba menyelamatkan mereka, satu persatu mereka berhasil diselamatkan oleh pemuda itu, kecuali satu orang.dan ibrahim bin adham hanya berdiri mematung jauh dari tepi pantai karena tak bisa berenang.

pemuda itu menghampiri ibrahim bin adham, seolah dia bisa membaca pikirannya...
"wahai sufi.. aku sudah menyelamatkan empat orang nyawa, seharusnya tadi kau selamatkan pria yg satunya lagi.perempuan yg bersamaku adlh ibuku, kami sudah lama tak bertemu sehingga kami bertemu disini dan melepas kangen.dan botol-botol itu bukanlah minuman keras, itu hanya botol yg berisi air putih"
ibrahim bin adham pun menyesali prasangka buruknya terhadap pemuda tadi, ibrahim bin adham hanya mampu berdiam diri ketika pemuda itu begitu cekatan menerjang ombak untk menolong orang lain.lelaki yg telah dianggap ahli maksiat itu ternyata bisa berbuat lebih baik dibandingkan dgn orang yg sudah dianggap ahli ibadah.begitu pikir ibrahim bin adham.seketika sang sufi menyesal dan bertaubat, kejadian tersebut begitu membekas dihatinya hingga beliau wafat, seorang yg ahli ibadah saja bisa terjebak dlm perangkap itu, bagaimana dgn kita?
persaudaraan.. pertemanan.. bisa hancur dgn salah persepsi, saling mencurigai dan prasangka buruk.ketika seseorang berprasangka buruk dan sangkaannya itu benar maka dia tak mendapatkan apa-apa, jika sangkaannya salah maka berdosalah dia.ketika kita berprasangka buruk terhadap seseorang, maka akan lahirlah rasa tak percaya, rasa curiga, dan hilanglah amal-amal baik orang tersebut dimata kita.dan tanpa disadari kita akan merasa menjadi manusia yg paling benar, superior, anti kritik dan pemilik kebenaran, betapa berbahayanya.
rosul mengingatkan kita "berhati-hatilah kalian dari berprasangka buruk, karena prasangka buruk adlh sedusta-dustanya ucapan, janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci, jadilah kalian sebagai hamba Allah yg bersaudara" (hr.bukhori).
bergaul dgn siapapun, bertemu dgn siapapun seharusnya menjadikan diri kita lebih baik lagi, diawali dgn berprasangka baik.bertemu dgn anak kecil berprasangka baiklah, bisa jadi anak kecil itu lebih baik dari kita, karena anak kecil belum memiliki dosa, berbeda dgn kita yg sudah bergelimang dosa.berpikir hal-hal positif melahirkan prasangka yg positif juga, yuk ah kita buang saja pikiran-pikiran buruk itu, agar prasangka kita pun menjadi prasangka yg positif.damailah duniaku....
#selfreminder #hikmah #ibrahimbinadham
sumber gambar:
gambar 1: alhikmah.com
gambar 2: jejakislam.com
gambar 3: gamaufiz.com
other source : http://viva.co.id, http://flickr.com, http://al-khor.blogspot.com
0 Response to "Jauhi prasangka buruk - pahlawan"
Post a Comment