
ro2blog.blogspot.com - ~Awal Juni 2012~
Konsentrasiku pecah, apa2 yg aku lakukan serba salah. Sampai2 aku keliru menaruh tumisan kangkung yg baru ku masak ke dlm kulkas. Ummi memandangku aneh sambil tertawa, aku coba tertawa geli agar beliau tak curiga, syukurlah berhasil.
Beberapa hari ni aku terus menelepon Kang Diman tapi tak diangkat, smsku pun tak dibalas. Kegelisahanku memuncak saat aku sms Mba Aninda dan diapun tak membalas. Yaa Allah, semoga sms2ku pd Kang Diman tak dibaca Mba Aninda. Aku menerka2 apa yg terjadi.
~Pertengahan Juni 2012~
#Kang Diman : Assalamu’alaikum. Ri maaf aku baru menghubungimu. Hampir 2 minggu ni aku istikhoroh supaya tak salah ambil keputusan. Bismillah.. dgn ketetapan hati yg benar2 mantap, aku minta maaf sedalam2nya karena mungkin ni sangat menyakitkan bagimu. Aku tak bisa menikahimu. Pertimbangannya aku tak punya kecenderungan padamu, aku jg baru belajar menjadi seorang suami, menjadi Qowwam bagi Istriku, berproses membentuk keluarga samara dan semua itu tak mudah. Aku belum siap membina 2 rumahtangga sekaligus dgn keterbatasan ilmuku saat ini. Sekali lagi aku sungguh2 minta maaf atas semua khilafku Ri, tolong hargai keputusanku dan jangan lagi mengusik ketenangan rumahtanggaku dgn menghubungiku lagi. Mungkin suatu hari kalaupun aku siap berpoligami, aku akan sangat terbuka pd istriku dan melakukannya dgn cara yg syar'i. Mbak Aninda tak sengaja membaca smsmu kemarin dulu, jadi ku ceritakan semuanya padanya. Aku melarang dia membalas sms mu, tapi setelah ni aku akan membiarkan kalian tetap berhubungan, aku harap hubungan kalian sama seperti sebelumnya. Istriku sangat pemaaf, kamu tak perlu segan. Wassalamu’alaikum."
Derai air mataku tambah deras hingga akhir kalimat. Aku harus tegar menerima kenyataan pedih ini. Perasaan sangat malu melingkupi, Mbak Aninda sudah tahu semuanya. Ah, harusnya aku berterus terang dari awal padanya. Mungkin semua tak akan berakhir seperti ni kalau saja yg aku dekati adlh Mbak Aninda, bukan Kang Diman langsung. Sesal..... Aku segera beristighfar. Aku harus ikhlas.
Telepon berbunyi, no Mbak Aninda muncul di layar hp. Jantungku berdegup kencang. Terdengar suara lembut menyapaku hangat saat ku angkat.
Aninda : "Assalamu'alaikum. Ri, apa kabar nih?"
Aku : "Mbak Anin, alhamdulillah baik Mbak... Mbak maafin aku, aku sudah menyakiti Mbak dan mengganggu ketenangan rumahtangga Mbak dgn Kang Diman. Aku malu sekali..."
Aninda : "Sssst sudah Ri, berhentilah memojokan diri sendiri, smua sudah terjadi, dan semoga bisa kita ambil ibrahnya. Aku tak apa2. Kehidupan rumahtanggaku pun tak terlalu terguncang. Hanya butuh waktu untk menetralisir kondisi ini. Tapi insya Allah kami bisa melewatinya."
....................................
....................................
Mbak Aninda, Mbakku sayang, terimakasih.......
~Wahai Muslimah (wahai para Ikhwan) rahimakumullah, jagalah jarak. Mereka bukanlah Suamimu (Istrimu) !~
Fenomena ikhwan dan akhwat yg dgn santainya berkomunikasi, kadang diselipi canda dan tawa di blog, fb, twitter, chat, email, sms maupun webcam dan telepon , baik yg kenal via dumay maupun dunia nyata sudah menjamur. Yang parah justru sebagian terjerumus ke dlm pergaulan yg sudah melanggar Syara'. Tujuan awal mencari ilmu terbelokkan karena dibumbui perasaan yg timbul karena komunikasi yg intens diantara mereka. Kebiasaan menjadi kebutuhan.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yg artinya, Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan / diingkari oleh alat kelamin. (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah). dan Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dgn keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yg berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin / digagalkannya. (HR Bukhari).
Menjaga pergaulan dgn lawan jenis memang bukanlah hal mudah karena fitrah laki-laki tertarik pd wanita dan sebaliknya. Hanya dgn keimanan yg kokoh dan memahami peraturan pergaulan dlm Islam yg membuat seseorang dpt istiqomah menjaga batas-batas ini. Ketika harus benar2 berkomunikasi, fokus dgn apa yg harus diselesaikan, dan bila diperlukan sebaiknya melibatkan pihak lain sebagai saksi agar mencegah hal2 yg melanggar Syara.
Bagaimana dgn Ikhwan Akhwat yg sudah terlanjur dekat dan akrab bahkan sampai melanggar Syara baik disadari maupun tidak? Bagi yg terlanjur mempunyai hubungan kedekatan, tak perlu ragu, segera putuskan komunikasi tak sehat. Introspeksi diri, tegas dan tak perlu takut kehilangan apapun.
Islam melarang dan mencegah kaum Muslimin melakukan hal-hal yg dpt mendekati zina. Islam mengatur hubungan antara lawan jenis. Islam jg menetapkan sifat ‘iffah (menjaga kehormatan) sebagai suatu kewajiban. Islam melarang segala sesuatu yg dpt mendorong terjadinya hubungan yg bersifat seksual yg tak disyariahkan. Maka dibutuhkan kesadaran antara laki2 dan wanita untk bersama-sama saling menjaga pergaulan agar tak terjerumus ke dlm kategori yg mendekati zina.
Wahai para Muslimah, jagalah jarak dgn para ikhwan. Sampai sejauh mana antuna mampu menahan diri dan menjaga kehormatan ketika komunikasi yg terjalin semakin sering dan menimbulkan sensasi yg hanya boleh dirasakan dlm mahligai pernikahan nan suci? Berhati2 sekalipun belum tentu dpt mencegah tak terjadi "sesuatu" nantinya. Daripada beresiko fatal, jauhi syubhat, insya Allah selamat dunia Akhirat.
Wahai para Ikhwan, janganlah beri harapan pd para Muslimah. Tidakkah kalian tahu bahwa wanita sangat lemah dan rapuh ketika kalian menggoda, bahkan mampu meluluhkan iman? Tidakkah kalian mencintai saudari2 kalian ni karena Allah? Perhatian yg kalian berikan hanya membuat bunga2 dakwah itu berguguran tak berharga. Sungguh fatal, padahal tujuan kita melanjutkan kehidupan Islam bertambah berat tiap detiknya. Sudahlah konspirasi keji dimana2 menyudutkan Islam, kalian justru membantu mereka dgn menjauhkan para Muslimah dari perjuangan ini.
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dgn seorang perempuan yg tak bersama mahramnya, karena yg ketiganya ialah syaitan." (Riwayat Ahmad)
Selesai....
Baca: Jagalah Jarak WahaiMuslimah, Mereka Bukan Suamimu!! Bag1
Akhwat Muslimah
0 Response to "Jagalah Jarak WahaiMuslimah, Mereka Bukan Suamimu!! Bag 3 - Akhir Zaman"
Post a Comment