This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Bahaya Mabuk Pujian, Oleh KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym ) - Internasional

Bahaya Mabuk Pujian, Oleh KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym ) ro2blog.blogspot.com - Dipuji, dikagumi, diperlakukan spesial itu sangat nikmat, sehingga banyak orang yg sangat merindukannya.

Dan bagi yg tak hati - hati dan tak kuat iman, akan banyak kerusakan yg timbul bila sudah diperbudak dan mabuk pujian.

Seperti orang mabuk; berpikir, berbicara, bersikap dan mengambil keputusan menjadi tak normal / error.

Hati akan cenderung hilang kepekaan, mudah tersinggung dan sakit hati bila orang tak memuji / mmperlakukannya tak sesuai harapan.

Hidup selalu galau, sangat cemas orang tak lagi memperhatikannya. akal selalu berputar akibatnya jadi kurang peduli kepada yg lain, selalu orientasi diri sendiri.

Sibuk sekali membangun ‘kemasan’/topeng’ demi penilaian orang walau harus berhutang / menanggung resiko yg berat.

Orang - orang disekitarnya pecinta penilaian manusia, tak akan merasa nyaman, karena yg bersangkutanpun tak nyaman dgn dirinya sendiri.

Hubungan dgn Allohpun semakin terhijab, walau banyak ilmu agama dan rajin ibadah, karena di hatinya bukanlah Alloh yg dituju melainkan sibuk dgn penilaian makhluk.

Mengapa orang memuji? Karena mereka tak tahu siapa diri kita. Kalau mereka tahu siapa kita sebenarnya, pasti mereka tak akan memuji. Celakanya kalau dipuji, kita menikmati sesuatu yg sesungguhnya tak ada pd diri ini.

Pujian dpt membuat kita jadi yakin seperti apa yg dikatakan orang, sampai kita tak jujur kepada diri sendiri. Sebenarnya yg tahu seperti apa diri ni adlh kita sendiri. Orang yg memuji hanya menyangka saja.

Seharusnya, pujian itu membuat kita malu. Karena apa yg mereka katakan, sebenarnya tak ada pd diri kita. Tapi bagi para pecinta dunia, mereka akan menikmati sesuatu yg tak ada pd dirinya. Artinya, dia berbohong pd dirinya sendiri.

Bahayanya pujian itu ada tiga :

Pertama, kita jadi terpenjara oleh pujian orang. Kita takut kehilangan segala pujian pd diri. Akibatnya, kita melakukan apa saja supaya pujian itu tak hilang. Orang yg dipuji dan memercayai pujian, dia tak akan menerima nasihat dari orang lain. Karena dia benar-benar termakan, terbelenggu dan terpenjara oleh pujian tersebut.

Kedua, dia sangat sulit mengakui kekurangannya. Ini adlh malapetaka. Orang yg tak bertaubat, dialah orang zalim. Orang yg tak mau mengakui dosanya itu termasuk zalim. Kalau kita telah menyakiti orang, tetapi tak mengakui, berarti kita sudah zalim. Zalim pd orang dan pd diri sendiri.

Ketiga, kalau orang sudah senang dipuji, maka tak ada ikhlas dlm dirinya. Karena segala perbuatan yg dilakukannya hanya untk mempertahankan pujian. Dia akan mengatur penampilan dan sikapnya agar terlihat baik bagi orang. Apakah mungkin orang seperti ni akan ikhlas?

Jawabannya tidak! Karena dia melakukan apapun bukan untk Allah lagi, tapi karena untk pujiannya. Tiap hari pekerjaannya hanya berpikir bagaimana agar tetap dianggap teladan.

Seorang anak yg sudah terbiasa dipuji, berarti kita merusak dia. Dia akan merasa dirinya istimewa. Dia merasa dirinya khusus dan merasa dirinya lebih dari orang lain. Maka tunggulah ketika dia dewasa, dia tak akan memandang orang tuanya. Karena dia dibesarkan untk tak jujur melihat dirinya. Dia dibesarkan untk melihat dan membangun topengnya.

Rasulullah SAW bahkan amat tak berkenan bila melihat orang lain memuji-muji:
Bila kamu melihat orang-orang yg sedang memuji-muji dan menyanjung-nyanjung maka taburkanlah pasir ke wajah-wajah mereka. (HR. Ahmad)

Jangan menikmati pujian / jangan termakan terjebak pujian. Pujian itu bisa memabukkan diri seseorang. Segalanya bisa jadi alat untk membuatnya dipuji. Berbuat sederhana pun bisa menjadi alat pujian, yakni, supaya dinilai tawadlu. Padahal dgn pujian-pujian itu hidupnya bisa menjadi munafik. Orang-orang di sekitarnya jg tak nyaman, karena orang-orang tak bisa dibeli hatinya dgn kepura-puraan.

Islam mengajarkan kita menjadi orang yg asli. Murni tanpa rekayasa dan kepura-puraan. Apa yg kita perbuat tujuannya cuma satu agar Allah menerima (ridha). Tidak ada masalah dgn penerimaan dan penghargaan dari orang lain. Yang penting apa yg kita lakukan benar, tak menyakiti dan melanggar hak orang lain.

Tidak ada kepura-puraan, tak ada kepalsuan. Antara perbuatan dan perkataan sama, maka akan tercipta rasa nyaman. Nyaman untk kita, nyaman untk orang di sekitar kita. Kalau berpura-pura, kita akan merasa tak nyaman. Orang lain pun jg merasa sama, tak nyaman.

Islam itu nyaman di hati betapapun badai harus dihadapi. Kenapa? Karena tak ada kepura-puraan.

Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adlh pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung - Jakarta.

0 Response to "Bahaya Mabuk Pujian, Oleh KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym ) - Internasional"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *