This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Berita keren] khutbah Jum'at: Pemimpin-Pemimpin yang Menyeru ke Neraka dan Munafiqin yang Pandai Bicara

khutbah Jum'at: Pemimpin-Pemimpin yang Menyeru ke Neraka dan Munafiqin yang Pandai Bicara
ro2blog.blogspot.com - Oleh Hartono Ahmad Jaiz
Ø¥ِÙ†ّ الْØ­َÙ…ْدَ ِللهِ Ù†َØ­ْÙ…َدُÙ‡ُ ÙˆَÙ†َسْتَعِÙŠْÙ†ُÙ‡ُ ÙˆَÙ†َسْتَغْفِرُÙ‡ُ ÙˆَÙ†َعُÙˆْذُ بِاللهِ Ù…ِÙ†ْ Ø´ُرُÙˆْرِ Ø£َÙ†ْفُسِÙ†َا ÙˆَسَÙŠّئَاتِ Ø£َعْÙ…َالِÙ†َا Ù…َÙ†ْ ÙŠَÙ‡ْدِÙ‡ِ اللهُ فَلاَ Ù…ُضِÙ„ّ Ù„َÙ‡ُ ÙˆَÙ…َÙ†ْ ÙŠُضْÙ„ِÙ„ْ فَلاَ Ù‡َادِÙŠَ Ù„َÙ‡ُ Ø£َØ´ْÙ‡َدُ Ø£َÙ†ْ لاَ Ø¥ِلهَ Ø¥ِلاّ اللهُ ÙˆَØ£َØ´ْÙ‡َدُ Ø£َÙ†ّ Ù…ُØ­َÙ…ّدًا عَبْدُÙ‡ُ ÙˆَرَسُÙˆْÙ„ُÙ‡ُ
اَللهُÙ…ّ صَÙ„ّ ÙˆَسَÙ„ّÙ…ْ عَلى Ù…ُØ­َÙ…ّدٍ Ùˆَعَلى آلِÙ‡ِ ÙˆِØ£َصْØ­َابِÙ‡ِ ÙˆَÙ…َÙ†ْ تَبِعَÙ‡ُÙ…ْ بِØ¥ِØ­ْسَانٍ Ø¥ِÙ„َÙ‰ ÙŠَÙˆْÙ…ِ الدّÙŠْÙ†.
ÙŠَاأَÙŠّÙ‡َا الّذَÙŠْÙ†َ آمَÙ†ُÙˆْا اتّÙ‚ُوا اللهَ Ø­َÙ‚ّ تُÙ‚َاتِÙ‡ِ Ùˆَلاَ تَÙ…ُÙˆْتُÙ†ّ Ø¥ِلاّ ÙˆَØ£َÙ†ْتُÙ…ْ Ù…ُسْÙ„ِÙ…ُÙˆْÙ†َ

ÙŠَاأَÙŠّÙ‡َا النَاسُ اتّÙ‚ُÙˆْا رَبّÙƒُÙ…ُ الّذِÙŠ Ø®َÙ„َÙ‚َÙƒُÙ…ْ Ù…ِÙ†ْ Ù†َفْسٍ ÙˆَاحِدَØ©ٍ ÙˆَØ®َÙ„َÙ‚َ Ù…ِÙ†ْÙ‡َا زَÙˆْجَÙ‡َا ÙˆَبَØ«ّ Ù…ِÙ†ْÙ‡ُÙ…َا رِجَالاً ÙƒَØ«ِÙŠْرًا ÙˆَÙ†ِسَاءً ÙˆَاتّÙ‚ُوا اللهَ الَذِÙŠ تَسَاءَÙ„ُÙˆْÙ†َ بِÙ‡ِ ÙˆَاْلأَرْØ­َام َ Ø¥ِÙ†ّ اللهَ Ùƒَانَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ رَÙ‚ِÙŠْبًا
ÙŠَاأَÙŠّÙ‡َا الّذِÙŠْÙ†َ آمَÙ†ُÙˆْا اتّÙ‚ُوا اللهَ ÙˆَÙ‚ُÙˆْÙ„ُÙˆْا Ù‚َÙˆْلاً سَدِÙŠْدًا ÙŠُصْÙ„ِØ­ْ Ù„َÙƒُÙ…ْ Ø£َعْÙ…َالَÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙŠَغْفِرْÙ„َÙƒُÙ…ْ ذُÙ†ُÙˆْبَÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙ…َÙ†ْ ÙŠُØ·ِعِ اللهَ ÙˆَرَسُÙˆْÙ„َÙ‡ُ فَÙ‚َدْ فَازَ فَÙˆْزًا عَظِÙŠْÙ…ًا، Ø£َÙ…ّا بَعْدُ …

فَØ£ِÙ†ّ Ø£َصْدَÙ‚َ الْØ­َدِÙŠْØ«ِ Ùƒِتَابُ اللهِ، ÙˆَØ®َÙŠْرَ الْÙ‡َدْÙ‰ِ Ù‡َدْÙ‰ُ Ù…ُØ­َÙ…ّدٍ صَÙ„ّÙ‰ الله عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„ّÙ…َ، ÙˆَØ´َرّ اْلأُÙ…ُÙˆْرِ Ù…ُØ­ْدَØ«َاتُÙ‡َا، ÙˆَÙƒُÙ„ّ Ù…ُØ­ْدَØ«َØ©ٍ بِدْعَØ©ٌ ÙˆَÙƒُÙ„ّ بِدْعَØ©ٍ ضَلاَÙ„َØ©ً، ÙˆَÙƒُÙ„ّ ضَلاَÙ„َØ©ِ فِÙŠ النّارِ. Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yg telah berkenan memberikan berbagai keni’matan bahkan hidayah kepada kita. Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan untk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yg setia dgn baik sampai akhir zaman. Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dgn sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi larangan-laranganNya. Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, ada peringatan dari Allah Ta’ala mengenai lakon Fir’aun dan wadyabalanya, di antaranya Allah firmankan dlm Al-Qur’an sebagai berikut: ÙˆَاسْتَÙƒْبَرَ Ù‡ُÙˆَ ÙˆَجُÙ†ُودُÙ‡ُ فِÙŠ الْØ£َرْضِ بِغَÙŠْرِ الْØ­َÙ‚ِّ ÙˆَظَÙ†ُّوا Ø£َÙ†َّÙ‡ُÙ…ْ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ†َا Ù„َا ÙŠُرْجَعُونَ (39) فَØ£َØ®َذْÙ†َاهُ ÙˆَجُÙ†ُودَÙ‡ُ فَÙ†َبَذْÙ†َاهُÙ…ْ فِÙŠ الْÙŠَÙ…ِّ فَانْظُرْ ÙƒَÙŠْفَ Ùƒَانَ عَاقِبَØ©ُ الظَّالِÙ…ِينَ (40) ÙˆَجَعَÙ„ْÙ†َاهُÙ…ْ Ø£َئِÙ…َّØ©ً ÙŠَدْعُونَ Ø¥ِÙ„َÙ‰ النَّارِ ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ الْÙ‚ِÙŠَامَØ©ِ Ù„َا ÙŠُÙ†ْصَرُونَ (41) ÙˆَØ£َتْبَعْÙ†َاهُÙ…ْ فِÙŠ Ù‡َذِÙ‡ِ الدُّÙ†ْÙŠَا Ù„َعْÙ†َØ©ً ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ الْÙ‚ِÙŠَامَØ©ِ Ù‡ُÙ…ْ Ù…ِÙ†َ الْÙ…َÙ‚ْبُوحِينَ [القصص/39-42]
  1. dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yg benar dan mereka menyangka bahwa mereka tak akan dikembalikan kepada Kami. 40. Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dlm laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yg zalim. 41. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yg menyeru (manusia) ke neraka dan pd hari kiamat mereka tak akan ditolong. 42. Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pd hari kiamat mereka termasuk orang-orang yg dijauhkan (dari rahmat Allah).(QS Al-Qashash/ 28: 39-42).
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, ayat-ayat tersebut adlh kisah nyata, peringatan kepada manusia bahwa Fir’aun dan wadya balanya yg angkuh itu telah dibinasakan oleh Allah Ta’ala. Di dunia ni pun dilaknat, sedang di akherat dijauhkan dari rahmat. Imam Abu Bakar Al-Jazairi dlm tafsirnya Aisarut Tafaasir menjelaskan, firman Allah Ta’ala: . Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yg menyeru (manusia) ke neraka artinya, Kami jadikan Fir’aun dan pentolan-pentolannya sebagai pemimpin-pemimpin dlm kekafiran yg diikuti oleh orang-orang yg sombong dan dhalim kapan saja dan di mana saja, yg menyeru (manusia) ke neraka dgn kekafiran, kemusyrikan dan maksiat-maksiat, yaitu hal-hal yg mengakibatkan ke neraka. Dan pd hari kiamat mereka tak akan ditolong bahkan dilipatgandakan bagi mereka adzab, dihinakan dan dinistakan, karena siapa saja yg mengajak kepada keburukan maka dosanya menimpa dirinya ditambah dgn dosa orang yg mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa orang yg mengikutinya sedikitpun. Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, peringatan dari Allah Ta’ala ni sangat penting untk diperhatikan, agar jangan sampai kita menjadi pengikut Fir’aun dan wadyabalanya yg menjerumuskan ke neraka. Dan masih pula ada peringatan yg datangnya dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dlm hadits sebagai berikut: عَÙ†ْ Ø«َÙˆْبَانَ Ù‚َالَ Ù‚َالَ رَسُولُ اللَّÙ‡ِ -صلى الله عليه وسلم- « Ø¥ِÙ†َّÙ…َا Ø£َØ®َافُ عَÙ„َÙ‰ Ø£ُÙ…َّتِÙ‰ الأَئِÙ…َّØ©َ الْÙ…ُضِÙ„ِّينَ ». Dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yg aku takuti (bahayanya) atas umatku hanyalah imam-imam/ pemimpin-pemimpin yg menyesatkan. (HR Ahmad, rijalnya tsiqot -terpercaya menurut Al-Haitsami, jg dikeluarkan oleh Abu Daud, Ad-Darimi, dan At-Tirmidzi, ia berkata: Hadits Shahih. Al-Albani dlm As-Silsilah As-Shahihah berkata, isnadnya shahih atas syarat Muslim). Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, siapakah imam-imam yg menyesatkan (aimmah mudhillin) itu? Imam Al-Munawi dlm kitabnya, At-Taisir bisyarhil Jami’is Shaghir menjelaskan, Imam-imam yg menyesatkan (al-Aimmah al-mudhillin) artinya seburuk-buruk pemimpin, yg menyimpang dari kebenaran dan menyelewengkan kebenaran. (Al-Munawi, At-Taisir bisyarhil Jami’is Shaghir juz 2 halaman 728). Sementara itu Al-Mubarokafuri menjelaskan, Imam-imam yg menyesatkan, artinya penyeru-penyeru kepada bid’ah-bid’ah, kefasikan (pelanggaran-pelanggaran) dan fujur (kejahatan-kejahatan). (Al-Mubarokafuri, Tuhfatul Ahwadzi, syarah Jami’ At-Tirmidzi juz 6 halaman 401). Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sangat khawatir terhadap pemimpin-pemimpin yg menyesatkan. Tapi kenapa kadang di antara penerus yg mewarisi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam justru membiarkan tokoh sesat menyesatkan merajalela. Mereka mencontohi untk mencampur adukkan antara yg haq dgn yg batil, bahkan kebatilannya itu sudah menyangkut masalah yg paling prinsipil yakni aqidah/ keyakinan alias keimanan. Mereka mencontohi untk meremehkan keimanan, hingga mengikuti perayaan / hari-hari besar orang kafir seperti natalan, tahun baru Masehi (Januari), Waisaknya orang Budha yg sangat benci bahkan membantai kaum Muslimin seperti Budha Myanmar membantai Muslimin Rohingya dan mengusirnya; dan bahkan para pemimpin yg mengaku Islam di sini mengada-adakan upacara kemusyrikan (dosa terbesar dan tak diampuni bila ketika hidup tak bertaubat) seperti larung laut (bersesaji untk syetan laut), ruwatan (bersesaji untk syetan dinamai raksasa Betoro Kolo) dan sebagainya. Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, kenyataan di sini, yg tampak adlh tak seperti sikap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yg bersabda: « Ø¥ِÙ†َّÙ…َا Ø£َØ®َافُ عَÙ„َÙ‰ Ø£ُÙ…َّتِÙ‰ الأَئِÙ…َّØ©َ الْÙ…ُضِÙ„ِّينَ ». Sesungguhnya yg aku takuti (bahayanya) atas umatku hanyalah imam-imam/ pemimpin-pemimpin yg menyesatkan. Walaupun kesesatan, penyesatan, plus pendhaliman telah dilancarkan oleh para aimmah (pemimpin, imam-imam), tapi Ummat Islam ni kadang justru mendukungnya, sampai menciumi tangannya. Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, di samping kekhawatiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap seburuk-buruk para pemimpin yakni al-aimmah almudhillin, para pemimpin/ imam-imam yg menyesatkan, masih pula Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir pula terhadap orang-orang yg tak kalah burukya. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Ø¥ِÙ†َّ Ø£َØ®ْÙˆَفَ Ù…َا Ø£َØ®َافُ عَÙ„َÙ‰ Ù‡َذِÙ‡ِ الْØ£ُÙ…َّØ©ِ ÙƒُÙ„ُّ Ù…ُÙ†َافِÙ‚ٍ عَÙ„ِيمِ اللِّسَانِ Sesungguhnya yg paling aku takuti dari ummatku adlh tiap orang munafiq yg pandai bicara. (HR Ahmad dan Ibnu Bathah dlm Al-Ibanah, shahih sanadnya menurut Al-Albani dlm Silisilah Shahihah nomor 1013). Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah. Setiap orang munafiq yg pandai bicara, telah sangat dikhawatirkan bahayanya terhadap Ummat Islam ini. Bagaimana pula apabila munafiq-munafiq yg pandai bicara itu banyak, lalu diberi kesempatan banyak pula oleh media massa untk menyampaikan hal-hal yg sangat berbahaya bagi Ummat Islam. Dan bagaimana pula bila mereka itu berkomplot dgn pemimpin-pemimpin penyesat/ aimmah mudhillin tersebut? Benarlah kekhawatiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang bahaya dua kelompok orang itu, yaitu pemimpin-pemimpin yg menyesatkan, dan orang-orang munafiq yg pandai bicara itu. Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, bagaimana pula kalau keadaannya seperti berikut ini:
  1. Para pemimpin, sebagian mereka justru ketika menjadi pemimpin, sebelumnya melalui praktek-praktek permohonan ke dukun-dukun bahkan ke kubur-kubur yg kalau meminta kepada isi kubur justru merupakan perbuatan kemusyrikan, dosa paling besar.
  2. Lalu ketika memimpin, mereka mendapat bisikan dari orang-orang munafik yg pandai bicara.
  3. Sementara itu masyarakat yg dipimpin rata-rata awam agama.
  4. Masih pula ada di antara pemimpin yg tampaknya menyemarakkan agama, tapi kalau dicocokkan dgn Al-Qur’an dan as-Sunnah dgn cara pemahaman yg sesuai dgn cara para sahabat, tabi’ien dan tabi’et tabi’ien serta para ulama yg mengikuti jalannya, ternyata jauh menyimpang. Sampai Al-Qur’an dinyanyikan dgn nyanyian Jawa segala, padahal di acara resmi negara, disiarkan media massa.
  5. Sehingga Ummat Islam ni secara intern telah dikeroyok aqidahnya (keyakinannya) ditarik ke sana-sini yg tak sesuai dgn aqidah Islam yg benar.
