This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Serba-Serbi] PELAJARAN DARI MENYERTAI ORANG-ORANG SHALIH


PELAJARAN DARI MENYERTAI ORANG-ORANG SHALIH
ro2blog.blogspot.com - Kisah Orang Shalih - Pada suatu hari, Syaqiq al-Balkhi -beliau termasuk salah seorang dokter hati- berkata kepada muridnya, Hatim al-Asham, Apa yg telah engkau pelajari dariku sejak menyertaiku (selama 30 tahun)? Hatim al-Asham menjawab, Ada enam hal: Pertama, saya melihat orang-orang masih ragu mengenai rezeki. Tidak ada di antara mereka melainkan kikir terhadap harta yg ada di sisinya dan tamak terhadap hartanya. Lantas saya bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala berdasarkan firman-Nya: Dan tak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. (QS. Hud: 6) Karena saya termasuk makhluk bergerak, maka saya tak peru menyibukkan hatiku dgn sesuatu yg telah dijamin oleh Dzat yg Maha Kuat dan Kokoh. Beliau berkata, Engkau benar. Kedua, saya memandang bahwa tiap orang mempunyai teman yg menjadi tempat baginya untk membuka rahasia dan mencurahkan isi hatinya. Akan tetapi mereka tak akan menyembunyikan rahasia dan tak mampu melawan takdir. Oleh karena itu, yg saya jadikan sebagai teman ialah amal shalih agar dpt menjadi pertolongan bagiku pd saat dihisab, mengokohkanku di hadapan Allah Azza wa Jalla, serta menemaniku melewati shirath. Lalu beliau berkata, Engkau benar. Ketiga, saya memandang bahwa tiap orang mempunyai musuh. Lalu saya merenung. Ternyata orang yg menggunjingku bukanlah musuhku, bukan pula orang yg berbuat zhalim kepadaku, dan bukan pula orang yg berbuat buruk kepadaku. Sebab, dia justru memberi hadiah kepadaku dgn amal-amal kebaikannya dan memikul perbuatan-perbuatan burukku. Akan tetapi, musuhku ialah sesuatu yg pd saat saya melakukan ketaatan kepada Allah, dia membujukku berbuat maksiat kepada-Nya. Hal tersebut adlh iblis, nafsu, dunia, dan keinginan. Oleh karena itu, saya menjadikan hal tersebut sebagai musuh, saya menjaga dirinya, dan saya mempersiapkan diri untk memeranginya. Maka, saya tak akan membiarkan salah satu dari semua itu mendekati saya. Lalu beliau berkata, Engkau benar. Keempat, saya memandang bahwa tiap orang hidup adlh orang yg dicari sedangkan malaikat Maut adlh pihak yg mencari. Oleh karena itu, saya mencurahkan diri saya untk bertemu dengannya. Sehingga, ketika dia telah datang, saya dpt bersegera berangkat dengannya tanpa rintangan. Lalu beliau berkata, Engkau benar. Kelima, saya melihat orang-orang saling mencintai dan saling membenci. Saya melihat orang yg mencintai tak memiliki sedikit pun terhadap orang yg dicintainya, lalu saya merenungkan sebab cinta dan benci. Saya tahu bahwa sebabnya ialah keinginan dan dengki. Saya menyingkirkannya dari diri saya dgn menyingkirkan hal-hal yg menghubungkan antara diri saya dengannya, yaitu syahwat. Oleh karena itu, saya mencintai seluruh kaum muslimin. Saya hanya ridha kepada mereka sebagaimana saya ridha terhadap diri sendiri. Lalu beliau berkata, Engkau benar. Keenam, saya memandang bahwa tiap orang yg bertempat tinggal pasti meninggalkan tempat tinggalnya dan sesunguhnya tempat kembali tiap orang yg bertempat tinggal ialah alam kubur. Oleh karena itu, saya mempersiapkan semua amal perbuatan yg mampu saya lakukan yg dpt membuatku gembira di tempat tinggal yg baru yg di belakangnya tak lain adlh surga / neraka. Kemudian Syaqiq al-Balkhi berkata, Itu sudah cukup. Lakukanlah semua itu sampai mati. Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1

0 Response to "[Serba-Serbi] PELAJARAN DARI MENYERTAI ORANG-ORANG SHALIH"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *