This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Serba-Serbi] NAPAK TILAS PERKAMPUNGAN KAUM TSAMUD

ro2blog.blogspot.com - Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dlm Musnad-nya, dari sahabat Jabir radhiallahu ‘anhu ia berkata, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati Hijr, beliau bersabda, Janganlah kalian meminta datangnya ayat-ayat (mukjizat), sebagaimana kaum Shalih telah memintanya, maka ia (unta) datang dari jalan ni dan pergi dari jalan ini. Lalu mereka melanggar perkara Rabb mereka dan menyembelihnya. Unta itu minum air mereka satu hari dan mereka minum air susunya satu hari, lalu mereka menyembelihnya. Maka, mereka (kaum Tsamud) ditimpa oleh suara keras yg membinasakan semua yg ada di kolong langit dari mereka, kecuali satu orang yg berada di Haram. Mereka bertanya, Siapa dia, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Dia adlh Abu Righal. Ketika dia keluar dari Haram, dia pun tertimpa seperti yg menimpa kaumnya.


Takhrij
Kisah ni diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dlm Musnad-nya, 3/296. Dan Ibnu Katsirrahimahullah, setelah menyebutkan kisah tersebut beliau mengatakan, Hadits ni di atas syarat Imam Muslim, tapi hadits tak tertulis di salah satu dari enam kitab (Kutubus Sittah). (al-Bidayah wan Nihayah, 1/137) Al-Haitsami rahimahullah berkata, Hadits ni diriwayatkan oleh Bazzar dan ath-Thabarani dlm al-Ausath. Lafadznya ada di dlm Surat Hud. Dan Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan hadits yg senada. Rawi-rawi Imam Ahmad rahimahullah adlh rawi-rawi hadits shahih. (Majmu’uz Zawaid, 6/194). Ibrah Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan kepada kita kisah Nabi Shalih ‘alaihissalam dgn kaumnya, yaitu kaum Tsamud. Kisah ni berisi peristiwa dan kejadian yg jelas lagi terperinci. Kisah ni tak disinggung di dlm Taurat. Ahli Kitab pun tak mengetahui berita tentang Tsamud (kaum Nabi Shalih ‘alaihissalam) dan ‘Ad (kaum Nabi Hud ‘alaihissalam). Padahal al-Qur’an menyampaikan kepada kita bahwa Musa menyebut dua umat ni kepada kaumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ÙˆَÙ‚َالَ Ù…ُوسَÙ‰ Ø¥ِÙ† تَÙƒْفُرُوا Ø£َنتُÙ…ْ ÙˆَÙ…َÙ† فِÙŠ اْلأَرْضِ جَÙ…ِيعًا فَØ¥ِÙ†َّ اللهَ Ù„َغَÙ†ِÙŠٌّ Ø­َÙ…ِيدٌ {8} Ø£َÙ„َÙ…ْ ÙŠَØ£ْتِÙƒُÙ…ْ Ù†َبَؤُا الَّذِينَ Ù…ِÙ† Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ Ù‚َÙˆْÙ…ِ Ù†ُوحٍ Ùˆَعَادٍ ÙˆَØ«َÙ…ُودَ Ùˆَالَّذِينَ Ù…ِÙ† بَعْدِÙ‡ِÙ… لاَÙŠَعْÙ„َÙ…ُÙ‡ُÙ…ْ Ø¥ِلاَّ اللهُ Dan Musa berkata, ‘Jika kamu dan orang-orang yg ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. Belum sampaikah kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka, tak ada yg mengetahui mereka selain Allah.’ (Qs. Ibrahim: 8-9). Seorang mukmin dari keluarga Fira’un berkata, Ø¥ِÙ†ِّÙ‰ Ø£َØ®َافُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ Ù…ِّØ«ْÙ„َ ÙŠَÙˆْÙ…ِ الأَØ­ْزَابِ. Ù…ِØ«ْÙ„َ دَØ£ْبِ Ù‚َÙˆْÙ…ِ Ù†ُÙˆْØ­ٍ Ùˆَعَادٍ ÙˆَØ«َÙ…ُودَ ÙˆَالَّذِÙŠْÙ†َ Ù…ِÙ†ْ بَعْدِÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَÙ…َا اللهُ ÙŠُرِÙŠْدُ ظُÙ„ْÙ…ًا Ù„ِّÙ„ْعِبَادِ (Hai kaumku), sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yg bersekutu. (Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud dan orang-orang yg datang sesudah mereka. Dan Allah tak menghendaki berbuat kezhaliman terhadap hamba-hamba-Nya. (Qs. Ghafir: 30-31). Buku-buku sunnah telah memberitakan kepada kita, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammelewati kampung Tsamud yg bernama Hijr pd perjalanannya menuju perang Tabuk. Beliau singgah bersama para sahabat di perkampungan mereka. Para sahabat mengambil air dari sumur-sumur di mana Tsamud mengambil air darinya. Dengan air itu mereka membuat adonan roti, sementara bejana telah disiapkan di atas api. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar bejananya ditumpahkan dan adonannya diberikan kepada unta. Kemudian beliau meneruskan perjalanan sampai di sumur di mana unta Shalih ‘alaihissalam minum darinya. Dan beliau melarang para sahabat untk masuk ke daerah sautu kaum yg diadzab, kecuali dlm keadaan menangis. Beliau pun menjelaskan alasannya, لاَتَدْØ®ُÙ„ُوا Ù…َسَاكِÙ†َ الَّذِÙŠْÙ†َ ظَÙ„َÙ…ُوا Ø£َÙ†ْفُسَÙ‡ُÙ…ْ Ø¥ِلاَّ اَÙ†ْ تَÙƒُÙˆْÙ†ُوا بَاكِÙŠْÙ†َ Ø£َÙ†ْ ÙŠُصِÙŠْبَÙƒُÙ…ْ Ù…ِØ«ْÙ„ُ Ù…َا Ø£َصَابَÙ‡ُÙ…ْ Jangan kalian masuk perkampungan orang-orang yg telah menzhalimi diri mereka sendiri, kecuali kalian sambil menangis, karena khawatir akan tertimpa seperti apa yg menimpa mereka. (HR. al-Bukhari, 11/174). Dan hadits-hadits senada yg diriwayatkan oleh al-Bukhari dan muslim sangat banyak, silakan merujuk pd kedua kitab beliau. Apabila manusia berada di suatu tempat yg telah terjadi peristiwa besar, baik pd masa itu / sebelumnya, maka perhatian mereka tertuju kepada peristiwa tersebut. Apabila ia seorang dai kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia bisa memanfaatkannya untk mengingatkan manusia dgn apa yg telah menimpa orang-orang terdahulu, memperingatkan mereka agar tak melakukan apa yg telah mereka lakukan dan tak berjalan di atas jalan mereka. Inilah yg dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menyampaikan kepada mereka tentang apa yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala sampaikan kepadanya. Beliau menunjukkan jalan di mana unta Shalih ‘alaihissalam datang menuju sumur, dan jalan di mana untu itu meninggalkan sumur. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jg memberitahu mereka bahwa unta Shalih ’alaihissalam berbagi air dgn kaum Shalih ‘alaihissalam pd hari di mana ia mendatangi sumur dan minum darinya. Pada hari berikutnya ia tak minum apa pun. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, Ù„َّÙ‡َا Ø´ِرْبٌ ÙˆَÙ„َÙƒُÙ…ْ Ø´ِرْبُ ÙŠَÙˆْÙ…ٍ Ù…َّعْÙ„ُومٍ Ia mempunyai giliran untk mendapatkan air dan kamu mempunyai giliran pula untk mendapatkan air pd hari tertentu. (Qs. asy-Syu’ara: 155). Dalam ayat yg lain, ÙˆَÙ†َبِّئْÙ‡ُÙ…ْ Ø£َÙ†َّ الْÙ…َآءَ Ù‚ِسْÙ…َØ©ٌ بَÙŠْÙ†َÙ‡ُÙ…ْ ÙƒُÙ„ُّ Ø´ِرْبٍ Ù…ُّØ­ْتَضَرٌ Dan beritakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka dgn unta betina itu, tiap-tiap giliran minum dihadiri oleh yg punya hal giliran. (Qs. al-Qamar: 28). Di antara keistimewaan unta Nabi Shalih ‘alaihissalam sebagaimana disampaikan oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam adlh bahwa kaum Shalih memerah susunya dlm jumlah sekehendak mereka. Maka air yg diminum oleh unta pd hari gilirannya tergantikan oleh susunya yg melimpah, dan mereka mendapatkannya tanpa lelah dan capek. Walaupun Tsamud telah mengambil keuntungan besar dari unta Shalih ‘alaihissalam, tetapi mereka tetap merasa sempit dan membenci keberadaannya di antara mereka. Maka, mereka menyembelihnya. Al-Qur’an telah menyatakan, bahwa pembunuh unta ni adlh orang yg paling celaka di kalangan kaum Tsamud, Allah Subhanahu wa Ta’ala, Ø¥ِذِ انبَعَØ«َ Ø£َØ´ْÙ‚َاهَا {12} فَÙ‚َالَ Ù„َÙ‡ُÙ…ْ رَسُولُ اللَّÙ‡ِ Ù†َاقَØ©َ اللَّÙ‡ِ ÙˆَسُÙ‚ْياَÙ‡َا {13} فَÙƒَذَّبُوهُ فَعَÙ‚َرُوهَا Ketika bangkit orang yg paling celaka di antara mereka, lalu Rasul Allah (Shalih ‘alaihissalam) berkata kepada mereka, ‘(Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya.’ Lalu mereka mendustakannya dan menyembelihnya…. (Qs. asy-Syams: 12-14). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada kita tentang pembunuh unta itu di dlm salah satu hadits, bahwa dia adlh laki-laki berkulit merah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib dan Ammar radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, Ø£َلاَ Ø£ُØ­َدِّØ«ُÙƒُÙ…َا بِØ£َØ´ْÙ‚َÙ‰ النَّاسِ رَجُÙ„َÙŠْÙ†ِ Ù‚ُÙ„ْÙ†َا بَÙ„َÙ‰ ÙŠَا رَسُولُ اللهِ Ù‚َالَ Ø£ُØ­َÙŠْÙ…ِرُ Ø«َÙ…ُودَ الَّذِÙŠ عَÙ‚َرَ النَّاقَØ©َ ÙˆَالَّذِÙŠ ÙŠَضْرِبُÙƒَ ÙŠَا عَÙ„ِÙŠُّ عَÙ„َÙ‰ Ù‡َذِÙ‡ِ ÙŠَعْÙ†ِÙŠ Ù‚َرْبَÙ‡ُ Ø­َتَّÙ‰ تُبَÙ„َّ Ù…ِÙ†ْÙ‡ُ Ù‡َذِÙ‡ِ ÙŠَعْÙ†ِÙŠ Ù„ِØ­ْÙŠَتَÙ‡ُ Maukah kalian berdua aku beritau siapa manusia paling celaka dari dua orang laki-laki? Kami menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Seorang laki-laki berkulit merah di kalangan Tsamud pembunuh unta dan orang yg memukulmu, ya Ali, di sini (ubun-ubunnya) hingga basah oleh darah yakni jenggotnya. (HR. Ahmad, 4/263). Dan dlm hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa dia adlh pembesar kaumnya. Di dlm ash-Shahihain, (Ø¥ِذْ انْبَعَØ«َ Ø£َØ´ْÙ‚َاهَا) انْبَعَØ«َ Ù„َÙ‡َا رَجُÙ„ٌ عَزِÙŠْزٌ عَارِÙ…ٌ Ù…َÙ†ِÙŠْعٌ فِÙŠ رَÙ‡ْØ·ِÙ‡ِ Ù…ِØ«ْÙ„ُ Ø£َبِÙŠ زَÙ…ْعَØ©َ Ketika bangkit orang yg paling celaka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bangkitlah seorang laki-laki yg kotor, busuk, perusak, mulia di antara kaumnya seperti Abu Zam’ah.’ (HR. al-Bukhari, 6/378, no. 3377 dan Muslim, 4/2191 no. 2855). Manakala mereka menyembelihnya, Nabi mereka (Shalih ‘alaihissalam), menjanjikan akan turun adzab setelah tiga hari. Dia berkata kepada mereka, فَعَÙ‚َرُوهَا فَÙ‚َالَ تَÙ…َتَّعُوا فِÙŠ دَارِÙƒُÙ…ْ Ø«َلاَØ«َØ©َ Ø£َÙŠَّامٍ ذَÙ„ِÙƒَ Ùˆَعْدٌ غَÙŠْرُ Ù…َÙƒْذُوبٍ Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adlh janji yg tak dpt didustakan. (Qs. Hud: 65). Pada hari ketiga datanglah adzab berupa suara yg menggelegar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, فَØ¥ِÙ†ْ Ø£َعْرَضُوا فَÙ‚ُÙ„ْ Ø£َنذَرْتُÙƒُÙ…ْ صَاعِÙ‚َØ©ً Ù…ِّØ«ْÙ„َ صَاعِÙ‚َØ©ِ عَادٍ ÙˆَØ«َÙ…ُودَ Jika mereka berpaling, maka katakanlah, ‘Aku telah memperingatkan kamu dgn petir, seperti petir yg menimpa kaum ‘Ad dan kaum Tsamud.’ (Qs. al-Fushshilat: 13). Dalam ayat yg lain, فَØ£َØ®َذَتْÙ‡ُÙ…ْ صَاعِÙ‚َØ©ُ الْعَذَابِ الْÙ‡ُونِ بِÙ…َا Ùƒَانُوا ÙŠَÙƒْسِبُونَ Maka mereka disambar petir, adzab yg menghinakan lantaran apa yg telah mereka kerjakan. (Qs. Fushshilat: 17). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitahukan kepada kita, bahwa suara menggelar itu telah membinasakan semua yg ada di bumi dari kabilah itu, tanpa ada beda antara yg tinggal di daerahnya / sedang bepergian ke daerah lain yg jauh. Tidak ada yg selamat, kecuali seorang laki-laki dari kalangan mereka yg pd waktu itu sedang berada di Haram. Haram melindunginya dari adzab. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan namanya, orang itu dipanggil dgn nama Abu Righal. Akan tetapi, dia pun tertimpa apa yg menimpa kaumnya begitu dia keluar dari Haram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan para sahabat agar tak meminta datangnya ayat-ayat (mukjizat) seperti kaumnya Nabi Shalih ‘alaihissalam, karena ditakutkan mereka akan mendustakannya, lalu mereka binasa seperti kaum Shalih ’alaihissalam. Mutiara Kisah Demikian besar tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tapi adakah di antara kita yg dpt mengambil pelajaran darinya. Dari kisah di atas beberapa pelajaran yg berharga yg dpt kita petik, di antaranya: 1. Peringatan terhadap sikap memohon ayat-ayat (mukjizat). Seperti yg dilakukan oleh orang-orang terdahulu yg telah memohon kepada rasul-rasul mereka. Permohonan mereka dikabulkan, tetapi mereka mendustakanya. Hingga akhirnya mereka dibinasakan karenanya. 2. Berhati-hatilah terhadap adzab, murka dan siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala lantaran telah mendustakan rasul-rasul dan kitab-kitab-Nya. Dan tidaklah ada suatu kewajiban yg dilanggar / sebuah keharaman yg diterjang melainkan akan mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan betapa banyak kewajiban yg telah kita lalaikan dan keharaman yg kita kerjakan. Nas ‘alullah al afiyah. 3. Unta betina pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Shalih adlh ayat yg besar. Bentuk tubuhnya besar. Penampilannya mengundang decak kagum. Ia memiliki ciri-ciri istimewa yg tak dimiliki oleh unta selainnya. 4. Anjuran berhenti sesaat di tempat-tempat yg pernah terjadi peristiwa-peristiwa besar, agar bisa mengambil pelajaran dan nasihat, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berhenti di sebuah sumur perkampungan Tsamud. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan di dlm kitab-Nya, agar berjalan di muka bumi dan merenungkan akhir perjalanan orang-orang terdahulu dgn mengambil pelajaran dan peringatan dari mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, Ù‚َدْ Ø®َÙ„َتْ Ù…ِÙ† Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ سُÙ†َÙ†ُُ فَسِيرُوا فِÙŠ اْلأَرْضِ فَانظُرُوا ÙƒَÙŠْفَ Ùƒَانَ عَاقِبَØ©ُ الْÙ…ُÙƒَذِّبِينَ Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah, karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yg mendustakan (rasul-rasul). (Qs. Ali Imran: 137). Dan jg firman-Nya, Ù‚ُÙ„ْ سِيرُوا فِÙŠ اْلأَرْضِ Ø«ُÙ…َّ انْظُرُوا ÙƒَÙŠْفَ Ùƒَانَ عَاقِبَØ©ُ الْÙ…ُÙƒَذِّبِينَ Katakanlah, ‘Berjalan di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yg mendustakan itu.’ (Qs. al-An’am: 11). 5. Detailnya ilmu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau menunjukkan jalan yg dilalui oleh unta itu untk mendatangi sumur dan jalan yg dilalui ketika meninggalkannya. Hal ni bukan sesuatu yg aneh, karena beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam diberitahu oleh Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. 6. Daerah Haram melindungi orang yg berlindung dengannya, melindungi Abu Righal dari adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan manakala dia keluar darinya, dia pun tertimpa adzab seperti kaumnya. 7. Lindungan Haram kepada Abu Righal menunjukkan, bahwa hal ni telah ada sebelum Nabi Ibrahim‘alaihissalam. Nabiyullah Shalih ‘alaihissalam dan kaumnya yaitu Tsamud, adlh kaum sebelum Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Sedang Nabi Shalih ‘alaihissalam berasal dari bangsa Arab keturunan Nuh‘alaihissalam. Maka, Haram-nya kota Makkah sebelum Nabi Ibrahim ‘alaihissalam didukung oleh ucapan beliau ‘alaihissalam, رَبَّÙ†َØ¢ Ø¥ِÙ†ِّÙŠ Ø£َسْÙƒَنتُ Ù…ِÙ† ذُرِّÙŠَّتِÙŠ بِÙˆَادٍ غَÙŠْرِ ذِÙŠ زَرْعٍ عِندَ بَÙŠْتِÙƒَ الْÙ…ُØ­َرَّÙ…ِ Ya Rabb kami, sesungguhnya akut elah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yg tak mempunyai tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yg dihormati. (Qs. Ibrahim: 37). Wallahu a’lam.
Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi 7, Tahun kesembilan, 1431 H/2010 M
Artikel www.KisahMuslim.com dgn pengubahan tata bahasa seperlunya
.

source : http://flickr.com, http://tribunnews.com

0 Response to "[Serba-Serbi] NAPAK TILAS PERKAMPUNGAN KAUM TSAMUD"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *