This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Pertanyaan] Kedzaliman oleh Rakyat

Kedzaliman oleh Rakyat

Suatu ketika, kejadiannya beberapa tahun lalu ketika saya masih tinggal di Cinere. Ibu tetangga saya bercerita bahwa kemarin sore mobilnya dibaret oleh supir angkot di pasar Pondok Labu. Kalau anda pernah melewati pasar tersebut, anda pasti akan mengalami kemacetan karena ruas jalan yg menyempit akibat banyaknya pedagang dan orang yg berbelanja. Si ibu tersebut kebetulan lewat disana dan didepan ada angkot yg ngetem di jalan sehingga mobil-mobil yg ada dibelakang tak bisa jalan. Ketika dia membunyikan klakson, disitulah terjadi malapetakanya. Si supir angkot yg jelas-jelas salah dan telah berlaku dzalim tersebut keluar dari kendaraannya lalu membawa sepotong paku mendatangi mobil si ibu yg kebetulan menyetir sendirian. Dengan ganas si supir angkot membaret mobil dan berteriak marah: ”Situ orang kaya, enak-enak dlm mobil ber A/C. Jangan coba-coba mengusik rakyat seperti saya yaa!” Malang nasib tetangga saya tersebut, tak berani melawan dan hanya diam ketakutan, berhadapan dgn ‘rakyat’ yg lagi marah.
Di suatu kejadian lain di wilayah BSD - Bumi Serpong Damai, seorang yg hendak pindah kerumahnya yg baru, di sebuah kompleks perumahan yg kebetulan bertetangga dgn wilayah penduduk asli. Sebagai orang baru maka calon penghuni rumah ni berinisiatif untk melakukan silaturahmi dgn para tetangga, ngajak berbincang-bincang, tak lupa shalat bersama di musholla penduduk. Ketika tiba saatnya dia pindah rumah lalu datang dgn membawa barang-barang perabot, anak-anak muda tetangganya tersebut mengerumuni dgn muka tak ramah, mereka bilang: ”Kami yg berhak untk menurunkan barang-barang dari truk, bapak harus peduli kepada penduduk setempat untk memberikan mereka pekerjaan.” Padahal calon penghuni tersebut sudah membawa kuli sendiri. Kalau dia menolak dan memaksa untk memakai kuli yg sudah dibawa, akan terjadi keributan, bisa terjadi perkelahian karena pemuda setempat merasa jatahnya direbut orang lain, bahkan kehidupan si penghuni rumah bisa tak aman, karena bisa sewaktu-waktu dilempari batu. Akhirnya ditemukan jalan keluar, duit upah tetap diberikan kepada para pemuda setempat, tapi pekerjaan tetap dilakukan oleh kuli yg sudah dibawa karena orang tersebut khawatir barangnya akan rusak kalau diurus oleh para pemuda setempat. Orang ni terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untk ‘uang preman’. Rupanya buat para pemuda kampung tersebut ada prinsip ‘apapun harus jadi duit, tak peduli memeras tetangganya sendiri’.
Satu lagi kejadian ketika banjir datang di Jakarta, sengaja saya sampaikan contoh yg komplit biar mata kita terbuka. Seorang ibu yg tinggal dibantaran kali ditanya oleh salah seorang reporter televisi tentang sampah yg menggunung di sungai. Reporter tersebut bertanya :”Mengapa penduduk masih saja membuang sampah dikali?”. Dengan enaknya si ibu menjawab :”Memang tempatnya disana koq.” Lalu si reporter bertanya lagi: ”Kan bisa menyebabkan banjir?” Si ibu menjawab tak mau kalah: ”Urusan banjir itu kerjaannya Gubernur, buat apa jadi Gubernur kalau tak bisa mengurus banjir?”
Kita akan mengatakan semua contoh tersebut sebagai ‘kedzaliman oleh rakyat’. Kedzaliman tak hanya datang dari pihak yg berkuasa dan para pejabat saja. Kedzaliman bisa datang dari rakyat biasa, supir angkot yg ngetem sembarangan, tukang becak yg tak peduli dgn orang lain, pemungut sampah yg suka mengambil sampah berikut dgn tempat-tempatnya, pelayan toko yg tak menggubris pembeli, office-boy yg tak bekerja sesuai fungsinya. Apa yg terjadi dgn para pejabat di negeri ini, ketika mereka dgn enaknya melakukan penyelewengan dan korupsi, jg terjadi pd masyarakat kebanyakan, dgn kapasitasnya masing-masing untk menyengsarakan orang lain.
Semua bersumber kepada moralitas yg tipis, tak ada lagi rasa malu, merasa bebas bertindak sampai menyusahkan orang. Sebagaimana para koruptor dan anak istrinya yg tenang-tenang saja sekalipun keluar masuk pintu gedung KPK karena ketahuan korupsi, sebagian masyarakat bawah yg melakukan kedzaliman pun punya gaya yg sama. Mungkin ni disebabkan oleh sebagian manusia memang sudah tak dekat lagi dgn nilai-nilai yg diajarkan agama mereka. Padahal kalau mereka tahu apa yg disampaikan Rasulullah, tentu semuanya akan berpikir panjang untk melakukan kezaliman terhadap orang lain :
“Tidak masuk surga seseorang yg tetangganya tak aman dari gangguannya.” (Hadits Muslim)

source : http://www.lampuislam.org, http://viva.co.id, http://okezone.com

0 Response to "[Pertanyaan] Kedzaliman oleh Rakyat"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *