ro2blog.blogspot.com - Sinopsis The Girl Who Sees Smells Episode 15
Sementara Detektif Yeh menyelamatkan Yeom Mi, Moo Gak menodongkan pistolnya kea rah Jae Hee. Tapi karena mereka terpisah oleh kaca tebal (anti peluru?), Jae Hee tak takut untk mundur dan kabur dari perpustakaan.
Jae Hee tak takut dan malah mengungkit kematian adik Moo Gak. Dorr! Peluru panas menyerempet perutnya, membuatnya kaget tapi ia tak mengernyit kesakitan. Setelah sempat terjatuh, ia mengerahkan tenaganya untk melarikan diri.
Jae Hee menandatangani Berita Acara Perkara. Jae Hee akan diserahkan ke pihak kejaksaan dan menunggu untk diadili. Moo Gak minta waktu bicara berdua dgn Jae Hee. Yeom Mi tak mengijinkan tapi Moo Gak berkata ia tak akan lama. Walau masih ragu, Yeom Mi akhirnya mengijinkan.
Cho Rim datang dgn membawa minum, membuat Moo Gak buru-buru menyembunyikan cincin itu di dlm pasir dan menginjaknya. Moo Gak mengajak Cho Rim mendekati pasir, dan berkata, Oh.. tali sepatuku lepas.
Moo Gak yg sarapan dengannya berkata kalau mimpi itu kebalikan dari kenyataan. Ia meyakinkan Cho Rim kalau Kwon Jae Hee tak akan bisa keluar dari penjara seumur hidupnya. Cho Rim merasa agak tenang mendengarnya.
Sementara Detektif Yeh menyelamatkan Yeom Mi, Moo Gak menodongkan pistolnya kea rah Jae Hee. Tapi karena mereka terpisah oleh kaca tebal (anti peluru?), Jae Hee tak takut untk mundur dan kabur dari perpustakaan.
Mengira kalau Moo Gak harus keluar dari pintu rahasia dan memutar masuk lewat pintu depan yg cukup jauh, Jae Hee menyempatkan diri mengambil barang-barangnya sebelum kabur. Bukannya uang tunai yg diambil, melainkan buku-buku ber-barcode milik korbannya.
Ternyata Moo Gak menyusuri lorong rahasia, tak keluar menuju pintu masuk rahasia, tapi berbelok ke lorong lain, yg berujung di kamar ganti Jae Hee. Ia segera mengejar Jae Hee yg sudah sampai ruang tengah dan ia menembakkan pistol ke atas, membuat Jae Hee sontak berhenti.
Jae Hee berbalik dan bertanya bagaimana Moo Gak dpt menemuikan tempat itu? Ia meminta Moo Gak untk melepaskan dirinya, tapi Moo Gak malah menyuruhnya diam dan meletakkan tas kemudian tiarap. Jika Jae Hee bicara lagi, ia akan menembaknya.
Jae Hee tak takut dan malah mengungkit kematian adik Moo Gak. Dorr! Peluru panas menyerempet perutnya, membuatnya kaget tapi ia tak mengernyit kesakitan. Setelah sempat terjatuh, ia mengerahkan tenaganya untk melarikan diri.
Moo Gak tak terburu-buru mengejarnya karena di depan Detektif Ki membawa banyak polisi untk mengepung Jae Hee. Jae Hee terkejut melihat ia tak bisa kabur lagi dan Moo Gak mendorongnya, membuatnya tersungkur jatuh. Detektif Ki segera memborgolnya.
Moo Gak memeriksa isi tas Jae Hee. Mengagetkan melihat reaksi Jae Hee yg histeris melarang Moo Gak untk menyentuh buku-buku itu. Ia terus berteriak-teriak pd Moo Gak sampai ia dibawa ke mobil tahanan. Moo Gak memberikan buku-buku itu pd Inspektur Kang dan ikut mengawal Jae Hee di mobil yg sama.
Inspektur Kang telah memanggil ambulans yg segera memberi pertolongan pertama pd Yeom Mi sambil membawanya ke rumah sakit, disertai oleh Cho Rim yg tak mau meninggalkan Yeom Mi.
Semua menunggu di luar ruang perawatan dgn cemas. Untung mereka menyelamatkan Yeom Mi tepat pd waktunya. Telat semenit saja maka nyawa Yeom Mi bisa lewat.
Moo Gak merasa ia tetap tak merasa senang walau Jae Hee sudah ditangkap. Inspektur Kang yg sudah berpengalaman mengatakan kalau hal itu memang wajar dan yg bisa mereka lakukan adlh mengesampingkan perasaan itu dan melanjutkan ke kasus berikutnya.
Cho Rim muncul dari dlm kamar dan mengabarkan kalau Yeom Mi sudah sadar, membuat semuanya lega. Mereka berbondong-bondong menjenguk. Yang ditanyakan oleh Yeom Mi adlh Kwon Jae Hee. Anak buahnya melapor kalau Jae Hee sudah tertangkap dan tindakan Yeom Mi ni sangat berani. Mereka berharap Yeom Mi segera sembuh. Bahkan Detektif Yeoh berjanji untk mentraktir Yeom Mi di barbecue.
Dokter meminta semuanya untk keluar ruangan agar Yeom Mi bisa beristirahat. Seperti perawat professional, Cho Rim meneruskan perintah dokter dan ia yg akan menungguinya.Tapi kata dokter, semua harus pergi karena Yeom Mi butuh istirahat. Cho Rim mengangguk tapi dgn mengerucutkan bibirnya, membuat Yeom Mi yg terbaring lemah pun tersenyum.
Moo Gak dan Cho Rim makan malam berdua di rumah. Moo Gak masih merasa gloomy. Walau Jae Hee sudah ditangkap tapi luka yg diderita keluarga korban akan terus terasa. Cho Rim meminta Moo Gak untk tak memikirkan hal tadi dan meneruskan makan. Tapi baru dua suap, Moo Gak sudah merasa kenyang.
Mulanya Cho Rim heran, makanan apa yangmembuat Moo Gak kenyang. Tapi menyadari bukan itu yg penting, tapi sekarang Moo Gak bisa merasa kenyang? Itu berarti indra perasa Moo Gak sudah kembali lagi! Cho Rim yg merasa senang sekali. Setelah pembunuh ditangkap indra Moo Gak kembali lagi. Ia berharap ingatannya jg akan kembali lagi setelah ini.
Malamnya, Cho Rim bermimpi tentang ayah ibunya. Seperti terlempar ke masa lampau, ia -yang masih berseragam sekolah- pulang dan melihat ayah ibunya duduk di meja makan dan tersenyum kepadanya. Hanya sesaat karena setelah itu mereka menghilang.
Cho Rim berseru memanggil orang tuanya, tanpa sadar ia memanggil mereka dlm tidurnya, meminta mereka untk tak pergi. Moo Gak terbangun mendengar teriakan Cho Rim dan menghampiri tempat tidurnya. Ia menggenggam tangan Cho Rim dan membangunkan gadis itu.
Cho Rim terbangun dan menangis. Moo Gak memeluk Cho Rim yg akhirnya berkata kalau ia bisa mengingat wajah ayah ibunya dan rumahnya. Pembunuh itu, Kwon Jae Hee dan kejadian naas di hari itu. Ia bisa mengingat semuanya. Moo Gak menepuk-nepuk punggungnya dan berkata kalau semua akan baik-baik saja dan jika ingin menangis, maka menangis sajalah.
Interogasi Jae Hee tak berjalan lancar. Jae Hee menggunakan hak diamnya untk terus diam tanpa mau mengeluarkan sepatah katapun. Tapi semuanya berubah saat Moo Gak datang dgn membawa buku coklat hasil karya dr. Chun. Tanpa ba-bi-bu, Moo Gak menyiram bensin di sisi atas buku itu dan menyalakan api.
Jae Hee yg mulanya santai dan mengolok-olok, menjadi panik melihat bukunya dibakar. Ia berteriak, memohon agar Moo Gak tak membakar bukunya. Moo Gak malah berkomentar kalau Jae Hee sangat banyak omong untk ukuran orang yg menggunakan hak diamnya.
Inspektur Kang yg ada di balik ruang interogasi pun jg panik karena yg Moo Gak bakar adlh barang bukti. Tapi Yeom Mi menenangkan karena buku yg dibakar itu hanyalah buku kosong yg ditemukan dirumah Kwon Jae Hee.
Tapi Jae Hee tak mengetahui hal ni dan terus berteriak-teriak hampir menangis, memohon agar Moo Gak berhenti dan tak membakar buku itu. Saat Moo Gak akan melanjutkan ke buku kedua, Jae Hee berkata kalau ia akan memberi pengakuan.
Yeom Mi tersenyum melihat dari balik kaca. Ia kemudian masuk ke dlm ruangan, mengagetkan Jae Hee yg tak menyangka kalau Yeom Mi masih hidup. Yeom Mi mengambil alih tugas Moo Gak dan meminta Jae Hee menceritakan alibinya dari kasus Joo Mari.
Cho Rim berbenah rumah sebelum kembali ke rumahnya. Moo Gak pulang dan membawakan sesuatu yg ia dpt dari ayah Cho Rim, Detektif Oh. Barang itu adlh fotonya bersama kedua orang tuanya dan cincin kawin ibunya. Rupanya Detektif Oh masih menyimpan semua ini. Ia jg dipinjami buku barcode yg ditulis oleh ibunya sebelum meninggal.
Di buku itu, ibunya menulis putrinya Eun Seol adlh gadis yg baik. Setiap kali ditinggal pergi, Eun Seol mengaku tak pernah takut sendirian karena ia selalu menganggap orang tuanya selalu ada di sisinya. Eun Seol selalu memijati tangan kakinya saat ia pulang kerja. Ia tahu kalau Eun Seol nantinya akan menjadi ibu yg baik karena ia selalu menjadi anak yg baik.
Aku menyayangimu, Eun Seol. Cho Rim menangis membacanya. Moo Gak mengawasi dari jauh, perasaan yg sedari tadi muncul terus mengganggu pikirannya.
Jae Hee menandatangani Berita Acara Perkara. Jae Hee akan diserahkan ke pihak kejaksaan dan menunggu untk diadili. Moo Gak minta waktu bicara berdua dgn Jae Hee. Yeom Mi tak mengijinkan tapi Moo Gak berkata ia tak akan lama. Walau masih ragu, Yeom Mi akhirnya mengijinkan.
Ketika hanya berdua, ia melepaskan borgol Jae Hee. Ia ingin berkata sesuatu pd Jae Hee karena ni terakhir kalinya mereka akan bertemu. Ini kali terakhir Jae Hee ada di luar penjara. Tapi tak menurut Jae Hee. Mereka nanti pasti akan bertemu lagi. Moo Gak ingin Jae Hee minta maaf pd orang tua Cho Rim dan adiknya sekarang.
Tapi menurut Jae Hee permintaan maafnya tak akan mampu mengobati perasaan Moo Gak. Perasaan bersalah karena masih bisa hidup sementara yg lain meninggal akan terus bergelayut. Dan permintaan maaf itu tak ada gunanya. Lebih baik kuceritakan padamu bagaimana perasaanku saat membunuh adikmu.
Moo Gak memukul perut Jae Heed an berkata kalau pukulan itu untk adiknya. Dan ia memukul Jae Hee dua kali untk kedua orang tua Cho Rim.
Teman-teman Moo Gak masuk dan memisahkan keduanya. Sebelum digiring pergi, Jae Hee berkata kalau ia berhutang pd Moo Gak dan ia akan memastikan kalau ia akan membayarnya nanti. Moo Gak sangat geram dan berniat menyusul Jae Hee, tapi Yeom Mi berdiri di depan pintu, menatapnya tajam.
Wartawan mengerumuni Jae He yg masuk mobil tahanan dgn disaksikan oleh Kepala polisi, Inspektur Sa da Inspektur Kang. Kepala polisi memuji keberhasilan Inspektur Kang dlm memecahkan kasus barcode. Tak disangka, Inspektur Kang merendah dan berkata kalau keberhasilan ni adlh hasil kerja Yeom Me dan tim, bukan dirinya sendiri. Tak disangka pula, Inspektur Sa jg memujinya dgn tulus. Kasus pembunuh berantai ni sangat sulit dan Inspektur Kang pantas mendapat pujian.
Berakhirnya kasus ni berarti berakhir pula tim khusus investigasi. Mereka merayakannya dgn makan barbeque dgn Cho Rim ikut bergabung. Yeom Mi mengakui kalau ia tak ingin kembali ke divisi aslinya bertugas. Ia minta maaf pd Inspektur Kang jika selama ni ia tak sopan dan pd Moo Gak karena menyusahkannya dgn menyuruhnya bergabung dlm tim ini. Inspektur Kang tak merasa seperti itu dan Moo Gak jg malah berterima kasih karena diberi kesempatan.
Yeom Mi mulai berkaca-kaca saat berterima kasih pd semua dan akhirnya tak dpt menahan air matanya. Inspektur Kang tersenyum hangat melihat Yeom Mi yg sudah tak seperti Putri Es yg biasa mereka kenal. Ia mengajak semuanya bersulang dan Yeom Mi berkata kalau ia menyayangi mereka semuua.
Cho Rim sudah kembali ke rumah, tapi kenapa Moo Gak malah ada di rumah Cho Rim? Ia mengajak Cho Rim untk menemui kedua orang tua Cho Rim dan adiknya. Tidak di Jeju karena ia sudah memindahkan semua abu kerumah abu yg sama di Seoul, sehingga mereka bisa mengunjungi sesering mungkin. Cho Rim sangat senang mendengarnya.
Sebelum pergi ke rumah abu, Moo Gak pergi sendiri ke toko perhiasan untk membeli cincin. Ehem..
Di hadapan orang tuanya, Cho Rim minta maaf karena telah membuat orang tuanya cemas. Ia meminta agar orang tuanya beristirahat dgn tenang dan berjanji akan hidup dgn baik. Dalam hati, Moo Gak berjanji pd orang tua Cho Rim akan menjaga Cho Rim sampai akhir hayatnya.
Kemudian mereka mengunjungi Eun Seol. Moo Gak memperkenalkan Cho Rim dan Cho Rim minta maaf karena baru datang sekarang. Aku akan hidup sebaik-baiknya untk menggantikanmu. Aku minta maaf dan terima kasih.
Cho Rim tak sadar meneteskan air mata saat mendengar Moo Gak berbicara pd adiknya. Moo Gak mengusap punggung Cho Rim, menenangkannya.
Setelah itu Moo Gak mengajak Cho Rim menemui seniornya di Jeju yg sekarang bekerja di aquarium raksasa di Seoul. Cho Rim mengiyakan, tapi masih belum bisa membayangkan penampilan Moo Gak dgn baju selam. Menurutnya, Moo Gak lebih keren dgn seragam polisinya. Moo Gak berkata ia sama kerennya dgn baju selam. Tapi Cho Rim merasa Moo Gak boongan. Beneran..
Sayang, Moo Gak tak membuktikan ucapannya. Tapi Cho Rim mengagumi binatang laut di aquarium itu sementara Moo Gak ngobrol dgn seniornya. Seniornya memuji pacar Moo Gak yg cantik, membuat Cho Rim tersipu.
Cho Rim merasa terkesima dgn aquarium dan isinya itu, membuat Moo Gak berkata kalau sepertinya bagus jg menikah di sini. Cho Rim mengiyakan. Pak Gurita nanti yg akan memberkai sementara pengantin nanti bisa bertukar kerang.
Hmm.. berarti boleh juga, ya? pancing Moo Gak.
Cho Rim sesaat terdiam, kemudian menyanyi, Gurita memberkati.. cumi-cumi bermain piano .. dan mereka saling tukar keraaangg...
Haha.. Moo Gak kesal karena pancingannya tak berhasil, akhirnya ikut menyanyi, Kita keluar sajaa...
Percobaan kedua. Saat di café, Moo Gak menyuruh Cho Rim untk memesankan minuman untuknya sementara ia akan pergi sebentar. Kemana? Kembali ke mobil untk memeriksa perlengkapan lamarannya.
Cho Rim berseru terkesima saat Moo Gak membuka bagasi mobil. Balon-balon berterbangan, mengangkat spanduk bertuliskan Maukah kau menikah denganku? Aww... so sweet... Cho Rim memeluk Moo Gak erat dan berterima kasih.
Muah.. muah.. muah.. Moo Gak memjamkan mata sambil memeluk udara kosong dan menciumnya. Haha.. ternyata masih membayangkan, toh..
Brak! Moo Gak terbangun dari mimpinya karena mendengar suara tubrukan. Dan saat membuka mata, ia panik karena balon-balon dlm bagasi berterbangan. Ternyata ada mobil menabrak belakang mobilnya sehingga bagasinya terbuka. Yahh... gagal, dong..
Moo Gak berteriak frustasi, sementara Cho Rim di dlm tak menyadari kehebohan di luar.
Terus gimana, dong? Moo Gak memutar otak. Saat mereka jalan-jalan di taman, ia menemukan ide. Taman dgn air mancur. Aww... menurutnya, pasti romantis sekali. Ia membayangkan nanti ia akan berlutut dan menyanyi sepenuh hati, separuh ngerock separuh seriosa, dan diakhiri dengan, Would you marry me?
Semua orang nanti akan bertepuk tangan sementara ia akan menggenggam tangan Cho Rim dan berkata, Kau selalu ada di hati. Cho Rim menangis terharu dan Moo Gak memeluknya. Semua orang menyuruh mereka untk berciuman ..
Hmm.. Moo Gak cengar cengir membayangkan semua itu jika tak disela oleh Cho Rim yg heran melihat Moo Gak. Apa Moo Gak sedang memikirkan hal yg lucu? Moo Gak segera menyembunyikan cincinnya. Cho Rim mengajak Moo Gak untk menjauh dari air mancur karena banyak orang.
Moo Gak langsung menolak ide itu. Harus banyak orang! Cho Rim heran mendengar ucapan Moo Gak yg aneh. Tapi Moo Gak tetap mengajaknya ke dekat air mancur, karena air mancur itu harus dinikmati dari jarak dekat.
Haha.. apa sih, si Moo Gak ini. Alasannya itu loh.. Untung Cho Rim menurut walau sedikit menggerutu.
Belum jg Moo Gak melaksanakan rencananya, ada seorang pria yg menarik pacarnya dekat air mancur dgn membawa buket bunga. Hahaha... Moo Gak udah keduluan. Si pria melakukan semuanya sama persis seperti yg dibayangkan Moo Gak tadi, komplit dgn buket bunga.
Dan menyanyi lagu yg dinyanyikan Jang Dong Gun di All About Eve, tapi dgn suara sumbang. Cho Rim terkesiap dan berkata kalau ia benci dgn pria-pria yg melamar dgn cara seperti itu. Moo Gak kaget mendengarnya. Untung.. untung belum ia lakukan.
Cho Rim terus mengoceh kalau ia kasihan pd gadis itu. Ia tak tahu kenapa pria-pria itu berpikir kalau para gadis senang diperlakukan seperti ini. Hahaha... bisa dibayangkan leganya Moo Gak tak melakukan rencana ketiganya ini. Ia segera mengajak Cho Rim pergi, walau Cho Rim masih ingin melihat kelanjutannya.
Yang ternyata si gadis menggunakan buket bunga itu untk memukuli pacarnya. LOL. Coba yg nyanyi Yoo Chun, pasti si gadis iyess, deh..
Moo Gak akhirnya membuat rencana baru. Ia memisahkan diri dari Cho Rim dan pergi ke taman bermain. Ia akan menyembunyikan cincin itu di pasir dan pura-pura menalikan tali sepatunya. ‘Tak sengaja’ ia menemukan cincin di dlm pasir.
Waduh.. kayaknya kebayang deh, rencana ni gagalnya dimana.
Cho Rim datang dgn membawa minum, membuat Moo Gak buru-buru menyembunyikan cincin itu di dlm pasir dan menginjaknya. Moo Gak mengajak Cho Rim mendekati pasir, dan berkata, Oh.. tali sepatuku lepas.
Ia menunduk dan membenamkan tangan di pasir. Tapi tak ada cincin di sana! Moo Gak terbelalak panik dan menggeser area pencariannya lebih luas. Cho Rim mengerutkan kening melihat tingkah laku Moo Gak yg antik. Apa yg sedang Moo Gak lakukan?
Moo Gak buru-buru mengambil suatu barang. Penarik tutup kaleng! Aduh cantiknya! Kurasa mereka masih membuat penariknya seperti ini, ya? Cho Rim hanya memandang Moo Gak diam, tak terkesan sedikitpun. Moo Gak pun meneruskan aksi mengangkat-angkat pasirnya.
Terus dan terus dan terus.. membuat Cho Rim kesal. Ia terus menunggui Moo Gak yg terus membenamkan tangan ke dlm pasir.
Tak tahan, akhirnya Cho Rim meluap, ngomel. Sudah, deh! Kau tak mengatakan kenapa kau terus bermain pasir sekarang ini! Ayo pergi! Moo Gak tak bisa meninggalkan tempat ini, membuat Cho Rim semakin kesal. Memang kenapa? Kenapa kau tak bisa pergi? Kau hanya perlu menggeser kakimu saja. Benar-benar menyebalkan.
Moo Gak sudah hampir menangis. Dan tiba-tiba ia mengernyit kesakitan memegang perutnya, Maaf, Cho Rim. Tapi aku harus pergi ke kamar mandi sebentar. Jangan pergi kemana-mana, ya. Tetap di situ! Dan ia pun ngibrit pergi.
Haha.. iyalah mules. Saya saja jg mules kali, kalo menghilangkan cincin yg harganya jutaan gitu.
Malam tiba. Moo Gak membawa Cho Rim ke taman yg penuh lampu. Cantik banget tamannya. Tapi Cho Rim sudah tak terkesan sama sekali karena ia bosan dibawa ke banyak taman tanpa tujuan. Tapi Moo Gak bersikeras mengajak Cho Rim kemari karena taman ni berbeda.
Moo Gak meminta parfum Cho Rim untk dipinjam sebentar. Cho Rim memberikannya dan Moo Gak menyuruhnya tetap berdiri di sana dan jangan bergerak sedikitupun. Ia pun pergi meninggalkan pacarnya untk menuju ke bagian taman yg lebih tinggi.
Di atas jembatan, ia mulai menyemprotkan parfum ke udara. Menulis dgn parfum, sebuah kalimat yg tak bisa dibaca oleh siapapun bahkan dirinya sendiri.
Sebuah kalimat Maukah kau menikah denganku? Yang hanya Cho Rim yg bisa melihatnya.
So aww..... Fanny gimana? Kalau saya sih yes.. Nggak tahu deh dgn Mbak Putri.
Cho Rim terkesima melihat tulisan yg makin malam memudar, tapi sudah menancap di hatinya. Ia menatap Moo Gak yg menatapnya cemas kemudian memberikan senyum termanisnya dan membuat tanda O dgn mengangkat kedua tangannya di udara.
Masih terengah-engah, Moo Gak menatap Cho Rim tak percaya dan Cho Rim mengangguk, kembali mengiyakan.
Moo Gak berlari turun dan memeluk Cho Rim. Dan menciumnya. Sekali, dua kali, tiga kali. Dan memeluknya lagi. Cho Rim melepaskan pelukannya untk memberikan sesuatu pd Moo Gak. Cincin berlian itu.
Moo Gak kaget. Bagaimana Cho Rim bisa menemukannya? Cho Rim berkata kalau ia menemukannya saat Moo Gak ke kamar mandi. Haha.. Moo Gak memasangkan cincin itu ke jari Cho Rim. Cantik sekali. Maukah kau menikah denganku?
Cho Rim mengangguk, bahagia. Moo Gak tak kalah bahagia. Ia kembali mencium Cho Rim. Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali.
Aww.. manisnya mereka berdua. Bisa gak sih kalau minta bungkus?
Jae Hee mendekam di penjara.
Moo Gak masuk ke apartemen yg sekarang ia tinggali sendiri. Ia tak menyadari kalau ada orang bersembunyi di sudut ruang yg kemudian memukulnya hingga terjatuh. Ternyata Jae Hee yg membawa barbell dan dgn kejam berkata, Sudah kubilang kan kalau satu diantara kita harus ada yg mati. Dan Jae Hee menghantamkan barbell itu ke Moo Gak.
Cho Rim berteriak dan terbangun dari tidurnya. Ia bermimpi buruk. Tapi mimpi itu tampak nyata.
Moo Gak yg sarapan dengannya berkata kalau mimpi itu kebalikan dari kenyataan. Ia meyakinkan Cho Rim kalau Kwon Jae Hee tak akan bisa keluar dari penjara seumur hidupnya. Cho Rim merasa agak tenang mendengarnya.
Mereka mendapat kabar kalau mobil yg membawa tahanan Kwon Jae Hee jatuh ke sungai Han saat melewati jembatan Bangwha. Seorang saksi melihat kalau sebelum kejadian, ban belakang mobil meletus hingga mobil hilang keseimbangan dan jatuh ke dlm sungai. Ada 5 orang yg mengawal Jae Hee dan belum diketahui keberadaanya. Polisi masih mencoba mengangkat mobil itu dari sungai dgn tim penyelam yg mencari korban yg masih selamat.
Mereka membicarakan kemungkinan hal ni direncanakan oleh Jae Hee. Tapi hal ni terlihat memang kecelakaan. Jae Hee sekarang memang dijadwalkan sedang rekonstruksi kejadian sehingga sering keluar dari penjara. Jae Hee tak bisa mati semudah ini, karena ia harus mendapat hukuman seberat-beratnya. Mereka berharap agar Jae Hee bisa ditemukan.
Tapi setelah 5 hari pencarian, tak kelihatan jejak Jae Hee sedikitpun. Ia dinyatakan tewas dgn 2 polisi lain. Dan seperti itulah kasus Jae Hee berakhir.
Karena berhasil memecahkan kasus barcode, seluruh anggota tim investigasi khusus mendapat kenaikan pangkat. Dan kehidupan mereka kembali seperti biasa. Moo Gak menceritakan apa yg terjadi setelah hari itu.
Istri Inspektur Kang melahirkan anak ketujuh.Whoaa.. akhirnya mereka mendapat anak perempuan. Inspektur Kang senang tak terkira.
Detektif Ki, yg sedang menyamar menjadi gelandangan, menerima telepon dari Elena Vashilinakova .. / seperti itulah.. Ia lagi-lagi melarang pacarnya untk menemuinya karena ia sedang menyamar. Tapi Elena ternyata sudah datang di taman dan berlari memeluk Detektif Ki, Sayang..
Detektif Ki akhirnya melanjutkan cinta membaranya dgn Elena. Itu kata-kata Moo Gak, loh.. bukan saya.
Sedangkan Detektif Yeh ternyata adlh anak tunggal seorang konglomerat. Ayahnya mengancam akan menggunakan tongkat golfnya jika Detektif Yeh tak berhenti, padahal Detektif Yeh bercita-cita menjadi kepala divisi pembunuhan.
Yeom Mi menjadi dosen kriminologi. Dan kita melihat senyum lepas Yeom Mi yg menerima bunga dari mahasiswa pengagumnya, yg saking gugupnya, mahasiswa itu tak melihat bola yg mengarah ke kepalanya dan membuatnya terjatuh.
Sedangkan ia, Moo Gak, mengajukan surat pengunduran diri menjadi polisi karena ia akan kembali menjadi penyelam di seaworld. Dan Cho Rim kembali melawak dan tertawa mendengar lawakannya yg tak lucu.
Moo Gak dan Cho Rim memutuskan menikah bulan depan. Mereka mulai mencari-cari tempat tinggal yg cukup besar bagi mereka. Moo Gak senang karena mereka mendapat diskon 50%, tapi Cho Rim masih tetap menawar, minta diskon lebih banyak.
Cho Rim udah pantes jadi emak-emak. Sukanya nawar. Hihihi..
Mereka akhirnya masuk ke apartemen baru mereka. Yang pertama kali mereka lakukan adlh merekam video untk menyambut tamu di pernikahan mereka. Cho Rim membuat Moo Gak untk melakukan berkali-kali karena Moo Gak terlihat ogah-ogahan / kalau tak mereka selalu nggak sinkron.
Moo Gak sih mau-mau saja. Apa sih yg nggak buat calon istri?
Hari pernikahan pun tiba. Yeom Mi terlihat sangat whoa.. hingga banyak pria menoleh padanya termasuk bekas anggota timnya. Tapi tentu saja mereka memberi hormat padanya. Bersama-sama mereka pergi ke seaworld karena disitulah tempat pernikahan Moo Gak dan Cho Rim.
Sebelum menikah, mereka berfoto dulu dan.. duh lucu amat sih mereka berdua.
Ae Ri menemani sahabatnya menemui Yeom Mi cs, dan ia langsung naksir dgn Detektif Yeh. Lucunya, salah satu anggota grup Kodok malah ada yg naksir Ae Ri. Lahh.. cinta segitiga dong, ya..
Kepala grup lawak berkata kalau ternyata tujuan Moo Gak ke Seoul itu untk mencari istri asli Seoul. Dengan gaya lawaknya, Moo Gak mengakui kalau ia memang mencari istri dari Seoul. Tapi ternyata, akhirnya ia malah balik mendapat istri asli Jeju. Dan wajahnya langsung dramatis saat menggeram khasnya, Jiyaaaa!!
Semua tertawa, hanya Cho Rim yg menutup wajah, malu. Kepala grup lawak senang sekali melihat Moo Gak, Kau lucu sekali. Bergabunglah dgn kami jika kau benci dgn pernikahanmu. Hahaha.. Cho Rim hanya bisa mendelik pd bosnya. Tentu saja bosnya hanya bergurau.
Sementara Cho Rim dan Ae Ri menuju ruang tunggu untk riasan akhir, teman-teman lama Cho Rim datang. Kta melihat sepasang sepatu menuruni tangga.
Acara pernikahan dimulai diawali dgn Detektif Ki yg bicara sebagai MC dan Inspektur Kang yg akan memberkati. Diiringi musik, Moo Gak berjalan masuk ke dlm ruangan.
Cho Rim menenangkan dadanya yg berdebar-debar. Ini saat yg ia nanti-nantikan. Ia mendengar Detektif Ki memanggilnya, sang pengantin wanita, untk masuk ke dlm ruangan.
Ia beranjak berdiri, tapi terhenti karena pintu terbuka dan ia melihat warna bau yg pernah ia lihat sebelumnya. Warna bau yg katanya sudah meninggal.
Orang itu masuk dan Cho Rim menatap orang itu dgn ketakutan yg amat sangat. Rasanya seperti terror saat melihat orang itu bertepuk tanan dan berkata, Selamat atas pernikahanmu. Orang itu melepas kacamatanya, Cho Rim-ssi.
Detektif Ki terus memanggil Cho Rim yg tak kunjung datang. Semua merasa cemas. Yeom Mi berinisiatif untk pergi ke ruangan Cho Rim. Tak ada Cho Rim di sana, hanya ruang pengantin yg berantakan. Ia memberitahukan hal ni pd Moo Gak yg langsung berlari keluar ruangan.
Komentar :
Ngomong-ngomong soal lamaran, untung lamarannya nggak jayus seperti berlutut dan nyanyi itu. Moo Gak terselamatkan oleh pria yg melamar pacarnya itu. Entah Moo Gak emang bisa nyanyi kaya gitu / nggak. Kadang kan suara yg di otak bisa beda sama di mulut. Jangan-jangan sumbang kaya si cowok tadi.
Dan tentang ending yg menegangkan, semua pasti sudah menduga ending ini. Too good to be true kalau terjadi yg happy-happy di episode 15. Biar bagaimanapun, Jae Hee masih punya orang-orang bayaran yg bisa disuruh melalui pengacaranya.
Jadi sepertinya memang Jae Hee ni tak mungkin bisa dipenjara. Benar kata-kata Moo Gak dulu yg akhirnya dikutip Jae Hee. Satu dari mereka harus mati.
0 Response to "[Unkind Women] The Girl Who Sees Smells Episode 15"
Post a Comment