ro2blog.blogspot.com - Membuat tauto Pekalongan membuat saya bernostalgia dgn jaman kuliah di Jogya. Ini bukan karena saat kuliah saya sering menyantap soto khas kota Pekalongan tersebut, melainkan karena kota ni membuat saya teringat dgn teman-teman kuliah yg banyak berasal dari Pekalongan dan daerah sekitarnya. Kota Pekalongan terkenal dgn julukan kota batik, jadi wajar saja tiap kali membicarakan kota ni maka selalu diasosiasikan dgn batik. Batik Pekalongan terkenal berbeda dgn batik dari daerah Jawa lainnya, warnanya cerah, cantik dgn corak flora fauna yg lebih bervariasi. Terus terang saya lebih suka dgn batik Pekalongan yg ceria, dibandingkan dgn batik asal Solo / Jogya yg terkesan resmi dan gelap.
Nah salah seorang teman saya bernama Rina, asli berasal dari Pekalongan. Apesnya jika berasal dari satu kota penghasil kerajinan / makanan yg unik contohnya seperti Pekalongan ini, maka ketika pulang kampung sederet daftar titipan pun bermunculan. Mulai dari baju batik hingga bakpia Pekalongan yg memiliki ukuran jumbo dgn isi yg legit. Terkadang saya melihat wajah Rina yg sedikit kesal ketika titipan yg diterimanya berjibun tapi karena sifat baik dan sabarnya yg luar biasa maka teman saya ni jarang menolak pesanan. Saya sendiri tak pernah memesan batik, tapi bakpia Pekalongan tak pernah ketinggalan. Berhubung saat itu semangat memasak belum seperti sekarang maka tak pernah terpikir di benak bahwa Pekalongan jg merupakan penghasil tauco yg sedap. Andai saja saya tahu, maka pasti Rina akan semakin kesal ketika tauco menjadi salah seribu barang pesanan lainnya yg harus dia bawakan. ^_^
Tauco asin |
Konon katanya, tauco Pekalongan memiliki cita rasa manis, berbeda dgn tauco Medan / tauco yg umum dijual di pasar. Anda yg berasal dari kota batik ni pasti lebih tahu tentang tauco ini. Di supermarket terkadang saya menemukan jg jenis tauco manis tapi sepertinya versi asinnya lebih nge-trend. Nah tauco Pekalongan yg terkenal sedap inilah yg menjadi bumbu dasar tauto Pekalongan yg terkenal. Bahkan katanya, tauto tanpa tauco Pekalongan maka bukan tauto namanya. Tauto sendiri sebenarnya adlh sejenis soto tetapi berbeda dgn soto umumnya di Indonesia maka tauto dibumbui dgn tauco sehingga memberikan rasa yg unik dan berbeda.
Pengalaman saya menyantap tauto tidaklah banyak, dan itu sudah beberapa tahun yg lalu ketika masih tinggal di Jogya. Waktu itu secara tak sengaja saya dan beberapa teman menemukan sebuah warung tauto di tepian jalan. Tapi pengalaman mencicipi suatu masakan memang susah hilang dari ingatan, apalagi jika makanan tersebut meninggalkan kesan. Untungnya warung tauto di tepi jalan itu cukup memberikan kesan, dan kebetulan saya memang sangat menyukai hidangan berkuah gurih seperti ini. Seringkali terpikir di dlm benak, jika rasa tauto di warung biasa yg saya temukan waktu itu sudah terasa sedap, bagaimana dgn tauto asli di Pekalongan ya? Pasti leker! Ah ngiler saya membayangkannya. ^_^
Bahan utama tauto adlh daging sapi / kerbau dan jeroan sapi, tapi jika anda bukan pengkonsumsi daging merah maka tauto yg terbuat dari daging ayam seperti yg saya buat kali ni pun tak kalah sedap dan segarnya. Nah untk membuat tauto sebenarnya sangatlah mudah karena bumbunya mirip dgn bumbu soto umumnya. Berhubung karena saya tak memiliki tauco khas Pekalongan yg tersohor maka saya menggunakan tauco Medan biasa yg saya beli di pasar blok A, terus terang tauco ni asinnya tobat. Untuk mengurangi kadar garamnya maka saya mencuci sebentar tauco di air mengalir. Tauco kemudian saya blender bersama semua bumbu-bumbu halus lainnya dan ditumis hingga matang. Warna kuah tauto sebenarnya coklat sedikit kemerahan, tapi karena banyaknya cabai merah yg saya pakai maka kuah tauto saya menjadi merah membara! Jadi, jika kebetulan anda adlh warga Pekalongan dan membaca artikel ini, dan melihat foto tauto yg saya bagikan, dan kemudian protes berat maka saya bisa memakluminya. ^_^
Tauto biasanya disantap bersama lontong / nasi, berhubung saya hanya menemukan ketupat di pasar maka saya menggunakan versi tauto ketupat. Walau menurut saya ketupat dan lontong setali tiga uang alias sama dlm tekstur dan rasa tapi ternyata penggunaannya di dlm mendampingi masakan bisa berbeda-beda. Misalnya saja pd soto Banjar yg pernah saya posting sebelumnya, link resepnya bisa anda klik disini, makanan tersebut menggunakan ketupat sebagai pelengkap tapi kala itu saya menggunakan lontong. Tak heran jika pembaca dari Kalimantan Selatan kemudian mengirimkan komentar opininya, "Soto banjar biasanya pakai ketupat ya Mba Endang." Saya hanya nyengir kuda saat membacanya dan berusaha mengingat-ingat kedepannya jika membuat soto banjar lagi.
Rasa tauto sendiri menurut saya sangat unik, tauco yg menjadi bumbu dasarnya memang memiliki taste yang strong dan mengubah rasa soto umumnya menjadi berbeda. Tapi yg jelas tauto a la Pekalongan ni super lezat dan menjadi salah satu kuliner tanah air yg patut kita banggakan.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Resep Tauto Pekalongan a la Just Try & TasteResep hasil modifikasi sendiri
Untuk 5 porsi
Tertarik dgn resep hidangan berkuah lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Soto Daging Betawi a la Pak Kustandi
Soto Padang
Coto Makassar a la Mitzui
Bahan:
- 1 ekor ayam, saya menggunakan ayam negeri. Potong menjadi 4 bagian
- 1 sendok makan garam
- 1 butir jeruk nipis, peras airnya
Bumbu dihaluskan:
- 3 sendok makan tauco manis *) - 6 siung bawang merah - 5 siung bawang putih - 3 buah cabai rawit merah - 2 buah cabai merah keriting - 1/4 buah pala - 1/2 sdt merica butiran - 4 butir kemiri disangrai
- 2 cm kunyit, dibakar
Bahan & bumbu lainnya:
- 2 - 3 sendok makan minyak untk menumis
- 4 lembar daun salam - 3 lembar daun jeruk purut - 4 cm lengkuas, belah dua memanjang dan pipihkan - 3 cm jahe dimemarkan - 2 batang serai ambil bagian putihnya saja dan memarkan - 3 sendok makan kecap manis
- 1 1/2 sendok makan gula jawa, sisir halus
- 1/2 sendok makan garam
- 1 1/2 liter air kaldu daging / air biasa
Pelengkap:
- 200 gram soun/bihun yg sudah direndam air panas hingga lunak dan matang
- ketupat/lontong secukupnya, potong-potong sesuai selera
- 1 batang daun bawang rajang halus
- 1 batang daun seledri, rajang halus
- bawang merah goreng
- irisan jeruk nipis
- sambal cabai rawit (rebus cabai rawit hingga empuk dan haluskan, kemudian encerkan dgn kuah tauto)
*) Tauco yg dijual di pasaran biasanya memiliki dua jenis yaitu manis dan asin. Tauco Pekalongan asli umumnya memiliki rasa yg manis sedangkan tauco Medan memiliki rasa asin. Keduanya bisa digunakan, hanya saja jika tauco yg digunakan sangat asin rasanya, maka hati-hati saat menambahkan garam di resep / jangan gunakan air rendaman tauco, cukup ambil butiran kedelainya saja.
Cara membuat:
Siapkan ayam yg sudah dipotong, beri garam dan air jeruk nipis. Remas-remas hingga kesat dan diamkan selama 20 menit. Cuci ayam hingga bersih dan sisihkan.
Siapkan wajan, panaskan minyak. Tumis bumbu halus hingga harum dan warnanya tak pucat, aduk sesekali agar bumbu tak gosong. Jika bumbu terlihat kurang matang dan mudah gosong, tambahkan sedikit minyak.
Masukkan daun salam, daun jeruk purut, lengkuas, jahe dan serai, aduk dan tumis hingga rempah layu dan harum. Masukkan kecap manis, garam dan gula jawa, aduk rata.
Tambahkan potongan ayam, aduk rata dan masak hingga ayam mengeluarkan air dan berubah warnanya.Tuangkan air kaldu / air biasa, masak dgn api kecil hingga ayam empuk dan matang. Cicipi rasa kuah, tambahkan gula dan garam untk menyeimbangkan rasa.
Berhubung wajan saya tak bisa menampung kuah yg banyak maka saya menuangkannya ke dlm panci.
Keluarkan potongan ayam dari dlm kuah, suwir-suwir menjadi potongan kecil. Sisihkan.
Siapkan piring saji, tata potongan ketupat, bihun/soun dan suwiran ayam. Siram dgn kuah tauto, taburi permukaannya dgn bawang merah goreng dan daun bawang. Sajikan panas-panas bersama kucuran air jeruk nipis dan sambal rawit jika suka. Yummy!
other source : http://instagram.com, http://merdeka.com, http://justtryandtaste.com
0 Response to "[Chinese Food] Resep Tauto Pekalongan a la Just Try & Taste"
Post a Comment