
ro2blog.blogspot.com - Berbicara tentang penyebab musibah yg menimpa umat Islam, sering kita dapati para pakar dan para ahli hanya berbicara dlm tataran teknis / lingkup yg ditangkap panca indera saja, padahal ada faktor non teknis yg bisa jadi tak tertangkap oleh indera manusia tapi itulah penyebab utamanya, yaitu dosa. Allah Ta’ala berfirman, ÙَÙ َا Ø£َصَابَÙُÙ ْ Ù ِÙْ Ù ُصِÙØ¨َØ©ٍ ÙَبِÙ َا Ùَسَبَتْ Ø£َÙْدِÙÙُÙ ْ Dan apa saja musibah yg menimpa kamu maka adlh disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syuraa: 30) Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Ù َا ÙُزِّÙَ بَÙØ§َØ¡ٌ Ø¥ِÙØ§َّ بِذَÙْبٍ ÙَÙØ§َ رُÙِعَ بَÙØ§َØ¡ٌ Ø¥ِÙØ§َّ بِتَÙْبَØ©ٍ Tidaklah musibah turun melainkan karena dosa. Dan musibah tersebut tak hilang melainkan dgn taubat. (al-Jawabul Kafi, Hal. 87). Sama halnya dgn kehancuran sebuah negeri, para pengamat dan sejarawan hanya berbicara pd permasalah pemimpin yg lemah, ekonomi yg morat-marit, bencana alam, dll. padahal ada penyebab yg utama yg menimbulkan penyebab-penyebab di atas, yaitu dosa-dosa yg dilakukan oleh penduduk negeri tersebut. Masyarakatnya adlh orang-orang yg berbuat kemaksiatan, bukan berdakwah dan melakukan perbaikan, mereka malah melupakan agama Allah. AllahTa’ala berfirman, ÙَÙ َا ÙَاÙَ رَبُّÙَ ÙِÙُÙْÙِÙَ اÙْÙُرَÙٰ بِظُÙْÙ ٍ ÙَØ£َÙْÙُÙَا Ù ُصْÙِØُÙÙَ Dan Tuhanmu sekali-kali tak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yg berbuat kebaikan. (QS. Hud: 117) Hal itu pula yg terjadi di Andalusia, peradaban Islam yg berusia kurang lebih 800 tahun itu akhirnya hancur dgn runtuhnya Kerajaan Granada. Penduduk Andalusia kala itu melupakan Allah, jauh dari ketaatan kepada-Nya, dan sibuk dgn memperebutkan singgasana. Lalu, apa yg menyebabkan mereka melupakan aturan Allah? Mungkin tak ada yg menyangka penyebab lalainya penduduk Andalusia ini, karena penyebab ni begitu akrab dlm kehidupan kita sehari-hari, penyebabnya ialah musik. Ya, penduduk Andalusia disibukkan dgn mendengar musik. Musik telah mengalahkan bacaan Alquran mereka, mengalahkan bacaan hadis-hadis mereka, dan melupakan dari menadabburi ayat-ayat Allah Ta’ala. Orang yg membawa musik ke tanah Andalusia adlh Abu al-Hasan Ali bin Nafi’ (789-857) / yg lebih dikenal dgn Ziryab. Siapakah Ziryab? Ziryab adlh seorang Persia / Kurdi yg pd awalnya tinggal dan bekerja di Irak lalu tinggal di Andalusia selama 30 tahun. Ia seorang musisi, penggubah lagu, ahli kosmetik, kuliner, fesyen, dan jg menguasai beberapa cabang ilmu pasti. Orang-orang Eropa mengenal Ziryab sebagai bapak kebudayaan. Kalau hari ni kita gambarkan Ziryab, maka ia layaknya seorang selebriti. Orang-orang memperhatikannya dlm hal mode pakaian, gaya rambut, dan tren kuliner. Ia membuat tren warna dan model pakaian harus mengikuti musim-musim tertentu. Hari ni kita lihat orang-orang meniru tren Ziryab dgn istilah pakaian musim dingin, musim panas, / musim semi. Ziryab jg mengubah kebiasaan bagaimana sebuah makanan itu dihidangkan / disantap. Tidak ada seorang pun di Eropa / di Andalusia secara khusus yg peduli tentang penyajian makanan, dahulu orang-orang menyajikan semua makanan dlm waktu yg sama. Ziryab membaginya menjadi tiga bagian dgn menu-menu yg menyesuaikan. Hari ni kita kenal dgn istilah hidangan pembuka (appetizer), hidangan utama (main course), dan makanan penutup (dessert). Demikian jg dgn gaya rambut, ia membuat tren laki-laki tatanan rambutnya pendek dan rapi, sementara perempuan berambut lebih panjang dan berponi. Sebagian dari kita mungkin menyangka tatanan modern dlm berpakaian, kuliner, dan gaya rambut masyarakat Eropa saat ni adlh budaya yg terlahir dari kebiasaan mereka sendiri. Kalau Anda menyangka demikian, maka itu adlh kekeliruan. Kebiasaan tersebut terlahir dari seorang muslim yg berasal dari Baghdad, yaitu Ziryab. Bahkan Ziryab mengajarkan masyarakat Eropa menggunakan deodoran, pasta gigi, dan shampo. Mengajarkan Musik Setelah menyebutkan nilai-nilai peradaban yg Ziryab ajarkan kepada masyarakat Eropa, ada hal lain yg ia sebarkan di tengah peradaban muslim Eropa dan masyarakat benua biru itu secara umum, yaitu musik.Ketika datang ke Spanyol, Ziryab mendapatkan sambutan hangat dari pemerintah Daulah Bani Umayyah II di sana. Lalu ia pun mendirikan sekolah musik di wilayah kerajaan tersebut. Ia sangat pandai memainkan alat-alat musik, baik alat musik tradisional Arab maupun tradisional daerah setempat. Melihat sosok Ziryab yg mampu menghibur dgn musiknya, memiliki penampilan yg trendi, mengajarkan cara menikmati makanan yg lebih menyenangkan dll. membuat masyarakat saat itu kagum dan memiliki kecenderungan hati kepadanya. Jangankan orang-orang yg hidup saat itu, tatkala mendengar apa yg diajarkan Ziryab kepada masyarakat Eropa sehingga peradaban Eropa seperti sekarang ini, mungkin di antara kita mulai mengaguminya, padahal apa yg diajarkan Ziryab bukanlah sesuatu yg sifatnya darurat, artinya peradaban manusia tak punah jika tak mengetahui apa yg Ziryab ajarkan. Tidak sehebat apa yg ilmuan-ilmuan Islam lainnya ajarkan. Kekaguman tersebut membuat masyarakat mulai meninggalkan membaca Alquran / berkurang dari biasanya, demikian jg membaca hadis, dan kisah-kisah para ulama yg shaleh. Mereka mulai sibuk dgn music tersebut. Kebiasaan ni kemudian turun-temurun terwarisi hingga lemahlah umat Islam dan semakin tak mengetahui ajaran agama mereka. Peristiwa demi peristiwa terjadi dlm sejarah Islam di Andaluisa; berpecah-pecahnya Daulah Umayyah II yg dahulu menjadi satu-satunya kerajaan Islam di Spanyol menjadi Negara-negara kecil / tha-ifah. Beberapa di antaranya kemudian dikuasai oleh Kerajaan Kristen Eropa. Puncaknya, musibah itu disempurnakan dgn runtuhnya Kerajaan Granada. Apakah Mendengarkan Musik Berdosa? Allah Ta’ala berfirman, ÙَÙ ِÙَ اÙÙَّاسِ Ù َÙْ ÙَØ´ْتَرِÙ ÙَÙْÙَ اÙْØَدِÙØ«ِ ÙِÙُضِÙَّ عَÙْ سَبِÙÙِ اÙÙَّÙِ بِغَÙْرِ عِÙْÙ ٍ ÙَÙَتَّØ®ِذَÙَا ÙُزُÙًا Ø£ُÙÙَئِÙَ ÙَÙُÙ ْ عَذَابٌ Ù ُÙِÙÙٌ ÙَØ¥ِذَا تُتْÙَ٠عَÙَÙْÙِ Ø¢ÙَاتُÙَا ÙَÙَّÙ Ù ُسْتَÙْبِرًا ÙَØ£َÙْ ÙَÙ ْ ÙَسْÙ َعْÙَا ÙَØ£َÙَّ Ùِ٠أُذُÙَÙْÙِ ÙَÙْرًا ÙَبَØ´ِّرْÙُ بِعَذَابٍ Ø£َÙِÙÙ ٍ Dan di antara manusia (ada) orang yg mempergunakan perkataan yg tak berguna untk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yg menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dgn menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dgn azab yg pedih. (QS. Luqman: 6-7) Ibnu Mas’ud ditanya mengenai tafsir ayat tersebut, lantas beliau -radhiyallahu ‘anhu- berkata, Ø§ÙØºِÙَاءُ، ÙَاÙَّذِÙ ÙØ§َ Ø¥ِÙَÙَ Ø¥ِÙØ§َّ ÙُÙَ، ÙُرَدِّدُÙَا Ø«َÙØ§َØ« َÙ َرَّاتٍ. Yang dimaksud adlh nyanyian, demi Dzat yg tak ada ilah (sesembahan) yg berhak diibadahi selain Dia. Beliau menyebutkan makna tersebut sebanyak tiga kali. (Jami’ul Bayan fii Ta’wilil Qur’an, 20: 127) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ÙَÙَÙُÙÙَÙَّ Ù ِÙْ Ø£ُÙ َّتِ٠أَÙْÙَا٠ٌ ÙَسْتَØِÙُّÙÙَ اÙْØِرَ ÙَاÙْØَرِÙØ±َ ÙَاÙْØ®َÙ ْرَ ÙَاÙْÙ َعَازِÙَ Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yg menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik… (HR. Bukhari) Umar bin Abdul Aziz pernah menulis surat kepada guru yg mengajarkan anaknya, isinya adalah, Hendaklah yg pertama kali diyakini oleh anak-anakku dari budi pekertimu adlh kebencianmu pd nyanyian. Karena nyanyian itu berasal dari setan dan ujung akhirnya adlh murka Allah. Aku mengetahui dari para ulama yg terpercaya bahwa mendengarkan nyanyian dan alat musik serta gandrung padanya hanya akan menumbuhkan kemunafikan dlm hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan. Demi Allah, menjaga diri dgn meninggalkan nyanyian sebenarnya lebih mudah bagi orang yg memiliki kecerdasan daripada bercokolnya kemunafikan dlm hati. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, اÙÙَّÙُÙ َّ Ø¥Ùَّا Ø£َÙْ ÙَÙُÙÙَ Ùِ٠سَÙ َاعِÙِ ضَرَرٌ دِÙÙِÙٌّ Ùَا ÙَÙْدَÙِعُ Ø¥Ùَّا بِØ§ÙØ³َّدِّ Demi Allah, bahkan mendengarkan nyanyian (atau alat musik) adlh bahaya yg mengerikan pd agama seseorang, tak ada cara lain selain dgn menutup jalan agar tak mendengarnya. (Majmu’ Al Fatawa, 11:567) Penutup Tentu ada dosa-dosa lainnya yg menyebabkan runtuhnya Islam di Spanyol, tapi musik memiliki peranan penting yg menjauhkan umat dari agamanya. Umat Islam tak tahu mana tauhid dan mana syirik karena mereka tak mempelajari agamanya. Tidak tahu tata cara ibadah yg benar, dll. Apakah benar musik melalaikan dari mengingat Allah, Alquran, hadis, dan mempelajari agama? Silahkan kita jawab dgn amalan kita sehari-hari, manakah yg lebih banyak kita dengar / hafal? Nyanyian, Alquran ataukah hadis? Banyak orang tertawa, merinding, terenyuh, bahkan menangis ketika mendengar musik, tapi sedikit yg merasakan hal yg sama ketika mendengarkan Alquran.
Sumber:
- Muqaddimah Ibnu Khaldun
- www.saudiaramcoworld.com/issue/200407/flight.of.the.blackbird-.compilation.htm
- muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/saatnya-meninggalkan-musik.html
source : http://hipwee.com, http://stackoverflow.com
0 Response to "[Olahraga] Musik Menyebabkan Runtuhnya Islam di Andalusia"
Post a Comment