
ro2blog.blogspot.com - Hidup ni diliputi oleh masa, di belakang adlh masa-masa yg telah berlalu di tengah adlh masa yg sedang berlangsung di depan adlh masa yg akan datang. Apa kewajiban seorang muslim terhadap masa-masa itu ? kewajibannya adlh menjadikan masa-masa itu diisi dgn amal-amal saleh. (1). demi masa. (2). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dlm kerugian, (3). kecuali orang-orang yg beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
Lantas, sudahkah kita mengisi masa-masa kita dgn kesalehan ? Beramal saleh adlh jihadul akbar, musuhnya yaitu hawa nafsu. Beramal saleh merupakan perjuangan panjang yaitu seumur hidupnya tiap muslim. Dalam masa-masa perjuangan itu tidaklah selalu mulus, kebaikan tak selalu menag begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu alat ukur / sebagai barometer yg digunakan untk mengevaluasi semua masa-masa kita islam telah menyiapkannya yaitu dgn Tafakur, Tadabur Dan Muhasabah.
Pertama : Tafakur berarti berpikir, ni sesuai dgn hadis Rasulullah saw. pernah bersabda, Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah. Hadits yg diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas ni menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dlm kitab Shahihul Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat hasan. Disebutkan di dlm hadits, bahwa tafakur sesaat adlh lebih baik daripada ibadah satu tahun.
Kedua : Tadabur secara bahasa berarti mengurus dan merenungkan kesudahan urusan itu. Secara Istilah berarti : Berpikir dgn menggunakan seluruh kemampuan akal dan dgn menggunakan pertanyaan-pertanyaan yg logis untk mencapai pengertian yg baru. Kata tdabbaru dlm Al-Qur’an lebih mengarah pd mengangan-angan makna Al-Qur’an.
Ketiga : Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, artinya secara bahasa melakukan perhitungan. Secara istilah muhasabah adlh sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dlm semua aspeknya.
Kalau kita jajar arti dari ketiga-tiganya adlh pertama tafakur itu berpikir, tadabur itu merenungkan, muhasabah itu memperhitungkan. Jika kita mengamati secara jeli ketiga-tiganya mengandung muatan masa, berpikir bisa saja yg dipikirkan tentang masa lalu sekarang / yg akan datang, merenungkan, dan memperhitungkan adlh terhadap hal-hal yg telah berlalu.
Ketiga-tiganya mengandung maksud untk menciptakan pemahaman-pemahaman yg benar yg akan melahirkan amal-amal saleh dan meninggalkan sejauh mungkin kebatilan. Jika ketiga-tiganya itu disinggung dlm Al-Qur’an maka bagi kita umat islam sudah seharusnya untk menggunakan ketiga prinsip itu, yaitu tafakur, tadabur dan muhasabah secara berkesinambungan dan terus menerus (istiqomah).
Ketiga hal ni adlh penangkal kelalaian yg kadang muncul pd diri manusia, ketiga hal ni adlh sebagai kontrol amal keseharian kita, apakah itu sudah sesuai dgn maksud Islam yg sebenarnya / belum, baik / buruk, meningkat, tak berubah / menurun.
Berjalannya ketiga hal ni mesti disertai dan diiringi dgn ilmu, karena ilmu adlh cahaya. Kita berusaha bertafakur, bertadabur dan bermuhasabah tetapi di situ tak ada cahaya maka ketiga usaha kita tak akan membuahkan hasil secara baik. Ketiga hal ni dilakukan supaya seorang hamba itu tak pernah akan merugi untk selamanya / tak akan terjatuh dlm kesesatan yg terus menerus.
Maka setelah dipahami oleh seseorang terkait tentang tiga hal tersebut diatas maka akan dikatakan beruntunglah orang yg hari ni baik dari hari yg kemarin, terperdayalah orang yg hari ni sama dgn yg kemarin, dan celakalah orang yg hari ni lebih buruk dari hari kemarin.
Wahai saudara seiman yg paling jauh adlh bukanlah bintang, matahari ataupun rembulan, tetapi yg jauh adlh masa yg telah berlalu dan tak akan kembali lagi. Kemarin yg telah luput dari kita akan menjadi secuil kenangan, dan jg menjadi penyesalan, yg ada adlh hari ni dan akan datang, gunakan hari ni sebaik-baik mungkin karena esok belum tentu menjadi milik kita, sedangkan yg kemarin telah pergi untk selamanya, berfikirlah angan-angankanlah dan berintrospeksilah pd hari-harimu, kita semua.
Islam 100% Sempurna
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada pertanyaan dari seorang sahabat +Ahmad firza hafidz xena tentang Artikel di atas, isi pertanyaan yg ditulsinya seperti berikut ini: bismillah... salamualaikum.. sy tertarik membaca artikel ini, hanya ada beberapa pertanyaan yg muncul di kepala sy? mungkin mas +Syamsun Anwar bisa memberikan uraian dari ke tiga barometer yg disebutkan sebagai sarana untk mengevaluasi massa (waktu).. kongkrit aktifitas seperti apa yg harus kita lakukan untk meng tafakur waktu, mentadabur al quran, dan bermuhasabah terhadap waktu, ... di barometer tafakur disebutkan "berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah".. mungkun mas +Syamsun Anwar bisa memberikan uraian tentang hadist ini, .. kemudian kedua : tadabur ada kalimat mengangan angan kan al-quran, bentuk angan2 seperti apa yg dimaksud? dan selanjutnya bagian ketiga tadabur : Berpikir dgn menggunakan seluruh kemampuan akal dan dgn menggunakan pertanyaan-pertanyaan yg logis untk mencapai pengertian yg baru.. apa sesungguhnya maksud kalimat ini? mohon bantuan ilmu untk memahami nya mas... jazakumullahu khairan kathira.. salamualaikum warahmatullah..
Jawab : Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Sahabatku yg dirahmati Allah, pertanyaan yg menarik untk diulas, saya menuliskan pembahasan 3 hal kemuliaan dlm agama tentang tafakur, tadabur dan muhasabah ni sesederhana mungkin dgn maksud agar mudah dipahami, tapi di sisi lain bagi sebagian sahabat mungkin butuh keterangan yg lebih jelas. Oleh krama itu berikut adlh penjelasan sesuai dgn pertanyaan sahabat kita:
Pertama yg anda tanyakan, konkret aktivitas seperti apa yg bisa kita lakukan untk mengamalkan ketiga hal tersebut ? Sebagaimana aktivitas muslim pd umumnya seperti beri’tikaf di masjid, ketika qiyamul lail, / kapan pun saja, ketika dlm kesendirian hati-nya. Pada saat itu ia bertafakur tentang keagungan ciptaan Allah berupa malam, / sesuai yg anda dapati ketika itu yg semua adlh ciptaan Allah. Manfaatnya di masa masa yg akan datang kita akan lebih mengerti keagungan Allah menciptakan malam oleh karena akan dipergunakan sebaik-baiknya untk ibadah. Selain bertafakur jg bertadabur yaitu dlm hatinya berkata Seorang hamba di malam hari memiliki waktu untk shalat tahajud sesuai perintah Allah dlm Al-Quran. Dengannya seorang hamba akan memiliki kesadaran penuh bahwa di dlm malam ada hak untk beribadah sholat malam (tahajud) Juga bermuhasabah sudahkah diri ni termasuk hamba yg bersyukur sedangkan Allah perintahkan bersyukur dlm Al-Qur’an. Dengan bermuhasabah amal ibadah seseorang intensitasnya akan bertambah, dan grafiknya perlahan-lahan akan naik.
Untuk pertanyaan kedua saya sengaja mengambil sebuah hadis dgn maksud mengambil makna secara bahasa berdasarkan teks hadis yaitu berpikir, "berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah" untk penjelasan hadis ni bahwa kita sebagai makhluk berpikir makhluk yg dilengkapi karunia pikiran diperintahkan untk berpikir, tapi bukan berpikir yg bebas tanpa batas, ranah berpikir manusia dibatasi dlm agama Islam ini, yaitu kita diberi ranah berpikir pd zona makhluk, dan dilarang berpikir pd zona zat ketuhanan. Kenapa rasul mengajarkan demikian ? pertama ; akal kita ni untk memikirkan pd area makhluk ni saja tak akan pernah habis untk dilakukan, di dalamnya terkandung ilmu-ilmu Allah yg Maha Luas. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". Kedua ; Allah telah menetapkan area berpikir makhluk sedemikian rupa itu adlh untk kemaslahatan dan keselamatan makhluk itu sendiri. Akal manusia tak pernah akan sampai jika memikirkan dzatnya Allah, kita berfikir tentang Allah hanya sebatas pd sebutan-sebutan yg baik untuk-Nya (asma’ul husna) dan hanya pd mengenal sifat-sifat Allah yg wajib, mustahil maupun jaiz. Kalau manusia tetap memaksakan diri berpikir pd ranah yg dilarang, maka akan menyebabkan dua kerusakan: pertama, kerusakan secara fisik, akalnya bisa jadi rusak (jadi gila) kedua, kerusakan nun fisik yaitu kerusakan aqidah, berfikir tentang dzatnya Allah SWT, karena kapasitas akal tak mampu, maka orang yg beriman akan berpaling menjadi ingkar (kafir). Naudzubillahi min dzalik.
Kemudian tentang masalah Tadabur: mengangan-angan Al-Qur’an, bentuk angan-angan apa yg dimaksud? Mengangan-angan Al-Quran (tadabburil qur’an) mempunyai dua pengertian, pertama mengangan-angan teks Al-Qur’an / ayat-ayat Al-Qur’an untk diambil pelajaran. Kedua mengangan-angan diri yg merupakan subyek dari Risalah Nabi (Al-Qur’an), sudah sejalan dgn Al-Qur’an / belum.
Selanjutnya penjelasan makna tadabur secara istilah : Berpikir dgn menggunakan seluruh kemampuan akal dan dgn menggunakan pertanyaan-pertanyaan yg logis untk mencapai pengertian yg baru. Ini maksudnya adlh ijtihad seseorang dlm memperoleh sebuah hikmah dari tiap kejadian sesuai dgn kondisi, situasi serta perkembangan zaman dgn menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan utama. Obyek tadabur adlh Al-Qur’an / bisa apa saja yg merupakan makhluk / semua ciptaan-Nya. Itu semua karena kita diperintahkan untk menemukan hikmah-hikmah dari tiap sesuatu, karena tiap hikmah itu ada kebaikan yg sangat banyak. Demikian penjelasan ini, kurang lebihnya mohon maaf, Wallahu a’lam bisshowab.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Islam 100% Sempurna
other source : http://docstoc.com, http://flickr.com, http://islam100persensempurna.blogspot.com
0 Response to "Istiqomah dalam Tafakur, Tadabur & Muhasabah - Fikih"
Post a Comment