SINGAPURA: Kebanyakan mata uang negara Asia menyusut pd Senin dgn harga komoditas rendah menyebabkan nilai ringgit Malaysia dan rupiah Indonesia jatuh ke level terendah dlm 17 tahun.
Nilai mata uang baht Thailand jg mencatat penyusutan sedangkan dolar Singapura menunjukkan peningkatan.

Melansir data valuta asing Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 0,80 persen persen ke level 13.396 per dolar AS setelah ditutup di level 13.290 per dolar AS pd perdagangan pekan kemarin. Di sesi awal perdagangan, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah di kisaran 13.348 per dolar AS hingga 13.400 per dolar AS.
Indeks Bloomberg mencatat, dlm tiga bulan terakhir nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah melemah 5,6 persen. Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terburuk jika dibandingkan dgn mata uang negara-negara berkembang lainnya.
Sementara, Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Senin (8/6/2015), mencatat nilai tukar rupiah melemah ke level 13.360 per dolar AS. Di akhir pekan lalu, rupiah masih di level 13.288 per dolar AS.
Sebagian besar analis yg disurvei Bloomberg bahkan mengatakan, rupiah dpt melemah lebih parah ke kisaran 13.500 per dolar AS pd akhir tahun nanti. Angka tersebut merupakan level terendah dlm 17 tahun terakhir sejak Agustus 1998, saat Indonesia terkena krisis finansial.
Negara-negara berkembang seperti Indonesia memang sangat rentan dgn adanya isu kenaikan suku bunga AS. Pasalnya, banyak dana-dana dari negara maju lari ke Indonesia saat perekonomian negara tersebut sedang mengalami kemunduran.
"Ketika ada sentimen dari risiko-risiko pembalikan dana sudah terlihat, negara seperti indonesia lebih rentan," jelas Analis Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, Singapura, Teppei Ino.
Pelaku pasar melihat bahwa perekonomian di Amerika terus mengalami perbaikan. Angka tenaga kerja AS naik dari 119 ribu pd Maret 2015 menjadi 221 ribu pd April 2015. Peningkatan itu menandai cepatnya laju lowongan kerja baru yg disediakan oleh perusahaan-perusahaan di AS.
Kenaikan tersebut pernah jg terjadi pd akhir 2014 tapi di awal tahun ni kembali melemah yg membuat pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed batal untk menaikkan suku bunga. Sebelumnya, tingkat pengangguran pernah mencapai level 5,5 persen.
Dengan membaiknya data tenaga kerja tersebut, sentimen bahwa The Fed akan segera menaikkan suku bunganya tahun ni kembali muncul. Kemungkinan besar setelah bulan Juni 2015.
source : http://asalasah.blogspot.com, http://youtube.com, http://cnn.com
0 Response to "[kisah] Ringgit dan Rupiah Menyusut Ke Level Terendah Dalam 17 Tahun Terakhir"
Post a Comment