
Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Dari dulu hingga sekarang, perdebatan serta perbincangan seputar Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah dan jalan dakwahnya, terus berkecamuk antara mereka yg pro dan yg kontra.
Dan yg mengherankan dari dakwaan mereka yg kontra -yang melontarkan tuduhan-tuduhan kepada Syaikh- adalah: omongan mereka yg kosong dari dalil berupa bukti dari perkataan Syaikh / tulisan beliau di dlm kitab-kitabnya, yg ada hanyalah tuduhan-tuduhan yg dilontarkan oleh orang-orang yg terdahulu, lalu ‘difotokopi’ oleh para pewaris mereka.
Kami kira tiap orang yg obyektif sepakat bahwa jalan yg paling tepat untk mengenal hakikat pemikiran seseorang adlh dgn cara kembali langsung kepada orang tersebut / kepada referensi-referensi yg otentik.
Alhamdulillah tulisan-tulisan serta ucapan-ucapan Syaikh (Muhammad bin Abdul Wahhab -ed) sampai saat ni masih ada dan mudah untk didapatkan. Dengan menelaah tulisan-tulisan tersebut, benar tidaknya isu-isu yg sementara ni tersebar di masyarakat akan terlihat. Adapun tuduhan-tuduhan yg tanpa bukti, maka ni bagaikan fatamorgana yg tak ada hakikatnya.
Di tulisan ini, kami akan memaparkan ucapan-ucapan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yg kami nukil dgn penuh amanah dari referensi-referensi otentik yg menghimpun perkataan-perkataan beliau. Peran kami dlm buku ni hanyalah sebagai penyusun.
Buku ni memuat jawaban-jawaban Syaikh sendiri, atas tuduhan-tuduhan utama yg dilontarkan ‘para lawan’ dakwah beliau. Kami amat yakin insya Allah dgn taufik dari Allah, tulisan ni akan cukup untk menjelaskan al-Haq bagi mereka yg memang menginginkannya.
Adapun mereka yg memusuhi dan menentang perjuangannya, yg tak henti-hentinya menebarkan tuduhan-tuduhan dusta, maka kami katakan kepada mereka: ‘Sadarlah, karena sesungguhnya kebenaran telah jelas, agama Allah ta’ala akan menang dan cahaya matahari yg bersinar terang tak bisa dihalangi dgn kedua telapak tangan.’
Perkataan-perkataan beliau dlm buku ni meluluhlantakkan tuduhan-tuduhan mereka. Jika mereka memiliki bukti dari perkataan beliau yg menguatkan tuduhan tersebut maka keluarkanlah dan jangan disembunyikan. Jika mereka tak bisa mendatangkannya, maka kami menasihatkan, “Telusurilah jalan Allah ta’ala dgn hati yg bersih dari hawa nafsu dan kefanatikan terhadap suatu golongan. Mohonlah kepada-Nya agar Dia menunjukkan kebenaran lalu ikutilah kebenaran itu. perhatikanlah perkataan-perkataan beliau, kemudian renungkanlah; apakah beliau datang membawa ajaran baru yg tak ada dlm al-Qur’an dan as-Sunnah?
Kemudian renungkan kembali: Adakah jalan keselamatan selain dgn mengucapkan kebenaran serta membenarkannya?
Jika telah datang kebenaran kepadamu maka terimalah dan ikutilah kebenaran tersebut; karena yg demikian lebih baik dari pd bersikeras dlm kebatilan. Hanya kepada Allah-lah semuanya akan kembali…
Hakikat Dakwah Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab
Alangkah baiknya kami paparkan terlebih dahulu penjelasan singkat tentang hakikat dakwah yg beliau serukan. Karena hingga saat ni ‘para musuh’ dakwah beliau masih terus membangun dinding tebal di hadapan orang-orang awam, sehingga mereka terhalang untk melihat hakikat dakwah sebenarnya yg diusung oleh beliau.
Syaikh berkata,
“Segala puji dan karunia dari Allah, serta kekuatan hanyalah bersumber dari-Nya. Sesungguhnya Allah ta’ala telah memberikan hidayah kepadaku untk menempuh jalan lurus, yaitu agama yg benar; agama Nabi Ibrahim yg lurus, dan Nabi Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yg musyrik. Alhamdulillah aku bukanlah orang yg mengajak kepada ajaran sufi, ajaran imam tertentu yg aku agungkan / ajaran orang filsafat.
Akan tetapi aku mengajak kepada Allah Yang tiada sekutu bagi-Nya, dan mengajak kepada sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yg telah diwasiatkan kepada seluruh umatnya. Aku berharap untk tak menolak kebenaran jika datang kepadaku. Bahkan aku jadikan Allah, para malaikat-Nya serta seluruh makhluk-Nya sebagai saksi bahwa jika datang kepada kami kebenaran darimu maka aku akan menerimanya dgn lapang dada. Lalu akan kubuang jauh-jauh semua yg menyelisihinya walaupun itu perkataan Imamku, kecuali perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau tak pernah menyampaikan selain kebenaran.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/37-38).
“Alhamdulillah, aku termasuk orang yg senantiasa berusaha mengikuti dalil, bukan orang yg mengada-adakan hal yg baru dlm agama.” (Kitab Muallafat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab: V/36).
“Dan yg aku dakwahkan sebenarnya adalah: Kita tak boleh menyembah kecuali hanya Allah semata, tak ada sekutu bagi-Nya. Sebagaimana firman-Nya,
ÙَÙØ§ تَدْعُÙ Ù
َعَ اÙÙَّÙِ Ø£َØَداً
“Maka kamu janganlah menyembah seorang pun di samping menyembah Allah.” (QS. Al-Jin: 18) Allah ta’ala jg memerintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ÙُÙْ Ø¥ِÙِّÙ ÙØ§ Ø£َÙ
ْÙِÙُ ÙَÙُÙ
ْ ضَرّاً ÙَÙØ§ رَØ´َداً
“Katakanlah (wahai Muhammad): Sesungguhnya aku tak kuasa mendatangkan suatu kemudharatan pun kepadamu dan tak ( pula)kuasa memberikan suatu kemanfaatan.” (QS. Al-Jin: 21)
Inilah firman Allah ta’ala yg telah disampaikan dan diwasiatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita… Inilah yg akan menjadi hakim antara kalian dan diriku. Jika kalian mendengar tentang dakwahku selain yg kukatakan tadi, maka ketahuilah bahwa hal itu adlh dusta.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/90-91).
Poin Pertama: Keyakinan Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab Tentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Di antara tuduhan besar yg dilontarkan ‘musuh-musuh’ dakwah Syaikh kepada beliau dlm masalah ni adalah:
1.Beliau dituduh tak meyakini bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adlh penutup Para Nabi dan Rasul.
Demikianlah tuduhan yg tersebar, padahal semua kitab karangan beliau telah membuktikan dustanya tuduhan ini. Di antara perkataan beliau yg membantah tuduhan tersebut:
“Aku beriman bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adlh penutup Para Nabi dan Rasul. Keimanan seseorang tak dianggap sah hingga dia beriman dgn kenabian dan kerasulannya.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/32).
“Orang yg paling bahagia, paling besar kenikmatannya dan paling tinggi derajatnya adlh orang yg paling setia mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengamalkan ajaran beliau.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: II/21).
2.Beliau dituduh tak memenuhi hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta tak memosisikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana mestinya.
Untuk menjelaskan hakikat tuduhan ini, kami akan kutip perkataan Syaikh yg menjelaskan keyakinan beliau tentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau berkata, “Ketika Allah ta’ala berkehendak untk menampakkan Tauhid dan menyempurnakan agama-Nya di atas muka bumi, serta meninggikan kalimat Allah dan merendahkan kalimat orang-orang kafir; maka Allah ta’ala mengutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para rasul dan kekasih Rabb alam semesta. Beliau senantiasa dikenal tiap masa, bahkan disebutkan pula dlm kitab Taurat Nabi Musa ‘alaihis salam dan kitab Injil Nabi Isa ‘alaihis salam. Hingga Allah ta’ala memunculkan mutiara tersebut di antara kabilah Bani Kinanah dan Bani Zahrah. Allah mengutus beliau di masa-masa terputusnya (pengiriman) rasul-rasul, lalu menunjukinya jalan yg lurus.
Sebelum beliau diutus menjadi Rasul, telah tampak pd dirinya tanda-tanda kenabian yg tak bisa ditiru oleh siapapun yg hidup di zamannya. Allah ta’ala menumbuhkan beliau dgn sebaik-baiknya hingga menjadi orang yg paling mulia akhlaknya, paling tinggi budi pekertinya, paling tangguh kesabarannya, paling baik dgn para tetangganya, serta paling jujur tutur katanya, sehingga kaumnya menjulukinya sebagai al-amin (yang dipercaya); karena di dlm pribadinya terdapat perilaku yg baik dan sifat-sifat yg terpuji.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: II/90-91).
“Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adlh pemimpin para pemberi syafaat, dan pemberi syafaat agung (di padang mahsyar), Nabi Adam ‘alaihis salam dan keturunannya kelak berada di bawah benderanya.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/86).
“Rasul pertama adlh Nabi Nuh ‘alaihis salam, dan rasul yg terakhir dan yg paling utama adlh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/143).
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan risalah kepada umatnya dgn sempurna dan menjelaskannya dgn sebaik-baiknya. Beliau adlh penasihat terbaik bagi para hamba Allah, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Beliau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, berjihad dgn sebenar-benarnya di jalan Allah ta’ala, serta beribadah kepada Allah ta’ala hingga ajalnya tiba.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: II/21).
Syaikh menjelaskan bahwa sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Salah seorang dari kalian tak dianggap beriman hingga aku lebih dia cintai daripada orang tua dan anak-anaknya serta seluruh manusia”, menunjukkan akan wajibnya mengedepankan kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atas kecintaan kepada diri sendiri, keluarga dan harta bendanya. (Kitab at-Tauhid: hal. 108).
3.Beliau dituduh mengingkari syafa’at Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syaikh menjawab tuduhan ni dgn berkata, “Mereka menuduh kami mengingkari syafaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Subhanallah! ni adlh kedustaan yg besar. Bahkan kami menjadikan Allah ta’ala sebagai saksi, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adlh orang yg diberi izin Allah ta’ala untk memberikan syafaat dan pemilik syafaat agung (di padang mahsyar). Kami memohon kepada Allah Yang Maha Pemurah agar mengizinkan beliau untk memberikan syafaatnya kepada kita, dan semoga Allah ta’ala mengumpulkan kita bersamanya kelak.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/63-64).
“Yang mengingkari adanya syafaat adlh ahlul bid’ah dan orang yg sesat. Akan tetapi syafa’at tersebut tak akan bisa diraih kecuali setelah kita mendapatkan izin serta ridha dari Allah ta’ala. Sebagaimana firman-Nya,
ÙَÙØ§ ÙَØ´ْÙَعُÙÙَ Ø¥ِÙَّا ÙِÙ
َÙِ ارْتَضَÙ
“Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yg diridhai Allah.” (QS. Al-Anbiya’: 28)
Allah ta’ala jg berfirman.
Ù
َÙْ ذَا اÙَّذِÙ ÙَØ´ْÙَعُ عِÙْدَÙُ Ø¥ِÙَّا بِØ¥ِذْÙِÙِ
“Tiada yg dpt memberi syafaat di sisi Allah tanpa seizin dari-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 255) (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/31).
Kemudian beliau menjelaskan sebab timbulnya tuduhan dusta tersebut, “Tatkala kusebutkan kepada mereka apa yg difirmankan Allah ta’ala, apa yg disabdakan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta apa yg dijelaskan para ulama dari berbagai mazhab, tentang perintah untk memurnikan ibadah untk Allah ta’ala semata serta larangan untk menyerupai kaum Yahudi dan Nasrani yg menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib sebagai tuhan selain Allah ta’ala, mereka pun berkata, “Kamu telah melecehkan para nabi, orang-orang shalih dan para wali.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: II/50).
Poin Kedua: Tentang Ahlul Bait (Keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Di antara tuduhan-tuduhan yg dilontarkan kepada Syaikh: mereka mengatakan bahwa beliau membenci ahlul bait serta tak memenuhi hak-hak mereka sebagaimana mestinya.
Jawabannya: tuduhan tersebut tak sesuai dgn fakta; karena kenyataannya beliau mengakui kedudukan mereka dan mencintai serta menghormati mereka, bahkan beliau mengingkari orang yg benci terhadap mereka, beliau berkata, “Allah ta’ala telah mewajibkan kepada umat ni untk memenuhi hak-hak keluarga Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tak diperbolehkan bagi seorang muslim untk mengabaikan hak-hak mereka, dgn prasangka bahwa hal itu adlh bagian dari tauhid. Keyakinan seperti itu termasuk dlm sikap ghuluw (berlebih-lebihan). Yang kami ingkari adlh model pemuliaan ahlul bait dgn cara meyakini bahwa dlm diri mereka terdapat sifat-sifat ketuhanan, jg aku mengingkari orang-orang yg menghormati oknum-oknum yg mendakwakan hal tersebut.” (Kitab Muallafat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab: V/284).
Siapapun yg membaca biografi beliau, niscaya dia akan mengetahui kebenaran apa yg diucapkannya. Cukuplah sebagai bukti akan kebenaran ucapan beliau; tatkala beliau menamai enam dari tujuh orang putra-putranya dgn nama-nama ahlul bait. Mereka adalah: Ali, Abdullah, Husain, Hasan, Ibrahim dan Fatimah. Ini merupakan salah satu bukti yg jelas tentang besarnya kecintaan beliau terhadap ahlul bait.
Poin Ketiga: Tentang Karamah Para Wali
Sebagian orang menyebarkan isu bahwa beliau mengingkari adanya karamah para wali.
Perkataan beliau di berbagai pembahasan dlm kitab-kitabnya membuktikan dustanya tuduhan ini. Di antara ucapan beliau, “Aku meyakini keberadaan karamah para wali.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/32).
Sungguh mengherankan, bagaimana mungkin beliau dituduh demikian, padahal beliau adlh orang yg menyifati golongan yg mengingkari karamah para wali dgn sebutan ahlul bid’ah dan golongan sesat?! Beliau berkata, “Dan tiada yg mengingkari karamah para wali melainkan ahlul bid’ah dan golongan yg sesat.” (Kitab Muallafat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab: I/169).
Poin Keempat: Tentang Pengkafiran
Di antara tuduhan terbesar yg tersebar adalah: bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab beserta pengikutnya mengkafirkan kaum muslimin, dan meyakini bahwa nikah dgn mereka hukumnya tak sah, kecuali jika menikah dgn orang yg sepaham dengannya / orang yg hijrah kepadanya.
Beliau telah membantah tuduhan ni di berbagai bukunya, antara lain ucapannya, “Tuduhan bahwa aku telah mengkafirkan kaum muslimin adlh dusta besar yg diada-adakan orang yg memusuhiku; untk menghalang-halangi orang dari agama ini. Maka aku katakan, “Maha suci Engkau (wahai Rabbku), ni adlh kedustaan yg besar.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah, I/100). “Bermacam-macam tuduhan telah dilontarkan kepada kami, fitnah pun makin menjadi-jadi, mereka mengerahkan pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki dari kalangan iblis untk menyerang kami. Dan di antara kebohongan yg mereka sebarkan, adlh tuduhan bahwa aku mengkafirkan seluruh kaum muslimin kecuali pengikutku, dan nikah dgn mereka hukumnya tak sah. Untuk menukil tuduhan tersebut saja orang yg berakal merasa malu, apalagi untk mempercayainya. Bagaimana mungkin orang yg berakal memiliki keyakinan seperti itu? Apakah mungkin seorang muslim meyakini keyakinan demikian?. Aku berlepas diri dari tuduhan itu. Tuduhan itu tidaklah dilontarkan melainkan dari orang yg tak waras dan linglung. Semoga Allah ta’ala memerangi orang-orang yg bermaksud jelek.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah, I/80). “Yang aku kafirkan adlh orang yg telah mengerti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia menghinanya, menghalangi manusia darinya, serta memusuhi penganutnya. Inilah yg aku kafirkan, dan alhamdulillah kebanyakan umat ni tidaklah demikian keadaannya.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah, I/73).
Poin Kelima: Tentang Pemikiran Khawarij
Sebagaian orang menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab berpemikiran Khawarij, yaitu mengkafirkan orang yg berbuat maksiat.
Beliau menjawab, “Aku tak akan mengatakan tentang seorang pun dari kaum muslimin bahwa dia pasti masuk surga / neraka, kecuali orang yg telah dipersaksikan demikian oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku berharap semoga orang yg baik masuk surga, dan aku mengkhawatirkan orang yg berbuat jelek akan masuk neraka. Aku tak mengkafirkan seorang pun dari kaum muslimin, serta mengeluarkannya dari agama ini, hanya karena dia terjerumus ke suatu perbuatan dosa.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah, I/32).
Poin Keenam: Tentang Menyifati Allah Ta’ala Dengan Sifat Tubuh, Seperti Tubuhnya Makhluk
Di antara isu-isu yg tersebar di publik, bahwasanya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab mensifati Allah ta’ala dgn sifat tubuh, yakni menyamakan sifat-sifat Allah dgn sifat-sifat makhluk-Nya.
Beliau telah menjelaskan keyakinannya dlm masalah ini, dan kenyataannya beliau amat jauh dari keyakinan batil di atas. Beliau berkata, “Termasuk bagian dari keimanan kepada Allah ta’ala adalah: mengimani sifat-sifat-Nya yg telah disebutkan dlm Kitab dan Sunnah, tanpa mengotori keimanan tersebut dgn tahrif (merubah lafaz maupun makna) dan ta’thil (pengingkaran secara total maupun parsial). Aku meyakini bahwa tak ada sesuatu pun yg serupa dgn Allah subhanahu wa ta’ala, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Aku tak mengingkari sifat-sifat Allah yg disebutkan di dlm al-Qur’an maupun Sunnah. Aku jg tak menyelewengkan makna sifat-sifat tersebut, / berupaya untk mereka-reka keadaan serta bentuk yg hakiki dari sifat-sifat itu. Aku tak menyerupakan sifat-sifat Allah ta’ala dgn sifat-sifat makhluk-Nya; karena tak ada yg serupa dengan-Nya, tak ada sekutu bagi-Nya dan Dia tak dianalogikan dgn para makhluk-Nya.
Sesungguhnya Allah ta’ala Maha Mengetahui Dzat-Nya serta makhluk-Nya jg Maha benar firman-Nya. Allah telah berlepas diri dari keyakinan-keyakinan golongan takyif (yang berupaya untk mereka-reka keadaan serta bentuk yg hakiki dari sifat-sifat Allah), maupun golongan tamtsil (yang menyerupakan sifat-sifat Allah dgn sifat-sifat makhluk-Nya). Juga Allah telah berlepas diri dari keyakinan-keyakinan golongan tahrif (yang merubah lafazh maupun makna sifat-sifat-Nya) maupun golongan ta’thil (yang mengingkari sifat-sifat-Nya secara total maupun parsial). Allah ta’ala berfirman,
سُبْØَاÙَ رَبِّÙَ رَبِّ اÙْعِزَّØ©ِ عَÙ َّا ÙَصِÙُÙÙَ. ÙَسَÙØ§Ù ٌ عَÙَ٠اÙْÙ ُرْسَÙِÙÙَ. ÙَاÙْØَÙ ْدُ ÙِÙَّÙِ رَبِّ اÙْعَاÙَÙ ِÙÙَ (Ø§ÙØµØ§Ùات:180-182)
“Maha suci Rabb-mu yg mempunyai keperkasaan dari apa yg mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam”. (QS.Ash-Shafat: 180-182).” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah, I/29).
“Sebagaimana telah maklum bahwa ta’thil (pengingkaran sifat-sifat Allah secara total maupun parsial) adlh lawan dari tajsim (menyifati Allah ta’ala dgn sifat jasmani seperti jasmani makhluk). Dua keyakinan ni saling bermusuhan. Dan keyakinan yg benar adlh sikap yg tengah di antara keduanya (yaitu: meyakini sifat-sifat Allah tanpa menyerupakannya dgn sifat-sifat makhluk-Nya).” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah, III/11).
Poin Ketujuh: Tentang Menyelisihi Pendapat Para Ulama
Sebagian orang mengatakan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dlm dakwahnya telah menyelisihi para ulama, tak menghiraukan perkataan mereka, tak pula merujuk kepada kitab-kitab mereka. Bahkan beliau dituduh telah menciptakan ajaran baru dan membawa pemahaman madzhab yg kelima.
Sebaik-baik bantahan atas tuduhan ni adlh pengakuan beliau sendiri, “Aku adlh orang yg bertaqlid kepada Kitab dan Sunnah, serta para salafus salih. Aku jg bergantung dgn perkataan para imam madzhab yg empat; Imam Abu Hanifah al-Nu’man bin Tsabit, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal. Semoga Allah merahmati mereka semua.” (Kitab Muallafat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab: V/97).
“Seandainya kalian mendapatkan fatwaku menyelisihi ijma’ para ulama, maka tunjukkan padaku.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/53)
“Jika kalian mengira bahwa para ulama telah menyelisihi apa yg aku ajarkan, sesungguhnya di hadapan kalian ada kitab-kitab mereka, (bacalah dgn seksama dan bandingkan dgn apa yg kuajarkan).” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: II/58).
“Aku selalu membandingkan perkataan orang yg bermadzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i maupun Hambali dgn perkataan ulama yg mu’tamad (terpercaya) dlm madzhab tersebut.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/82).
“Walhasil yg aku ingkari adlh pengkultusan terhadap selain Allah ta’ala. Maka jika ajaranku bersumber dari pendapatku sendiri, / dari buku yg tak tepercaya, / semata-mata dari hasil taqlidku kepada para ulama mazhabku (mazhab Hambali); maka buanglah jauh-jauh ajaranku. Tapi jika ajaranku bersumber dari Kitab dan Sunnah serta Ijma’ para ulama dari berbagai mazhab; maka tak layak bagi orang yg beriman terhadap Allah ta’ala dan hari akhir, untk menolaknya; hanya gara-gara kebanyakan orang di zamannya, / di negerinya menyelisihi ajaran tersebut.” (Kitab ad-Durar as-Saniyah: I/76).
Penutup
Di penghujung tulisan ini, kami akan mempersembahkan nasihat yg disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab:
Nasehat pertama adlh untk orang-orang yg memusuhi dakwah ni dan para pengikutnya, yg senantiasa berusaha untk menghalanginya, serta melontarkan berbagai macam tuduhan batil kepadanya.
Beliau berkata, “Aku ingatkan orang-orang yg menyelisihiku: Seluruh manusia berkewajiban untk mengikuti apa yg telah diwasiatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya. Bukankah kitab-kitab agama ada pd kalian? Bacalah! Janganlah kalian mengambil sedikitpun dari perkataanku! Tapi jika kalian mendapatkan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dlm kitab-kitab tersebut, maka amalkanlah! Meskipun kebanyakan manusia tak mengamalkannya…
Jangan kalian menaatiku! Tapi taatilah perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yg telah disebutkan di dlm kitab-kitab kalian…
Ketahuilah bahwa tak ada yg bisa menyelamatkan kalian melainkan hanya berpegang teguh kepada tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hidup di dunia ni hanyalah sementara. Tidak pantas bagi orang yg berakal untk melupakan surga dan neraka.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/89-90).
“Aku mengajak orang-orang yg menyelisihiku untk berpegang dgn empat perkara: Kitabullah, Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ijma’ para ulama. Jika kalian tetap keras kepala, maka aku mengajak kalian untk mubahalah (masing-masing pihak di antara orang-orang yg berbeda pendapat berdoa kepada Allah ta’ala dgn sungguh-sungguh, agar Allah ta’ala menjatuhkan laknat kepada pihak yg salah).” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/55).
Nasehat kedua adlh bagi orang yg sedang merasa bingung, tak mengerti mana yg benar dan mana yg salah dlm perkara ini.
Syaikh berkata, “Mohonlah (petunjuk) dgn sungguh-sungguh kepada Allah ta’ala, dgn merendahkan diri kepada-Nya, terutama pd waktu-waktu yg mustajab; di antaranya pd waktu sepertiga malam yg terakhir, di akhir shalat, dan antara azan dgn iqamat.
Bacalah doa yg diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, terutama yg tertera dlm hadits shahih. Seperti doa yg senantiasa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam baca,
اÙÙÙÙ
رب جبرائÙÙ ÙÙ
ÙÙØ§Ø¦ÙÙ ÙØ¥Ø³Ø±Ø§ÙÙÙ, ÙØ§Ø·Ø± Ø§ÙØ³Ù
Ø§ÙØ§Øª ÙØ§Ùأرض, عاÙÙ
Ø§ÙØºÙب ÙØ§ÙØ´ÙØ§Ø¯Ø©, Ø£ÙØª تØÙÙ
بÙ٠عباد٠ÙÙÙ
ا ÙØ§ÙÙØ§ ÙÙÙ ÙØ®ØªÙÙÙÙ, Ø§ÙØ¯ÙÙ ÙÙ
ا اختÙÙ ÙÙÙ Ù
Ù Ø§ÙØÙ Ø¨Ø¥Ø°ÙÙ, Ø¥ÙÙ ØªÙØ¯Ù Ù
٠تشاء Ø¥Ù٠صراط Ù
ستÙÙÙ
.
“Wahai Rabb Jibril, Mikail dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yg ghaib dan yg nampak. Engkaulah yg memutuskan perselisihan di antara hamba-hamba-Mu. Dengan izin-Mu, tunjukkanlah kepadaku kebenaran yg mereka perselisihkan. Sesungguhnya Engkaulah yg menunjuki orang yg Engkau kehendaki kepada jalan yg lurus.”
Hendaknya engkau sering memanjatkan doa tersebut, kehadirat Dzat yg mengabulkan doa orang yg sedang tertimpa kesusahan. Dialah Yang menunjukkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam kepada kebenaran, meskipun menyelisihi seluruh manusia pd zamannya. Ucapkan pula, “Wahai Dzat yg mengajari Nabi Ibrahim, ajarilah aku.”
Dan jika kamu merasa berat (ketika akan mengamalkan kebenaran) gara-gara menyelisihi masyarakatmu, maka renungkanlah firman Allah ta’ala,
Ø«ُÙ
َّ جَعَÙْÙَاÙَ عَÙَÙ Ø´َرِÙØ¹َØ©ٍ Ù
ِÙَ اÙْØ£َÙ
ْرِ ÙَاتَّبِعْÙَا ÙَÙØ§ تَتَّبِعْ Ø£َÙْÙَاءَ اÙَّذِÙÙَ ÙØ§ ÙَعْÙَÙ
ُÙÙَ. Ø¥ِÙَّÙُÙ
ْ ÙَÙْ ÙُغْÙُÙØ§ عَÙْÙَ Ù
ِÙَ اÙÙَّÙِ Ø´َÙْئاً ÙَØ¥ِÙَّ Ø§ÙØ¸َّاÙِÙ
ِÙÙَ بَعْضُÙُÙ
ْ Ø£َÙْÙِÙَاءُ بَعْضٍ ÙَاÙÙَّÙُ ÙَÙِÙُّ اÙْÙ
ُتَّÙِÙÙَ (Ø§ÙØ¬Ø§Ø«ÙÙØ©: 18-19).
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yg tak mengetahui. Sesungguhnya mereka sama sekali tak akan dpt melindungimu dari (siksaan) Allah. Dan sesungguhnya orang-orang dzalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi yg lain, dan Allah adlh pelindung orang-orang yg bertakwa.” (QS. Al-Jatsiyah: 18-19). Juga firman Allah ta’ala,
ÙَØ¥ِÙْ تُØ·ِعْ Ø£َÙْØ«َرَ Ù
َÙْ Ùِ٠اÙْØ£َرْضِ ÙُضِÙُّÙÙَ عَÙْ سَبِÙÙِ اÙÙَّÙِ (Ø§ÙØ£ÙعاÙ
:116)
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. Al-An’am: 116)
Renungkanlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Islam pertama kali datang dianggap asing, dan (di akhir zaman) akan kembali dianggap asing.”
Juga sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah ta’ala tak mencabut ilmu dari muka bumi ni dgn begitu saja, akan tetapi mencabutnya dgn meninggalnya para ulama. Jika tiada lagi ulama di muka bumi, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemuka agama; sehingga mereka sendiri sesat dan menyesatkan.”
Begitu pula sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ikutilah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasidin sesudahku (Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khathab, Utsman bin ‘Affan dan Ali bin Abi Thalib).”
Dan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dan jauhilah hal-hal baru dlm agama (bid’ah), karena semua bid’ah dlm agama adlh sesat.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/42-43). “Dan jika telah jelas bagimu bahwa inilah kebenaran, yg tak ada keraguan lagi di dalamnya, maka wajib bagimu untk menyampaikan kebenaran itu kepada umat manusia dan mengajarkannya kepada kaum muslimin dan muslimat.
Semoga Allah ta’ala merahmati orang yg menunaikan kewajibannya, bertaubat kepada-Nya, dan mengakui kesalahannya. Ketahuilah bahwa orang yg bertaubat dari suatu kesalahan, bagaikan orang yg tak memiliki dosa.
Semoga Allah ta’ala menunjukkan kepada kami, kalian dan seluruh saudara-saudara kita jalan yg dicintai dan diridhai-Nya. Wassalam.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: II/43).
Shalawat, salam serta barakah Allah semoga tetap tercurahkan kepada hamba dan Rasul-Nya, Nabi kita dan kekasih kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya.
Diambil dari Kitab Tashhihul Mafahimil Khoti’ati Karya: Syaikh DR. Shalih bin Abdul Aziz As-Sindy ( Dosen Aqidah Universitas Islam Madinah )
Diterjemahkan oleh: Nur Kholis Kurdian, Lc. (Dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafii, Jember, Jawa Timur) Dikoreksi ulang oleh: Abdullah Zaen, Lc. & Muhammad Yasir, Lc.
Sumber: muslim.or.id dan muslim.or.id
source : http://cnn.com, http://www.lampuislam.org, http://solopos.com
0 Response to "[Islam Menjawab] Pembelaan Kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Melalui Bukunya"
Post a Comment