ro2blog.blogspot.com - Seo Jin pergi ke ruang rahasia dan melihat pesan Robin. Robin meminta Seo Jin tenang.
Aku tahu kau marah. Tapi...aku jg marah. Kau berusaha menyingkirkan orang yg bertanggungjawab atas keberadaanku? Itu picik. Jang Ha Na menangis semalam. Kau tahu aku tak tahan membuat wanita menangis, bukan? Jika kau membuatnya menangis lagi, kau akan mati, Robin mengacungkan tinjunya.
Seo Jin mengomel Robin yg akan mati. Ia sama sekali tak merasa terancam karena Robin bukan orang yg menyukai kekerasan. Tapi ancaman berikutnya benar-benar membuat Seo Jin kalang kabut.
Robin mengancam akan mengungkap identitasnya yg sebenarnya pd Ha Na jika Seo Jin macam-macam dgn Ha Na dan kontrak yg sudah dibuatnya. Seo Jin berteriak frustrasi. Lalu ia membalas pesan video tersebut.
Apa kau sudah gila? Kau sudah gila, kan? Kau tak mungkin melampaui batas kecuali kau benar-benar sudah gila! Aku yg memiliki otoritas mutlak atas semuanya, termasuk rumah ni dan kontraknya! Apa kau sudah lupa aturan terpenting kita? Bahwa kita tak akan mengambil identitas yg lainnya? Tapi kau menggunakan ibu jariku untk mengambil identitasku, Seo Jin mengacungkan jempolnya yg masih berlumuran tinta merah. Kau pikir aku tak bisa melakukannya sendiri? Kau ingin aku mengungkap identitasmu?!
Seo Jin mengamuk dan membanting vas di taman. Sekretaris Kwon berusaha menghentikannya dan mengingatkan Seo Jin bahwa tak biasanya Seo Ji bersikap tak rasional.
Seo Jin berkata Robin sudah mengancamnya akan mengungkap identitasnya dan ia marah karena ia tahu ia tak bisa melakukan apapun untk mencegah itu.
Sekretaris Kwon meminta Seo Jin bertahan dan menuruti keinginan Robin sampai Dokter Kang ditemukan. Begitu Dokter Kang ditemukan maka masalah Robin dan Ha Na akan bisa mereka urus.
Seo Jin merasa hal ni tak adil. Ia sudah berusaha keras selama 5 tahun hingga tahap ni tapi Robin bisa merusaknya hanya dlm satu saat. Sekretartis Kwon berkata mereka hanya harus memastikan Robin tak akan membuat kerusakan lebih jauh dan menyarankan agar mereka kembali pd peraturan lama mereka.
Aku tak peduli! Bagaimana bisa aku membiarkan si brengsek itu mengambil setengah hidupku lagi?
Bagaimana jika Robin membuat masalah lagi? Bagaimana jika ia benar-benar mengungkap identitasnya? tanya Sekretaris Kwon.
Ha Na mencari-cari Seo Jin. Ia pergi ke taman dan penasaran dgn tanaman menjalar di dinding. Tapi sebelum ia bisa menyingkap tanaman tersebut (yang menyembunyikan tombol pintu ruang rahasia), Seo Jin menangkap tangannya.
Ha Na kaget lalu mengulurkan pot pohon keberuntungan pd Seo Jin. Ia tadi mencari Seo Jin untk menyerahkan pot itu. Sebagai hadiah atas diperbaharuinya kontrak sirkus Wonder.
Seo Jin menarik Ha Na ke dlm untk membicarakan kontrak tersebut. Ia berkata Ha Na harus menjadi seperti hantu dlm rumah ini. Hantu yg tak terlihat dan tak terdengar. Tidak menghalangi dan tak mengganggu orang lain. Juga tak melanggar properti orang lain.
Tinggallah seperti hantu sementara kau di sini, dan pergilah seperti hantu. Bekerjasamalah agar hari itu tiiba sesegera mungkin. Dan cara terbaik untk itu adlh menemui dr. Yoon Tae Joo tiap jam 9 pagi. Tidak boleh bertanya dan tak boleh menyanggah.
Seo Jin pergi begitu saja meninggalkan Ha Na. Ha Na menyusulnya dan bertanya apakah Seo Jin benar-benar yg sudah membuat kontrak di tangannya ini.
Apa ada orang lain yg menuliskannya untukmu? tanya Ha Na.
Dan Seo Jin tak suka mengakui keberadaan Robin. Dengan kesal ia berkata ia sendiri yg menulisnya dan ia sendiri yg mengesahkannya. Pffft...
Kalau begitu kau menulis tiap kata yg tertulis dlm kontrak ini?
Tentu saja.
Bahkan ini? Ha Na memperlihatkanh isi kontrak itu. Di dalamnya ada pesan lucu dan gambar-gambar: Selamat bersenang-senang tinggal di sini^^ Pasti menyenangkan. Ppuing ppuing XD
Robin....yang benar saja, batin Seo Jin menahan kekesalannya.
Melihat ekspresi Seo Jin, Ha Na semakin tak yakin Seo Jin yg menulis kontrak tersebut dan kembali menanyakannya. Seo Jin menarik kontrak tersebut dgn kasar. Akibatnya Ha Na kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh dari tangga....jika saja Seo Jin tak segera menangkapnya.
Ha Na hendak melepaskan tangan Seo Jin yg merangkul pinggangnya, tapi Seo Jin malah mengetatkan pegangannya.
Sudah kubilang jangan membuat dirimu berada dlm bahaya. Jangan sampai terluka dan jangan sampai sakit.
Ha Na bengong. Seo Jin melepaskan Ha Na hingga Ha Na bisa berdiri tegak kembali. Ia berkata Ha Na tak perlu salah paham.
Aku tak peduli kau terpeleset, jatuh / terluka asal bukan di hadapanku. Aku tak akan peduli, hanya jangan lakukan itu di hadapanku. Aku mengatakannya bukan karena aku peduli padamu, tapi pd diriku sendiri. Pastikan kau mengingatnya.
Seo Jin membuang kontrak ke lantai lalu pergi. Ha Na masuk ke kamarnya dgn perasaan bingung dan kesal karena perkataan Seo Jin yg terus berubah-ubah.
Jangan terluka. Aku tak peduli kau terluka / mati asal tak terjadi di depanku. Selamat bersenang-senang tinggal di sini. Pergilah dari rumahku sesegera mungkin! Sebenarnya apa maunya? omel Ha Na.
Ia mengeluarkan kacamata yg dikenakan Robin semalam untk menghiburnya. Ia mengenakannya lalu meniru pose Robin dan perasaannya kembali gembira.
Ia membayangkan chibi dirinya dan Robin melompat-lompat di atas ponselnya dgn gembira. Ha Na tersenyum. Tiba-tiba chibi Seo Jin mucul dan menarik screen protector ponsel Ha Na hingga Robin dan Ha Na terlempar dan menghilang. Ha Na cemberut melihat chibi Seo Jin bergaya cool sendirian. Cute ^^
Seo Jin merekam pesan video untk Robin. Tampaknya ia mengalah dan mengusulkan agar mereka kembali pd peraturan lama mereka untk sementara. Seo Jin menguasai siang hari, sementara Robin malam hari.
Suk Won melaporkan keputusan Seo Jin pd Presdir dan berkata kompromi ni hanya sementara hingga Dokter Kang ditemukan. Presdir tak senang dan memerintahkan agar Seo Jin segera menemuinya. Bagaimana bisa Seo Jin membiarkan seorang wanita ke rumah yg ditinggalinya bersama Robin.
Ibu Seo Jin mengingatkan bahwa Ha Na bukan wanita sembaranagn, tapi saksi mata. Satu-satunya orang yg bisa membantu menemukan Dokter Kang. Tapi Presdir tetap tak setuju Ha Na tinggal dekat dgn Seo Jin dan Robin.
Apa kau lupa kekacauan terakhir yg ia buat gara-gara seorang wanita?
Karena masalah kontrak telah selesai, Ha Na memulai kegiatannya di sirkus. Ia mengumumkan akan mengadakan workshop besok ke Jeongseon. Rekan-rekannya bersemangat untk pergi.
Sekretaris Wonder Grup (sekaligus kekasih gelap Seung Yeon) , Choi Seo Hee, melaporkan pd Seung Yeon bahwa Jang Ha Na adlh kekasih baru Seo Jin. Alasannya adlh karena Seo Jin mempertaruhkan diri sendiri untk menyelamatkan Ha Na dan kembali memperkerjakannya meski sudah memecatnya.
Seung Yeon merasa bukti itu tak cukup. Seo Hee berkeras instingnya mengatakan begitu. Seung Yeon tak setuju, menurutnya kekasih Seo Jin adlh gadis dlm foto, alias Woo Jung.
Seo Hee menantang Seung Yeon untk bertaruh. Caranya dgn menyuruh orang membuntuti Ha Na. Seung Yeon setuju dan memanggil anak buahnya.
Pukul 8 malam alarm menyala. Robin terbangun dan melihat pesan Seo Jin di sebuah kertas yg ditempel di meja dekat tempat tidur. Seo Jin menyuruh Robin memeriksa pesan darinya, jg di meja terletak kunci kamar Robin.
Seperti anak kecil yg kegirangan, Robin langsung menuju kamar bawah tanahnya yg jauh berbeda dari kamar Seo Jin. Berarti di tiap rumah Seo Jin ada kamar khusus untk Robin ya^^
Ia sibuk memilih pakaian sambil membayangkan Seo Jin menguliahinya. Seo Jin berpesan bahwa ia sudah mengaktifkan ponsel Robin. Robin harus membawa kedua ponsel tapi tak boleh menggunakan ponsel miliknya. Seo Jin mengingatkan bahwa mereka bisa bertukar tempat sewaktu-waktu saat mereka kurang kesadaran / sangat tertekan hingga tertidur dan pingsan. Di luar itu mereka harus menepati waktu kesepakatan mereka.
Dan kumohon pergunakan waktu untk tidur.
Lihat nanti.
Dan jangan ketahuan oleh Jang Ha Na.
Aku setuju dgn itu.
Termasuk kenyataan bahwa kau tinggal di sini, jg identitasmu.
Belum selesai Seo Jin bicara, Robin sudah ngacir duluan. YAAAA! Raung Seo Jin.
Robin membuka garasi, sangat bersemangat untk pergi. Ia melihat Ha Na keluar dari rumah dan pergi. Sementara itu anak buah Seung Yeon jg sudah menunggu di luar dan diam-diam mengawasi Ha Na. Ia mengira Seo Jin lah yg membuntuti Ha Na saat melihat Robin.
Robin diam-diam mengikuti Ha Na. Tapi apa yg terlihat romantis bagi kita rupanya horror bagi Ha Na.
Ia berhenti berjalan saat menyadari ada orang yg mengikutinya. Ia tak berani menoleh karena takut.
Sementara Robin dlm mood komedi. Ia menutup retleting jaketnya hingga menutupi wajahnya. Ih lucu, jadi kaya kepala hiu XD
Lalu ia pelan-pelan mendekati Ha Na dari belakang. Dan mengagetkannya.
Ha Na berteriak lalu memukuli Robin dgn payung dibawanya. Robin bereriak-teriak.
Ini aku, Robin! Ini Robin!
Robin?
Robin menengadah tapi yg dilihat Ha Na adlh hiu yg menyeramkan. Ia kembali histeris meminta tolong dan memukuli Robin.
Robin membuka retleting dan memperlihatkan wajahnya. Ha Na terpana.
Maaf, apa aku menakutimu?
Ha Na berjongkok dan menangis terisak-isak. Robin ikut berjongkok di depannya dan meminta maaf lagi. Di sela tangisnya Ha Na berkata ia kira penjahat itu yg membuntutinya.
Robin makin merasa bersalah. Saking bingungnya, Robin garuk-garuk kepala hehehe^^ Ha Na melihat kepala Robin sedikit terluka karena pukulan ganasnya tadi.
Mereka kembali ke rumah dan Ha Na mengobati luka Robin di kamarnya. Robin bertanya apakah Ha Na tinggal di sini sekarang. Hanya sampai penjahat itu tertangkap, kata Ha Na. Ia balik bertanya apakah Robin tak tinggal di rumah ini.
Tidak, ni rumah Seo Jin, kata Robin.
Robin membuka buku sketsa Ha Na yg terletak di meja. Ha Na berkata itu beberapa sketsa mengenai idenya untk pertunjukkan baru sirkusnya.
Aku bertanya-tanya apa kekuranganmu dan sepertinya kau tak bisa menggambar, Robin mengambil pensil dan mulai memperbaiki sketsa Ha Na.
Ia bertanya apakah Ha Na memerlukan seniman sketsa dan menawarkan diri karena ia memiliki banyak waktu luang. Ha Na menduga Robin seorang pengangguran yg tidur seharian dan bermain di malam hari. Robin memperlihatkan sketsanya yg sudah jadi.
Mengira Robin tak memiliki pengalaman sebagai pekerja seni, Ha Na berkata ia akan memberi kesempatan untk Robin. Lalu menguliahinya bahwa seorang seniman sketsa tak hanya menggambar tapi jg memiliki intuisi, kemampuan membuat komposisi, dan kemampuan editorial. Apa Robin sanggup?
Bagaimana dgn bayarannya?
Aku tak bisa membayar banyak. Kebanyakan orang dibayar...
Gaji rata-rata sekitar 100 ribu won. Tapi keahlian level A dibayar sekitar 400-500 ribu won. Level B 200-300 ribu won, level C sekitar 150 ribu won? Alur ceritanya sudah ada, jadi hanya perlu menggambar latarnya. Apa kau sudah memiliki skripnya? Karena itu akan memakan biaya tambahan, celoteh Robin.
Ha Na bengong. Apalagi ketika Robin bertanya apakah Ha Na mau bertemu dgn agen penerbitnya dan membuat kontrak resmi.
Barulah Ha Na menyadari Robin adlh Robin si komikus web terkenal saat mereka tiba di kafe Ahjusshi Min. Robin dan Ahjusshi Min melepas rindu dgn berpelukan.
Woo Jung pulang. Ia tertegun melihat Robin tersenyum di hadapannya. Matanya berkaca-kaca.
Lalu tiba-tiba ia memukuli Robin sambil menangis. Kau ke mana saja?! Kenapa kau tak menelepon sama sekali? Kau sama sekali tak apa-apa tapi kau tak pernah menelepon satu kali pun.
Ha Na bengong, apalagi ketika melihat Robin terjatuh dan Woo Jung menguncinya dgn gerakan gulat. Ahjusshi Min meminta puterinya melepaskan Robin.
Woo Jung, maaf, Robin bersuara dgn susah payah.
Katakan padaku bahwa kau salah, rengek Woo Jung.
Maaf, aku salah.
Apa kau akan menghilang lagi?
Aku akan menghilang lagi.
Apa?!! Woo Jung menarik tangan Robin semakin keras.
Tidak, tidak, aku tak akan menghilang. Aku janji!
Akhirnya Woo Jung melepaskan Robin dan meneruskan tangisnya. Ia berkata ia tadinya mengira Robin menghilang karena dirinya.
Karena kau?
Ayahku bilang kau menghilang karena kau merasa terbebani olehku. Dan kau tak tahan melihatku. Waktu itu aku masih kelas 3 SMP. Kau cinta pertamaku. Dan saat kukira kau menghilang karena diriku, kau tak tahu betapa sakitnya hatiku. Sakitnya tuh di sini XD
Robin berusaha menghibur Woo Jung dan memintanya berhenti menangis. Bukannya Robin tadi bilang kalau ia paling tak tahan membuat wanita menangis ya? Lah ni dua kali.... Dipukuli dua kali pula XD Poor Seo Jin >,<
Robin tak menjelaskan pd Ahjusshi bagaimana ia bisa kembali. Ahjusshi bertanya siapa Ha Na. Robin tersenyum.
Woo Jung lebih penasaran lagi. Ia langsung mendekati Ha Na dan bertanya siapa Ha Na, apa hubungannya dgn oppa Robin-nya.
Itu...
Tidak, aku tak mau tahu. Aku tahu tak mungkin ada banyak cerita mengenai itu. Sebaliknya, aku akan menceritakan mengenai diriku dan oppa. Dan itu akan memakan waktu semalaman. Apa kau tak apa-apa? ujarnya ketus.
Ahjusshi Min menjitak puterinya. Mereka duduk dan minum bersama. Woo Jung benar-benar cemburu pd Ha Na. Saat Robin menuangkan minuman untk Ha Na, ia langsung mengambil alih dan menuangkannya untk Ha Na. Tapi Robin tetep tos-nya sama Ha Na.
Saat Ahjusshi Min mem-foto Robin dan Ha Na, Woo Jung menyela di antara mereka. Dan Ha Na bukannya tak menyadari itu semua.
Woo Jung mulai mabuk dan ia berbicara berdua dgn Ha Na. Ia berkata ia sudah mengirim Robin dua kali wajib militer. Bukan wajib militer betulan, tapi ia menganggap menghilangnya Robin sebagai wajib militer. Dan setelah 2 tahun Robin tak kembali, ia mengasumsikan Robin ikut wajib militer kedua kalinya.
Sebanyak itulah waktu yg kuinvestasikan untk oppa. Sudah berapa lama kalian saling mengenal? Dengan melihat sekilas...paling tak lebih dari seminggu? Sepuluh hari? Sebulan?
Lima belas tahun. Skak mat.
Lima belas tahun... lima belas?!! Serius? Seru Woo Jung. Apalah artinya waktu. Itu tak penting.
Sementara itu, Ahjusshi Min dan Robin berbincang-bincang. Sepertinya Ahjusshi Min tahu mengenai identitas Robin sesungguhnya karena ia bertanya mengenai Seo Jin. Robin berkata Seo Jin malah tambah galak dan mengurus dirinya dgn keras selama 5 tahun terakhir.
Ahjusshi Min berkata ia sangat gembira Robin kembali dan mereka bisa bersama lagi. Ia bertanya apakah Robin akan kembali bekerja. Tanpa ragu sedikitpun Robin mengiyakan.
Tapi siapa sebenarnya wanita yg kaubawa?
Penyelamat yg menyelamatkanku.
Dia menyelamatkanmu? Bukan sebaliknya?
Robin mengangguk sambil tersenyum lebar.
Woo Jung sudah tertidur karena mabuk. Ha Na jg mabuk dan mulai berceloteh.
Hei, kau pikir dgn mengatakan maaf kau bisa lolos begitu saja? Kau pikir dgn bersikap cute maka kau akan bebas?, ujarnya pd Woo Jung. Ternyata ia cemburu. Aku jg bisa bersikap lembut. Aku sangat manis saat bersikap lembut. Tidak, Robin berada di atasku jika menyangkut soal bersikap lembut. Dia benar-benar manis. Dia memakai kaca mata lucu dan berpose seperti ini. Dia memiliki lesung pipit yg paling cute! Setuju^^
Pukul 8 pagi alarm berbunyi. Dan alarm berbentuk roket melompat keluar hingga Seo Jin terbangun. Di samping tempat tidur tertempel pesan Robin bahwa roketnya harus dipasang kembali agar alarm berhenti. Terpaksa Seo Jin memungut roket dan menaruhnya di tempatnya.
Seo Jin meringis merasakan pegal di sekujur tubuhnya. Lalu ia mengendus pakaiannya.
Ha Na bangun di tempat tidurnya di rumah Seo Jin. Ia bertanya-tanya bagaimana caranya ia pulang semalam. Ia melihat buku sketsa hitam yg bukan miliknya ada di dekat tempat tidur. Ia membukanya dan di dalamnya berisi sketsa lengkap adegan di jembatan seperti 15 tahun lalu (sesuai tema yg digunakan Ha Na untk pertunjukan barunya).
Kapan dia menggambar semua ini? gumam Ha Na.
Lalu teringatlah pd peristiwa memalukan semalam. Ha Na merangkak menaiki tangga di rumah Seo Jin. Robin hendak membantunya, tapi Ha Na menepisnya.
Don’t touch me! Aku benar-benar benci pria menyentuhku saat aku mabuk. Aku bisa melakukannya sendiri. Aku...bisa.... Ha Na merangkak tapi tak maju-maju.
Akhirnya Robin menggendong Ha Na. Dan Ha Na muntah di tudung jaket Robin. Eeww...
Robin membaringkan Ha Na di tempat tidur dan tersenyum memandanginya. Ha Na meraih Robin dan mengajaknya ikut workshop 2 hari 1 malam. Robin bergumam ia tak bisa melewati seharian.
Apa maksudmu tak bisa? Ha Na cemberut. Aku yg memimpin dan kau dlm timku sekarang.
Baiklah aku akan membawamu ke sana.
Ha Na tersenyum lalu mengelus kepala Robin. Anak manis... Terus jewer...astaga kuping ketuker sama pipi kayanya XD
Belum sempat Ha Na merasa malu. Sekretaris Kwon sudah meneleponnya. Ia mengingatkan sudah waktunya untk janji temu dgn Tae Joo.
Seo Jin sudah menunggu di mobil bersama Suk Won dan Sekretaris Kwon. Ia bertanya mengapa perutnya terasa kembung. Suk Won memberitahu kalau Seo Jin (Robin) minum semalaman bersama Ha Na. Seo Jin menghela nafas kesal.
Ha Na buru-buru masuk ke mobil dan meminta maaf karena terlambat. Melihat Seo Jin bersikap dingin dan tak mau menatapnya, Ha Na ikut membuang muka.
Duh, dia bau alkohol. Berapa banyak yg ia minum? batin Seo Jin mual.
Duh, apa yg harus kulakukan? Robin mungkin ingat semuanya, Ha Na masih merasa malu dgn peristiwa semalam.
Ia memberanikan diri bertanya pd Seo Jin apakah Seo Jin melihatnya pulang semalam. Tapi Seo Jin menyuruhnya tutup mulut.
Anak buah Seung Yeon melaporkan hasil pengamatannya. Seung Yeon heran saat diberitahu Seo Jin mengenakan jaket bertudung. Sejak kecil Seo Jin tka pernah mengenakan pakaian semacam itu. Tapi ada bukti fotonya.
Dia dipukuli oleh dua wanita semalam. Bahkan bergulat di lantai.
Bergulat di lantai? Maksudnya bergulat betulan?
Iya, ia dipukuli wanita pertama karena mengenakan tudung jaketnya. Lalu dipukuli oleh wanita kedua sambil bergulat di lantai. Dia bekerja keras di siang hari, tahu bagaimana bermain sepuasnya, jg membiarkan wanita memukulinya. Ia benar-benar pria sejati.
Sementara Seung Yeon mengira Seo Jin sudah gila saat melihat bukti foto-foto. Ia menyuruh anak buahnya terus membuntuti Seo Jin. Anak buahnya berkata ia sudah mengirim orang lain.
Tae Joo melihat Ha Na nampak berseri-seri. Ia bertanya apakah Ha Na memiliki pacar. Ha Na cepat-cepat berkilah. Merasa Ha Na sudah rileks, Tae Joo memulai sesi mereka.
Ia memperlihatkan foto dari rekaman CCTV yg memperlihatkan seorang pria di atas saat bola lampu terjatuh. Tae Joo berkata orang itu adlh tersangkanya. Ia meminta Ha Na untk fokus menatap layar.
Sementara itu Detektif Na pergi ke rumah sakit yg mana untk menanyai Ahn Sung Goon, si penjahat. Ia ingin menanyainya menyangkut kasus Dokter Kang.
Dalam keadaan terhinoptis, Ha Na membayangkan dirinya berada dlm ruang galeri seni. Di sekeliling dinding tertempel lukisan. Hanya ada dirinya dan Tae Joo di sana.
Tidak ada siapapun di ruangan ni dan sangat sepi. Kau aman di sini. Kau bisa melakukan apapun yg kauinginkan di sini. Kau bisa melihat semuanya, Tae Joo membimbing Ha Na dgn kata-katanya.
Mereka berhenti di depan lukisan. Lukisan The Scream karya Edward Munch. Ha Na menatap lukisan itu. Tae Joo menyuruhnya fokus pd lukisan itu dan pelan-pelan mulai mengingat.
Ha Na mendekati lukisan itu dan tiba-tiba wajah pria berteriak dlm lukisan berubah seperti wajah si penjahat. Ha Na terkesiap.Tapi ia memberanikan diri untk terus mengingat. Wajah itu semakin jelas tapi sepasang tangan keluar dari lukisan dan mencekik Ha Na. Ha Na memegangi lehernya dan kesulitan bernafas. Tae Joo memeluk Ha Na dan menutup mata Ha Na dgn tangannya.
Kau aman. Tarik nafas pelan-pelan.
Ha Na mulai bisa bernafas dan menoleh pd Tae Joo. Tae Joo meminta Ha Na tak khawatir. Ini adlh dunia yg diciptakannya (jadi bukan galeri seni betulan dan Tae Joo di hadapannya sebenarnya hanya suara Tae Joo yg didengarnya) dan ia tak akan membawa Ha Na ke tempat berbahaya.
Tidak akan pernah. Percayalah padaku. Buka hatimu padaku. Semua ingatan buruk itu, aku akan menghapusnya untukmu.
Selesai sesi mereka, Ha Na memberitahu Tae Joo bahwa bukannya ia tak percaya pd Tae Joo tapi ia tak percaya pd dirinya sendiri. Bukankah semua pasien Tae Joo jg seperti itu. Orang-orang terluka hatinya dan menderita karena tak percaya pd diri mereka sendiri.
Tae Joo membenarkan. Ha Na meminta Tae Joo percaya padanya.
Ia menoleh dan melihat Ahn sekilas di ujung lorong. Siapa orang itu, tanyanya pd Tae Joo.
Dia teknisi CT (scan) kami. Kenapa? tanya Tae Joo.
Ha Na berkata tak ada apa-apa tapi ia mulai merasa familiar dgn Ahn. Dan tanpa ia ketahui, Ahn mengawasinya saat Ha Na keluar dari rumah sakit.
Komentar:
Situasi ni ternyata lebih menyusahkan Seo Jin daripada Robin karena Seo Jin yg selalu menanggung akibat perbuatan Robin semalaman. Tidak dipukuli tapi ikut merasakan sakitnya hehe^^ Tidak minum tapi ikut merasa pusing dan kembungnya^^ Tapi malah lucu kalau liat Seo Jin ngomel dan menggerutu XD
Ha Na sepertinya mulai menunjukkan tanda-tanda suka pd Robin nih ;)
Aku agar curiga sama Tae Joo. Mungkin ia hanya seorang dokter yg simpatik. Tapi aku merasa sikap dan kata-katanya agak berlebihan saat ia menyuruh Ha Na membuka hati untuknya. Kedua, rasanya aneh kalau Sung Joon cuma muncul beberapa menit tiap episodenya^^ Jadi aku menduga ada hal lain.
source : http://cnn.com, http://lintas.me
0 Response to "[Hyde jekyll me] Sinopsis Hyde Jekyll Me Episode 5 (Bagian 1)"
Post a Comment