This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Waspadai Masuknya Sperma ketika hamil

Waspadai Masuknya Sperma ketika hamil
Salah satu pertanyaan yg paling sering diajukan ibu hamil adalah, bolehkah berhubungan seks ketika hamil? Menurut dr Tri Yuniarti, SpOG, spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Yadika, hubungan seks sebenarnya aman dilakukan saat hamil, asalkan tahu batas-batas keamanan yg boleh dilakukan.


"Sebenarnya yg berbahaya bukan hubungan seksnya, namun sperma yg masuk ke dlm rahim saat hamil," katanya, saat talkshow "Rahasia Hamil Sehat agar Janin Sehat dan Cerdas" yg diadakan oleh Tabloid Nakita di RS Yadika, Kebayoran Lama, Jakarta.


Sperma mengandung suatu zat tertentu yg bisa menyebabkan reaksi sensitif pd mulut rahim, dan hal ni akan sangat berbahaya untk janin. Maka ketika berhubungan seks saat hamil, sebaiknya sperma dikeluarkan di luar vagina / dgn menggunakan kondom.


Meski mengandung protein, sperma sebenarnya tak memiliki manfaat bagi perkembangan janin. Sperma justru akan berbahaya bagi janin. Zat dlm sperma ni akan memicu reaksi kontraksi dini, sehingga bisa menyebabkan kelahiran prematur, / ancaman keguguran jika usia kehamilan masih muda. "Ketika melakukan hubungan seks dlm usia kehamilan yg masih muda, sebaiknya berhati-hati karena gerakan / guncangan yg terlalu kuat bisa berbahaya bagi janin. Selain itu, si ibu jg jangan sampai terlalu lelah," tukasnya.


Hubungan seks aman dilakukan selama kehamilan trimester pertama sampai usia kandungan tujuh bulan. Pengurangan frekuensi seks harus dilakukan ketika usia kandungan sudah mencapai tujuh sampai sembilan bulan. "Pada usia kehamilan ini, perut sudah lebih membesar sehingga lebih sulit untk berhubungan seks, dan akan lebih menekan perut sehingga berbahaya bagi janin. Selain itu, sperma yg ada di dlm jg akan memicu kelahiran prematur," jelasnya.

Meskipun seks ni pd dasarnya aman dilakukan saat hamil, ada beberapa kondisi kehamilan yg tak memungkinkan si ibu untk melakukan hubungan seksual sama sekali, ataupun sedikit mengurangi frekuensinya:


1. Ancaman keguguran
Ada ibu hamil dgn kondisi kehamilan yg lemah, / kehamilan yg berbahaya. Ketika kehamilan ni memiliki resiko yg tinggi terhadap ancaman keguguran, sebaiknya hindari hubungan seks sama sekali. "Konsultasikan tentang kekuatan si janin pd dokter. Karena kehamilan yg lemah bisa saja berubah setelah usia kehamilan beberapa minggu, dan janin menjadi kuat," tambahnya.

Pada beberapa kehamilan yg beresiko, hubungan seks -sekalipun tanpa memasukkan sperma ke dlm vagina / sudah menggunakan kondom- akan tetap menimbulkan resiko, seperti flek / rasa mulas. "Flek ni bisa berbahaya untk kehamilan. Karena adanya flek menandakan bahwa ada masalah dgn janin Anda. Sedangkan rasa mulas bisa menandakan adanya kontraksi rahim dini sehingga bisa menyebabkan terjadinya keguguran / lahir prematur," bebernya.


2. Plasenta previa
Placenta previa merupakan salah satu kelainan kehamilan, dimana ari-ari menutupi jalan lahir bayi. Plasenta ni menghalangi serviks, menyebabkan terjadinya pelebaran serviks prematur, dan beresiko mengalami persalinan prematur. Placenta previa sendiri dibagi menjadi beberapa kondisi, yaitu placenta previa lateralis (bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta), placenta previa marginalis (kondisi pinggir plasenta berada tepat pd pinggir pembukaan jalan lahir), dan placenta previa letak rendah (plasenta berada 3-4 cm di atas bagian pinggir pembukaan jalan lahir).



sumber kompas

source : http://sraksruk.blogspot.com, http://docstoc.com, http://flickr.com

0 Response to "Waspadai Masuknya Sperma ketika hamil"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *