ro2blog.blogspot.com - Banyak yg sering berkata, "Aku nggak ada waktu !!!", seakan-akan mereka di dlm sebuah kesibukan yg sangat bermanfaat..., akan tetapi kenyataannya ternyata masih banyak waktu kosong mereka...
Di lain pihak...banyak pula yg ingin "Membunuh waktu..." karena waktu mereka yg sangat terbuang-buang.., mereka bingung mau diapain waktu tersebut..??!!
Waktu itu ibarat pedang bermata ganda, bisa mendatangkan kebahagiaanmu dan bisa pula menjadi bumerang yg mendatangkan kesengsaraanmu.
Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah menyebutkan sebuah perkataan :
الْوَقْتُ سَيْفٌ فَإِنْ لَمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ، وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلْتَهَا بِالْحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ
"Waktu ibarat pedang, jika engkau tak menebasnya maka ialah yg akan menebasmu. Dan jiwamu jika tak kau sibukkan di dlm kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dlm kebatilan" (Dinukil oleh Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dlm kitabnya Al-Jawaab Al-Kaafi hal 109 dan Madaarijus Saalikiin 3/129). Jika facebook tak kau gunakan untk bertakwa kepada Allah maka akan kau gunakan untk bermaksiat...!!!
Sesungguhnya Allah telah memberikan nikmat begitu banyak kepada hamba-Nya yg tak mungkin bisa dihitung, dan tak akan sanggup manusia menghitung / mengetahuinya secara terperinci karena begitu banyaknya,
Allah SWT. Berfirman:
وَءَاتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لا تُحْصُوهَا إِنَََََّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّار
Dan Dia (Allah) telah memberikan kepadamu segala apa yg kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tak akan mampu menghitungnya, sungguh manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (Ibrahim :34)
Nikmat Allah yg paling mendasar, paling besar dan lebih berharga dari apapun, yg mana manusia tak bisa lepas darinya yaitu nikmat waktu. Dikatakan dlm sebuah Syair Arab الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ (waktu itu lebih berharga daripada emas), karena waktu adlh kehidupan dan tempat berlabuhnya manusia. Disebutkan dlm Al Qur’an yg menerangkan keagungan nikmat ini, bahkan lebih dikhususkan lagi daripada yg lainnya. Banyak ayat yg menyebutkan keutamaan waktu, kedudukannya yg tinggi dan pengaruhnya yg sangat besar, bahkan Allah bersumpah didalam Al Qur’an dgn waktu (masa). Diantaranya :
وَالْعَصْرِ (1) إِنََّ الإنْسَانَ لََفِي خُسْرٍ(2) إِلَّاالذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَا صَوْابِالْحَقِّ وَتَوَا صَوْابِالصَّبْرِ
Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dlm kerugian, Kecuali orang-orang yg beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (QS. Al-`Ashr: 1-3).
Ibnu Abbas berkata bahwa pengertian dari والعصر adlh waktu. Imam Taqiyyuddin Al Razi didalam tafsirnya menyebutkan bahwa Allah SWT bersumpah dgn waktu, yg mana didalamnya terdapat banyak keajaiban, karena dgn waktu dpt menyebabkan manusia bahagia / sengsara, sehat / sakit, kaya / miskin.
Tidak Mampu Menghitung Nikmat Allah Sungguh telah banyak nikmat yg telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kita. Jika kita mencoba untk menghitung nikmat tersebut niscaya kita tak akan mampu untk menghitungnya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tak mampu untk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (ni’mat Allah). (QS Ibrahim [14] : 34) Dalam Taisir Al Karimir Rahman, Syaikh As Sa’di mengatakan, Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tak mampu untk menghitungnya maka lebih-lebih lagi untk mensyukuri nikmat tersebut. Sungguh manusia benar-benar zholim dan kufur. Itulah tabiat manusia di mana : (1) dia zholim dgn melakukan maksiat, (2) kurang dlm menunaikan hak Rabbnya, dan (3) kufur terhadap nikmat Allah Ta’ala. Dia tak mensyukurinya, tak pula mengakui nikmat tersebut kecuali bagi siapa yg diberi hidayah oleh Allah untk mensyukuri nikmat tersebut dan mengakui hak Rabbnya serta menegakkan hak tersebut. Kenikmatan yg Terlupakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu di antara dua kenikmatan yg telah diberikan Allah Ta’ala kepada manusia. Tetapi sangat disayangkan, banyak di antara manusia yg melupakan hal ni dan terlena dengannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ Ada dua kenikmatan yg banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang. (Muttafaqun ‘alaih) Ibnu Hajar dlm Fathul Bari membawakan perkataan Ibnu Baththol. Beliau mengatakan, Makna hadits ni adlh bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya jg sehat. Barangsiapa yg mendapatkan seperti ini, maka bersemangatlah agar tak tertipu dgn lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat yg diberikan oleh-Nya. Di antara bentuk syukur adlh melakukan ketaatan dan menjauhi larangan. Barangsiapa yg luput dari syukur semacam ini, dialah yg tertipu. Ibnul Jauzi dlm kitab yg sama mengatakan, Terkadang manusia berada dlm kondisi sehat, tapi dia tak memiliki waktu luang karena sibuk dlm aktivitas dunia. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, tapi dia dlm keadaan sakit. Apabila tergabung kedua nikmat ini, maka akan datang rasa malas untk melakukan ketaatan. Itulah manusia yg telah tertipu (terperdaya). Itulah manusia. Banyak yg telah terbuai dgn kenikmatan ini. Padahal tiap nikmat yg telah Allah berikan akan ditanyakan. Allah Ta’ala berfirman, ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan (yang kamu bermegah-megahan di dunia itu). (QS At Takaatsur [102] : 8) Waktu yg Telah Berlalu Tak Mungkin Kembali Lagi Penyesalan terhadap waktu yg telah berlalu adlh penyesalan yg tinggal penyesalan. Ingatlah, waktu yg sudah berlalu tak mungkin akan kembali lagi. الوقت أنفاس لا تعود Waktu adlh nafas yg tak mungkin akan kembali. Syaikh ‘Abdul Malik Al Qosim berkata, Waktu yg sedikit adlh harta berharga bagi seorang muslim di dunia ini. Waktu adlh nafas yg terbatas dan hari-hari yg dpt terhitung. Jika waktu yg sedikit itu yg hanya sesaat / beberapa jam bisa berbuah kebaikan, maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar-benar merugi. Dan namanya waktu yg berlalu tak mungkin kembali selamanya. (Lihat risalah Al Waqtu Anfas Laa Ta’ud, hal. 3) Tanda waktu itu begitu berharga bagi seorang muslim karena kelak ia akan ditanya, di mana waktu tersebut dihabiskan, لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pd hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya. (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami) Hendaknya kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yg sangat berharga bagi seorang hamba. Sungguh disayangkan jika waktu belalu begitu saja tanpa digunakan untk melakukan ketaatan dan beribadah kepada AllahTa’ala yg telah banyak memberikan nikmat kepada kita. Waktu Laksana Pedang Jika kita tak pandai menggunakan pedang, niscaya pedang tersebut akan menebas diri kita sendiri. Demikian jg waktu yg telah diberikan oleh AllahTa’ala. Jika kita tak mampu memanfaatkannya untk berbuat ketaatan kepada-Nya, niscaya waktu akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasehat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut: الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل Waktu laksana pedang. Jika engkau tak menggunakannya, maka ia yg malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tak tersibukkan dlm kebaikan, pasti akan tersibukkan dlm hal yg sia-sia. Saudaraku, senantiasalah engkau meminta pd Allah kebaikan pd hari ni dan hari besok karena hanya orang yg mendapatkan taufik dan pertolongan Allah Ta’ala yg dpt selamat dari tebasan pedang waktu. Ibnu Mas’ud berkata, ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ. Tiada yg pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, tapi amalanku tak bertambah. Al Hasan Al Bashri berkata, ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺔ ﺇﻋﺮﺍﺽ ﺍﷲ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺃﻥ ﳚﻌﻞ ﺷﻐﻠﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ ﺧﺬﻻﻧﺎﹰ ﻣﻦ ﺍﷲ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dlm hal yg sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya.
Waktu Sangatlah Berharga
Atau bahkan orang yg asyik menghabiskan waktunya buat Facebook (bacalah dgn ejaan yg benar yaitu Pest book - buku hama) sarana menghabiskan waktu yg menghama alias mewabah. Memang ada kebaikan di dalamnya tapi siapa yg bisa mengontrol alokasi waktu untk mengakses pestbook? Oleh karena itu dibalik semua gemerlap gadget dan perlengkapan tersebut terkadang dpt melalaikan kita dari mengingat Allah. Oleh karena itu diperlukan tips dan trik untk tetap dpt mengoptimalkan waktu dlm rangka mengingat Allah dan mengerjakan sesuatu yg lebih afdhol (utama).
Wahai saudaraku yg mulia...renungkanlah hadits berikut:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ»
Dari Anas bin Malik (radhiallahu’anhu) dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yg dibenci (manusia), sedangkan Neraka itu dikelilingi oleh hal-hal yg menyenangkan.’ Hadits Shohih (HR. Muslim no. 2822)
Saudaraku yg semoga Allah senantiasa memudahkan kita untk beristiqamah menuntut ilmu syar'i dan mempraktekkannya...marilah kita bersemangat mencari segala sesuatu yg bermanfaat untk akhirat kita termasuk didalamnya kita harus menyiapkan jurus-jurus jitu untk menyiasati "waktu" dan mengoptimalkannya dlm rangka melakukan ketaatan kepada Allah. Tidak boleh malas dan tak boleh merasa lemah serta untk senantiasa meminta pertolongan kepada Allah agar kita senantiasa mendapatkan kemudahan untk beribadah kepada-Nya.
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
"Seorang Mukmin yg kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yg lemah. Tapi masing-masing ada kebaikan. Bersemangatlah meraih apa-apa yg manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan (hanya) kepada Allah, dan janganlah bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain. Akan tetapi katakanlah, Takdir Allah (Allah telah mentakdirkannya), dan apa yg Dia kehendaki Dia Perbuat. Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan.Hadits Shohih (HR. Muslim no. 2664)
Saudaraku... mari kita perhatikan pula nasehat yg masyhur dari Imam as-Syafi’I rahimahullah:
صَحِبْتُ الصُّوفِيَّةَ فَلَمْ أَسْتَفِدْ مِنْهُمْ سِوَى حَرْفَيْنِ: أَحَدُهُمَا قَوْلُهُمْ: الْوَقْتُ سَيْفٌ، فَإِنْ قَطَعْتَهُ وَإِلَّا قَطَعَكَ. وَذَكَرَ الْكَلِمَةَ الْأُخْرَى: وَنَفْسُكَ إِنْ لَمْ تَشْغَلْهَا بِالْحَقِّ وَإِلَّا شَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ.
Aku pernah berkawan dgn orang-orang sufi, aku tidaklah mendapatkan pelajaran yg bermanfaat darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu. Dan Beliau menyebutkan yg lainnyaa: Jika dirimu tak tersibukkan dgn kebaikan, maka pastilah akan tersibukkan dgn perkara yg batil.
Syaikh Ali Hasan al-Halaby hafizhohullah memberikan penjelasan catatan kaki dlm tahqiqnya terhadap kitab Ad-Da’wad Dawa’ (hal 239, cet. Dar Ibnul Jauzy 1419 H) tentang maksud perkataan Imam As-Syafi’I menyebutkan orang sufi adlh orang sufi yg ada pd zamannya, sedangkan orang sufi pd zaman sekarang tak ada yg bisa diambil manfaatnya sama sekali.
Saudaraku perhatikanlah pula nasehat emas dari Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dlm kitabnya Ad-Daa’ wa Dawaa’ (Lihat ad-Daa’ wa Dawaa’ tahqiq Syaikh Ali bin Hasan al-Halaby hal. 239),
فَوَقْتُ الْإِنْسَانِ هُوَ عُمُرُهُ فِي الْحَقِيقَةِ، وَهُوَ مَادَّةُ حَيَاتِهِ الْأَبَدِيَّةِ فِي النَّعِيمِ الْمُقِيمِ، وَمَادَّةُ الْمَعِيشَةِ الضَّنْكِ فِي الْعَذَابِ الْأَلِيمِ، وَهُوَ يَمُرُّ أَسْرَعَ مِنَ السَّحَابِ، فَمَا كَانَ مِنْ وَقْتِهِ لِلَّهِ وَبِاللَّهِ فَهُوَ حَيَاتُهُ وَعُمُرُهُ، وَغَيْرُ ذَلِكَ لَيْسَ مَحْسُوبًا مِنْ حَيَاتِهِ، وَإِنْ عَاشَ فِيهِ عَاشَ عَيْشَ الْبَهَائِمِ، فَإِذَا قَطَعَ وَقْتَهُ فِي الْغَفْلَةِ وَالسَّهْوِ وَالْأَمَانِيِّ الْبَاطِلَةِ، وَكَانَ خَيْرَ مَا قَطَعَهُ بِهِ النَّوْمُ وَالْبِطَالَةُ، فَمَوْتُ هَذَا خَيْرٌ لَهُ مِنْ حَيَاتِهِ.
Waktu manusia merupakan umurnya yg sebenarnya. Waktu tersebut adlh waktu yg dimanfaatkan untk mendapatkan kehidupan yg abadi lagi penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan serta adzab yg pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berlalunya kumpulan awan. Barangsiapa yg waktunya semata-mata diperuntukkan dlm rangka ketaatan dan beribadah kepada Allah, maka itu adlh waktu dan umurnya yg sebenarnya. Selain itu tak dianggap sebagai kehidupannya, tapi hanya dinilai layaknya seperti kehidupan binatang ternak."
Jika waktu hanya dihabiskan untk hal-hal yg membuat lalai, untk sekedar menghamburkan hawa nafsu, berangan-angan yg sia-sia (batil), hanya dihabiskan dgn banyak tidur dan digunakan dlm kesia-siaan (yang kurang manfaatnya), maka sungguh kematian itu lebih layak bagi dirinya."
Daud Ath Tho’i mengatakan,
إنما الليل والنهار مراحل ينزلها الناس مرحلة مرحلة حتى ينتهي ذلك بهم إلى آخر سفرهم ، فإن استطعت أن تـُـقدِّم في كل مرحلة زاداً لما بين يديها فافعل ، فإن انقطاع السفر عن قريب ما هو ، والأمر أعجل من ذلك ، فتزوّد لسفرك ، واقض ما أنت قاض من أمرك ، فكأنك بالأمر قد بَغَـتـَـك
Sesungguhnya malam dan siang adlh tempat persinggahan manusia sampai dia berada pd akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di tiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah. Berakhirnya safar boleh jadi dlm waktu dekat. Namun, perkara akhirat lebih segera daripada itu. Persiapkanlah perjalananmu (menuju negeri akhirat). Lakukanlah apa yg ingin kau lakukan. Tetapi ingat, kematian itu datangnya tiba-tiba.
Tips dan Trik menyiasati waktu :
Banyak sekali tips dan trik dlm menyiasati waktu, tapi yg akan dipilih dlm tulisan ni adlh sebagai berikut:
Pertama Tulislah apa saja yg akan dihafal dari al-Quran/al-Hadits pd hari ni di kertas kecil (seperempat folio) kemudian tempelkan di tempat-tempat / alat-alat yg dilihat (baca: dipelototi tiap hari), seperti di desktop tempat kerja, di kendaraan, / dimana saja yg kerap dilihat.
Kedua Seringlah murajaah dan mempraktekannya. Hal itu sebagaimana nasehat dari Syaikh Sholeh al-Masy-ari hafizhahullah :
خَيْرُ الْوَسِيْلَةِ لِتَفَهُّمِ التَطْبِيْقُ
Sarana yg terbaik untk mendapatkan kefahaman adlh penerapan.
Kalau sedang menghafal quran maka prakteknya adlh ketika sholat sunnah / quran dilantunkan ketika murajaah (mengulang-ulang) , kalau sedang menghafal hadits maka prakteknya adlh dgn ditulis dikertas dan diajarkan kepada orang yg berada di sekeliling kita (istri, anak-anak, orang tua dan keluarga).
Ketiga Lakukan sedikit demi sedikit tapi rutin. Simaklah hadits berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
"Dari Aisyah radhiallahu’anha, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam pernah ditanya Amalan apakah yg paling Allah sukai? Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam menjawab Yang terus-menerus walaupun sedikit. Hadits Shohih (HR. Muslim no. 782 (216))
Yang terus menerus walaupun sedikit itu lebih baik daripada melakukan yg perkara yg besar tapi terputus discontinue. Contoh nyata, seseorang ingin belajar bahasa arab ada program sebulan belajar bahasa arab express - ada embel embelnya jika anda tak dpt faham bahasa arab uang kembali. Setelah sebulan selesai ia kembali ke dunianya lagi tanpa ada murojaah dan follow up-nya maka ketika ditanya bagaimana hasil pelatihannya...wah bagus sekali...namun sayang sampai saat ni saya jg belum paham bahasa arab.
Keempat Meminta kepada teman ataupun keluarga terdekat untk mengingatkan tentang jadwal kegiatan murajaah. Misalnya ketika perjalanan ke tempat jauh, bawalah buku catatan apa yg akan dihafal, ataupun bisa membawa kitab lalu mintalah kepada istri, teman, / kerabat untk membacakannya di depan kita.
Kelima Perbanyaklah doa memohon kepada Allah untk dimudahkan dlm melakukan ibadah kepada-Nya.
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Ya Allah, tolonglah aku untk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu serta beribadah dgn baik kepada-Mu. Hadits Shohih (HR. Abu Dawud no. 1522, Ahmad no. 22126, An-Nasa-i dlm As-Sunan al-Kubro no. 9857, Shohih Abi Dawud (Al- Um) no. 1362 . ))
اللَّهُمَّ جَنِّبْنِيْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ ، وَ الأَهْوَاءِ ، وَ الأَعْمَالِ ، وَ الأَدْوَاءِ
"Ya Allah, jauhkanlah aku dari berbagai kemunkaran akhlaq, hawa nafsu, amal perbuatan dan segala macam penyakit. Hadits Shohih (HR. At-Tirmidzi no. 3591, Hakim I/532 dan disepakati oleh Imam adz-Dzahaby, Ibnu Hibban no. 2422 (Mawarid).
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي هَزْلِي وَجِدِّي وَخَطَايَايَ وَعَمْدِي، وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي
Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas kesalahanku, kebodohanku, jg sikap berlebihanku dlm urusanku, dan segala sesuatu yg Engkau lebih mengetahuinya dariku. Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas canda dan keseriusanku, kesalahanku dan kesengajaanku dan semuanya itu ada pd diriku. Hadits Shohih (HR. Al-Bukhori no. 6399)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ ، وَ الْكَسَلِ ، وَ الْجُبْنِ ، وَ الْبُخْلِ ، وَ الْهَرَمِ ، وَ عَذَابِ الْقَبْرِ ، اَللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا ، وَ زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا ، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَ مَوْلاَهَا ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ ، وَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ، وَ مِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ، وَ مِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
Ya Allah, sesungguhnya aku memahon perlindungan kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kekikiran, pikun dan adzab kubur. Ya Allah, berikanlah ketakwaan pd diriku dan sucikanlah ia, karena Engkau-lah sebaik-baik Dzat yg menyuci-kannya. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yg tak ber-manfaat, hati yg tak khusyu’, nafsu yg tak pernah puas dan do’a yg tak dikabulkan. Hadits Shohih (HR. Muslim 4/2088 no. 2722)
يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنكَ
"Ya Rabb yg membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pd agama-Mu." Hadits Shohih (HR. Ahmad VI/302, Hakim I/525, Tirmidzi no. 3522. Shahih, lihat Shahih at-Tirmidzi III/171 no. 2792.)
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
"Ya Allah, yg mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami pd ketaatan kepada-Mu." Hadits Shohih (HR. Muslim no. 2654 dari Abdullah bin 'Amr al Ash radhiallahu'anhu) Takhtimah
Mereka Selalu Menyesal Jika Waktu Berlalu Sia-Sia, Sedangkan Kita? Basyr bin Al Harits berkata, مررت برجل من العُبَّاد بالبصرة وهو يبكي فقلت ما يُبكيك فقال أبكي على ما فرطت من عمري وعلى يومٍ مضى من أجلي لم يتبين فيه عملي Aku pernah melewati seorang ahli ibadah di Bashroh dan ia sedang menangis. Aku bertanya, Apa yg menyebabkanmu menangis? Ia menjawab, Aku menangis karena umur yg luput dariku dan atas hari yg telah berlalu, semakin dekat pula ajalku, tapi belum jelas jg amalku. (Mujalasah wa Jawahir Al ‘Ilm, 1: 46, Asy Syamilah). Jangan Jadi Orang yg Menyesal Kelak Sebagian orang kegirangan jikalau ia diberi waktu yg panjang di dunia. Bahkan inilah harapan ketika nyawanya telah dicabut, ia ingin kembali di dunia untk dipanjangkan umurnya supaya bisa beramal sholih. Orang-orang seperti inilah yg menyesal di akhirat kelak, semoga kita tak termasuk orang-orang semacam itu. Allah Ta’ala berfirman, حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yg saleh terhadap yg telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adlh perkataan yg diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan (QS. Al Mu’minun: 99-100). Ketika orang kafir masuk ke neraka, mereka berharap keluar dan kembali ke dunia dan dipanjangkan umur supaya mereka bisa beramal. Allah Ta’ala berfirman وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ Dan mereka berteriak di dlm neraka itu : Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yg saleh berlainan dgn yg telah kami kerjakan. Dan apakah Kami tak memanjangkan umurmu dlm masa yg cukup untk berfikir bagi orang yg mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tak ada bagi orang-orang yg zalim seorang penolongpun. (QS. Fathir: 37). Dalam ayat lainnya disebutkan pula, وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yg berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): Ya Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adlh orang-orang yg yakin. (QS. As Sajdah: 12). وَتَرَى الظَّالِمِينَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ يَقُولُونَ هَلْ إِلَى مَرَدٍّ مِنْ سَبِيلٍ Dan kamu akan melihat orang-orang yg zalim ketika mereka melihat azab berkata: Adakah kiranya jalan untk kembali (ke dunia)? (QS. Asy Syura: 44). قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ Mereka menjawab: Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untk keluar (dari neraka)? Yang demikian itu adlh karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adlh pd Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. Ghafir: 11-12). Qotadah mengatakan, Beramallah karena umur yg panjang itu akan sebagai dalil yg bisa menjatuhkanmu. Marilah kita berlindung kepada Allah dari menyia-nyiakan umur yg panjang dlm hal yg sia-sia. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553, pd tafsir surat Fathir ayat 37) Waktu akan membunuh orang yg melalaikanya, maksudnya adlh bahwa pengaruhnya seakan akan membunuhnya, karena dgn melalaikan waktu maka kerugian, penyesalan, kesakitan akan selalu menunggunya. ada yg mengatakan الوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِذَا لَـمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ
(waktu bagaikan pedang jika kamu tak memotongnya maka dia akan memotongmu), Ibnu Abi Jamrah berkata dlm kitabnya Bahjatu An Nufus potonglah waktu dgn perbuatanmu agar dia (waktu) tak memotongmu. Jadi jika kita tak memanfaatkan waktu dgn sebaik baiknya, maka kita akan binasa sebagaimana binasanya seseorang yg terkena sabetan pedang jika dia tak segera menghindar dan melawannya maka dia (pedang) akan memotong dan menghancurkannya, karena waktu bagaikan pedang yg membunuh. Menyia-nyiakan waktu hanya untk menunggu-nunggu pergantian waktu, itu sebenarnya lebih parah dari kematian. Ibnul Qayyim rahimahullah dlm Al Fawa-id berkata, اِضَاعَةُ الوَقْتِ اَشَدُّ مِنَ الموْتِ لِاَنَّ اِضَاعَةَ الوَقْتِ تَقْطَعُكَ عَنِ اللهِ وَالدَّارِ الآخِرَةِ وَالموْتِ يَقْطَعُكَ عَنِ الدُّنْيَا وَاَهْلِهَا Menyia-nyiakan waktu itu lebih parah dari kematian. Karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari (mengingat) Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanya memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda
Thursday, 31 December 2015
0 Response to "Penjelasan Tentang Waktu Bagaikan Pedang"
Post a Comment