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, ketika Ummat Islam aqidahnya sudah tercabik-cabik akibat keawaman mereka dlm agama, sedang himpitan kebutuhan hidup yg mendera mereka semakin mencengkeram, / ketika gaya hidup pun telah dirusak oleh aneka pihak hingga tak tersisa lagi tawakkalnya kepada Allah Ta’ala, tinggal memburu nafsu bahkan cenderung menjadi hedonis, memburu nafsu untk keni’matan pribadi; maka mereka mengejar kenikmatan dgn cara menjauhi aturan dari Allah Ta’ala. Mereka mencari jalan pintas, tak jauh-jauh, larinya adlh ke dukun-dukun (dengan aneka sebutannya tapi pd dasarnya dukun-dukun juga), dan jg ke tempat-tempat yg dikeramatkan, di antaranya kuburan-kuburan yg dianggap keramat. Maka ramailah kuburan-kuburan keramat di mana-mana dgn pengunjung yg dari mana-mana pula. Celakanya lagi, tempat-tempat itu justru dipiara dan dijadikan lahan bisnis oleh aneka pihak. Sehingga sesuatu yg aslinya sangat membahayakan aqidah bahkan menjerumuskan ke neraka karena meminta kepada selain Allah bila memintanya kepada isi kubur itu, justru dianggap sebagai tambang emas yg perlu dijaga, dilestarikan dan dibudi dayakan. Na’udzubillahi min dzalik. Kita berlindung kepada Allah dari hal yg demikian. Dalam kondisi yg seperti ini, sebenarnya manusia ni terutama para pemimpin telah diingatkan dgn sangat tegas, jangan sampai ada pengkhianatan amanah. Sedangkan pengkhianatan amanah yg paling besar adlh ketika aqidah Ummat Islam yg seharusnya tetap dijaga ni justru didesak menuju kepada kemusyrikan. Yang hal itu telah disebut dlm ayat, ÙˆَالْفِتْÙ†َØ©ُ Ø£َØ´َدُّ Ù…ِÙ†َ الْÙ‚َتْÙ„ِ [البقرة/191] dan fitnah (kemusyrikan) itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. (QS Al-Baqarah: 191). Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, ketika yg diberi amanah justru membiarkan adanya masalah ni berlangsung, maka ancaman dahsyat telah ditegaskan. Ancaman yg sangat berat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut: Ù…َا Ù…ِÙ†ْ عَبْدٍ اسْتَرْعَاهُ اللَّÙ‡ُ رَعِÙŠَّØ©ً فَÙ„َÙ…ْ ÙŠَØ­ُØ·ْÙ‡َا بِÙ†َصِيحَØ©ٍ Ø¥ِÙ„َّا Ù„َÙ…ْ ÙŠَجِدْ رَائِØ­َØ©َ الْجَÙ†َّØ©ِ Tidaklah seorang hamba yg Allah beri amanat kepemimpinan, tapi dia tak menindaklanjutinya dgn jujur, kecuali tak bakalan mendapat bau surga. (HR Al-Bukhari - 6617). Ù…َا Ù…ِÙ†ْ Ùˆَالٍ ÙŠَÙ„ِÙŠ رَعِÙŠَّØ©ً Ù…ِÙ†ْ الْÙ…ُسْÙ„ِÙ…ِينَ فَÙŠَÙ…ُوتُ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ غَاشٌّ Ù„َÙ‡ُÙ…ْ Ø¥ِÙ„َّا Ø­َرَّÙ…َ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ الْجَÙ†َّØ©َ Tidaklah seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dlm keadaan menipu mereka, kecuali Allah mengharamkan surga baginya. (HR Al-Bukhari- 6618). Tinggal pertanyaannya, apakah ketika para pemimpin banyak yg menyesatkan, sedang munafiqin banyak pula yg pandai bersilat lidah, dan Ummat Islam kebanyakan adlh orang-orang yg awam agama, masih kah tersisa lagi orang-orang yg akan menegakkan Islam ini? Seandainya ada, bukankah ejekan, hinaan dan celaan bahkan tuduhan dan serangan akan menderanya? Ternyata Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan: ÙˆَÙ„َا تَزَالُ Ø·َائِفَØ©ٌ Ù…ِÙ†ْ Ø£ُÙ…َّتِÙŠ عَÙ„َÙ‰ الْØ­َÙ‚ِّ ظَاهِرِينَ Ù„َا ÙŠَضُرُّÙ‡ُÙ…ْ Ù…َÙ†ْ Ø®َالَفَÙ‡ُÙ…ْ Ø­َتَّÙ‰ ÙŠَØ£ْتِÙŠَ Ø£َÙ…ْرُ اللَّÙ‡ِ عَزَّ ÙˆَجَÙ„َّ (رواه أحمد) تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرط مسلم Dan sekelompok dari ummatku akan senantiasa diatas kebenaran dan menang. Orang yg menentang mereka sama sekali tak membahayakan mereka hingga keputusan Allah ‘Azza wajalla datang. (HR Ahmad, sanadnya shahih atas syarat Muslim kata Syaih Syu’aib Al-Arnauth). Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, dlm pembahasan tentang al-aimmah al-mudhillin ni tentunya sekelompok Ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yg senantiasa di atas kebenaran dan menang itu bukan orang-orang yg dikalahkan oleh dukun-dukun, paranormal, para juru kunci kuburan yg membuat cerita dusta, tak jelas, fiktif, dan aneka dukungan orang serta para pasiennya itu. Tetapi adlh orang-orang Muslim yg dimusuhi oleh para pendukung dukun-dukun dan para juru kunci itu. Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan masih adanya sekelompok dari ummatnya yg senantiasa di atas kebenaran dan menang, pernyataan itu tak mungkin ditujukan kepada Ummatnya yg menyelisihi beliau. Tetapi adlh orang-orang yg taat kepada apa yg Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan, dan bertawakkal kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hambaNya yg tetap mengikuti kebenaran, dan dihindarkan dari fitnah al-aimmah al-mudhillin dan munafiqiin ‘aliimil lisaan (orang-orang munafiq yg pandai bicara), di manapun dan kapanpun. Amin ya Rabbal ‘alamien. بَارَÙƒَ اللهُ Ù„ِÙŠْ ÙˆَÙ„َÙƒُÙ…ْ فِÙŠ الْÙ‚ُرْآنِ الْعَظِÙŠْÙ…ِ، ÙˆَÙ†َفَعَÙ†ِÙŠْ ÙˆَØ¥ِÙŠَّاكُÙ…ْ بِÙ…َا فِÙŠْÙ‡ِ Ù…ِÙ†َ اْلآيَاتِ ÙˆَالذِّÙƒْرِ الْØ­َÙƒِÙŠْÙ…ِ. Ø£َÙ‚ُÙˆْÙ„ُ Ù‚َÙˆْÙ„ِÙŠْ Ù‡َذَا ÙˆَØ£َسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِÙŠْÙ…َ Ù„ِÙŠْ ÙˆَÙ„َÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙ„ِسَائِرِ الْÙ…ُسْÙ„ِÙ…ِÙŠْÙ†َ ÙˆَالْÙ…ُسْÙ„ِÙ…َاتِ فَاسْتَغْفِرُÙˆْÙ‡ُ Ø¥ِÙ†ّÙ‡ُ Ù‡ُÙˆَ الْغَفُÙˆْرُ الرّØ­ِÙŠْÙ…ِ . =============== Khutbah kedua: Ø¥ِÙ†َّ الْØ­َÙ…ْدَ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ Ù†َØ­ْÙ…َدُÙ‡ُ ÙˆَÙ†َسْتَعِÙŠْÙ†ُÙ‡ُ ÙˆَÙ†َسْتَغْفِرُÙ‡ْ ÙˆَÙ†َعُوذُ بِاللهِ Ù…ِÙ†ْ Ø´ُرُÙˆْرِ Ø£َÙ†ْفُسِÙ†َا ÙˆَÙ…ِÙ†ْ سَÙŠِّئَاتِ Ø£َعْÙ…َالِÙ†َا، Ù…َÙ†ْ ÙŠَÙ‡ْدِÙ‡ِ اللهُ فَلاَ Ù…ُضِÙ„َّ Ù„َÙ‡ُ ÙˆَÙ…َÙ†ْ ÙŠُضْÙ„ِÙ„ْ فَلاَ Ù‡َادِÙŠَ Ù„َÙ‡ُ. ÙˆَØ£َØ´ْÙ‡َدُ Ø£َÙ†ْ لاَ Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِلاَّ اللهُ ÙˆَØ­ْدَÙ‡ُ لاَ Ø´َرِÙŠْÙƒَ Ù„َÙ‡ُ ÙˆَØ£َØ´ْÙ‡َدُ Ø£َÙ†َّ Ù…ُØ­َÙ…َّدًا عَبْدُÙ‡ُ ÙˆَرَسُÙˆْÙ„ُÙ‡ُ. ÙˆَالصَّلاَØ©ُ ÙˆَالسَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِÙ‡ِ ÙˆَصَØ­ْبِÙ‡ِ. Ø£َÙ…َّا بَعْدُ؛ Ùˆَلاَ تَÙƒُونُواْ Ùƒَالَّذِينَ Ù‚َالُوا سَÙ…ِعْÙ†َا ÙˆَÙ‡ُÙ…ْ لاَ ÙŠَسْÙ…َعُونَ Ø¥ِÙ†َّ اللهَ ÙˆَÙ…َلاَئِÙƒَتَÙ‡ُ ÙŠُصَÙ„ُّÙˆْÙ†َ عَÙ„َÙ‰ النَّبِÙŠِّ، ÙŠَا Ø£َÙŠُّهاَ الَّذِÙŠْÙ†َ Ø¡َامَÙ†ُÙˆْا صَÙ„ُّÙˆْا عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„ِّÙ…ُÙˆْا تَسْÙ„ِÙŠْÙ…ًا. اَللَّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ ÙƒَÙ…َا صَÙ„َّÙŠْتَ عَÙ„َÙ‰ Ø¥ِبْرَاهِÙŠْÙ…َ ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ Ø¥ِبْرَاهِÙŠْÙ…َ، Ø¥ِÙ†َّÙƒَ Ø­َÙ…ِÙŠْدٌ Ù…َجِÙŠْدٌ. ÙˆَبَارِÙƒْ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ ÙƒَÙ…َا بَارَÙƒْتَ عَÙ„َÙ‰ Ø¥ِبْرَاهِÙŠْÙ…َ ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ Ø¥ِبْرَاهِÙŠْÙ…َ، Ø¥ِÙ†َّÙƒَ Ø­َÙ…ِÙŠْدٌ Ù…َجِÙŠْدٌ. اَللَّÙ‡ُÙ…َّ اغْفِرْ Ù„ِÙ„ْÙ…ُسْÙ„ِÙ…ِÙŠْÙ†َ ÙˆَالْÙ…ُسْÙ„ِÙ…َاتِ، ÙˆَالْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ِÙŠْÙ†َ ÙˆَالْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†َاتِ اْلأَØ­ْÙŠَاءِ Ù…ِÙ†ْÙ‡ُÙ…ْ ÙˆَاْلأَÙ…ْÙˆَاتِ، Ø¥ِÙ†َّÙƒَ سَÙ…ِÙŠْعٌ Ù‚َرِÙŠْبٌ Ù…ُجِÙŠْبُ الدّعَÙˆَاتِ. رَبَّÙ†َا اغْفِرْ Ù„َÙ†َا ÙˆَÙ„ِØ¥ِØ®ْÙˆَانِÙ†َا الَّذِينَ سَبَÙ‚ُونَا بِالْØ¥ِيمَانِ ÙˆَÙ„َا تَجْعَÙ„ْ فِÙŠ Ù‚ُÙ„ُوبِÙ†َا غِÙ„ّاً Ù„ِّÙ„َّذِينَ آمَÙ†ُوا رَبَّÙ†َا Ø¥ِÙ†َّÙƒَ رَؤُوفٌ رَّØ­ِيمٌ رَبَّÙ†َا ظَÙ„َÙ…ْÙ†َا Ø£َنفُسَÙ†َا ÙˆَØ¥ِÙ† Ù„َّÙ…ْ تَغْفِرْ Ù„َÙ†َا ÙˆَتَرْØ­َÙ…ْÙ†َا Ù„َÙ†َÙƒُونَÙ†َّ Ù…ِÙ†َ الْØ®َاسِرِينَ
رَبَÙ†َا Ø¡َاتِÙ†َا فِÙŠ الدّÙ†ْÙŠَا Ø­َسَÙ†َØ©ً ÙˆَفِÙŠ اْلأَØ®ِرَØ©ِ Ø­َسَÙ†َØ©ً ÙˆَÙ‚ِÙ†َا عَذَابَ النّارِ. ÙˆَالْØ­َÙ…ْدُ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ رَبِّ الْعَالَÙ…ِينَ .
Ùˆَصَلى الله وسَلم عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َمد تسليمًا Ùƒَثيْرًا وآخر دَعْÙˆَانَا لله رَب الْعَالَميْÙ†َ
.

source : http://jhonisamual.blogspot.com, http://google.com, http://hipwee.com

0 Response to "[Berita keren] khutbah Jum'at: Pemimpin-Pemimpin yang Menyeru ke Neraka dan Munafiqin yang Pandai Bicara"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *